Ditepi pantai itu, ombak beradu dengan butiran pasir berwarna putih. Gelombangnya membawa puluhan butir pasir ke tepi dan kembali ke lautan tak tentu arah. Malam semakin larut dan udara dingin semakin terasa hingga tubuh gadis itu mulai menggigil. Memeluk erat kedua lututnya sembari memandang kosong kearah lautan yang terlihat semakin gelap.Sesekali menggosok gosokkan kedua telapak tangannya berharap mendapat kehangatan. Waktu menunjukkan tepat pukul 19.50 kst.
"Jungkook~ssi, aku kembali karena aku merindukanmu. Sepertinya aku dalam masalah sekarang, baru beberapa jam yang lalu aku meninggalkan rumah kita dan sekarang aku sudah merindukanmu" lirih Hana sembari menertawakan dirinya sendiri. Sangat payah menurutnya.
"Bisakah aku melihatmu malam ini?" gumamnya yang terdengar cukup putus asa.
Cukup lama ia menunggu, bahkan sudah lewat pukul 8 malam. Puluhan kali ombak laut yang dilihatnya tidak merubah apapun. Bangunan putih itu tetap terlihat gelap seperti saat ia datang kembali kesana. Tidak ada tanda-tanda kedatangan pria yang sangat ingin ia rindukan.
Perlahan gadis itu berdiri menahan dinginnya angin laut yang telah menguasai tubuhnya. Mengeratkan jaket tebalnya sembari menatap nanar kearah bangunan putih itu. Ada kekecewaan yang terlihat jelas pada kedua netranya. Tubuhnya bergetar, buliran air mata kembali memaksa keluar tanpa keinginannya.
"Jungkook~ssi, aku kembali karena ingin mengatakan jawaban dari pertanyaanmu waktu itu. Keunde, meski hari ini aku kembali, tidak ada yang berjalan sesuai keinginan ku. Mianhae" lirihnya.
__
Suara dentuman musik keras hingga memekakan telinga bagi pendengarnya. Namun itu sama sekali tidak menggangu seorang pria yang tengah duduk disalah satu bangku kosong yang ada di deretan meja bartender. Aroma alkohol menyeruak pekat dari tubuh pria itu. Badannya terlihat sempoyongan meski ia masih duduk dikursinya. Satu tangannya sibuk menuang sebotol alkohol pada gelas kosongnya dan meminumnya dalam sekali tegukan.
"Yakk,, geumanhae" cegah seorang pria berkulit pucat itu.
"Hyung,, " panggil Jungkook dengan nada suaranya yang terdengar sangat pelan namun masih bisa didengar oleh Yonggi.
"Neo waegeurae Jeon Jungkook?" tanya Yoongi khawatir dengan keadaan pria yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
"Hyung~a, Gadis itu sudah pergi sekarang" jelas Jungkook sembari berusaha menahan kepalanya yang terasa semakin berat.
"Lee Hana?"
Jungkook mengangguk pelan.
"Yakk, bukankah itu yang kau inginkan?"
"Aniyo" lirih pria itu.
"Geuraeseo?"
Tatapan sayunya perlahan menatap kedua netra Yonggi. Tepat saat kedua mata itu saling bertemu, terlihat sangat jelas ada kekacauan didalam diri Jeon Jungkook. Sangat menyedihkan, dan mungkin itu adalah pertama kalinya ia melihat adiknya sekacau itu.
"Na,, bogoshiposeoyeo. Aku sangat merindukannya hyung" ucap Jungkook yang kemudian menjatuhkan kepalanya perlahan pada meja bartender itu.
"Aku belum melihatnya sama sekali hari ini, bagaimana dia bisa pergi tanpa menungguku. Aku sangat merindukannya hingga membuat hatiku terasa ingin meledak" Jelas Jungkook menahan rasa sakit yang ia rasakan saat itu. Terisak, namun air matanya menolak untuk keluar. Itu yang membuat hatinya semakin sakit.
Yonggi menepuk pelan pundak Jungkook sembari menenangkannya. Tidak ada kalimat yang ia fikir bisa membuat Jungkook lebih baik selain ia bertemu dengan gadis itu secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife of 100 days (JJK) END!
FanfictionJeon Jungkook, pria sialan itu telah menjebakku,, 26 Juli 2020, no 2 #army 26 Juli 2020, no 5 #ceritaremaja 28 Juli 2020, no 1 #army 15 Desember 2020, no1 #kookie 9 Juni 2021, no 10 # fanfiction