D-Day

15.3K 857 62
                                    

Pukul 08.00 kst

Matahari pagi mulai menyelinap masuk melalui celah jendela rumah putih dengan dua orang yang tinggal di dalamnya. Pria tampan dengan setelan hitamnya terlihat berjalan menghampiri seorang wanita yang merupakan istrinya. Perut wanita itu terlihat buncit karena ia sedang mengandung putri pertama mereka yang saat itu tengah berusia 9 bulan. Yang artinya tidak akan lama lagi putri pertama mereka akan segera lahir.

Sudut senyum bibir tipis Jungkook merekah ketika melihat istrinya yang masih terlihat sangat cantik saat mengandung itu tengah berdiri dihadapannya dengan senyum yang selalu berhasil membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Mungkinkah karena istrinya sedang mengandung bayi perempuan hingga membuatnya terlihat tetap cantik. Lagipula bukan itu yang terpenting, dia selalu berharap istri dan calon putrinya selalu baik-baik saja.

Kedua tangan Hana terlihat cekatan memasang dasi yang melingkar pada kerah kemeja suaminya. Pria itu menatap kedua manik istrinya dengan lembut.

"Hana~ya, sepertinya aku akan pulang malam hari ini" ucap Jungkook menatap sayu istrinya.

Sebenarnya dengan keadaan Hana yang seperti sekarang, ia tidak tega meninggalkan istrinya sendirian di rumah. Apalagi hari kelahirannya tinggal menghitung jari, rasa khawatir setiap ia akan berangkat kerja selalu menghantuinya.

"Gwenchana, aku akan baik-baik saja dirumah. Lagi pula ibu bilang ia akan datang hari ini" Jawa Hana berusaha membuat suaminya untuk tidak khawatir padanya.

Sebuah senyuman terukir manis pada bibir cherrynya. Senyuman yang cukup membuat Jungkook merasa lega.

"Kau yakin akan baik-baik saja dirumah" ulang Jungkook meyakinkan.

Hana mengangguk semangat dengan senyuman lebar yang senantiasa mengiringi.

"Jangan khawatir, Jungseon tidak akan membuat ibunya kerepotan" ucap Hana seakan mengarah pada bayi yang ada dalam kandungannya.

"Geure? (Pria itu membungkuk sembari mengusap lembut perut buncit istrinya) Jungseon~a, kau harus menolong ayah kali ini. Jangan merepotkan ibu hari ini ya, arratchi" celotehnya berharap si jabang bayi yang ada di dalam perut Hana bisa mendengarnya. Pria itu tertawa kecil sebelum mengecup kening istri kesayangannya itu.

"Jika terjadi apa-apa kau harus segera menghubungiku"

"Arraseo"

"Aku pergi" pamit Jungkook sembari mengusap lembut pipi ranum Hana.

"Appa josimhae" ucap Hana setengah berteriak dengan suara yang menirukan suara anak kecil. Senyum manisnya terlihat merekah perlahan.

Jungkook yang mendengarnya tertawa kecil karena menurutnya itu adalah salah satu sisi menggemaskan yang dimiliki oleh istrinya. Pria itu melambaikan tangannya gemas yang disambut balasan dari Hana.

__

Suasana rumah yang tadi pagi terasa ramai tiba-tiba berubah menjadi sunyi. Hanya suara dentingan jarum jam yang mengisi penuh setiap ruangan. Tidak terlihat satupun penghuni yang ada di dalamnya. Terlihat sepi dan kosong

__

Yuri yang merupakan sahabat Hana terlihat duduk dengan gusar yang ditemani oleh suaminya disana. Kedua tangannya mengepal bersamaan dengan bibirnya yang terus mengucap barisan doa untuk sahabatnya yang saat itu tengah ada di dalam ruang bersalin.

Tap.. Tapp... Suara langkah kaki berlari mendekati ruangan itu. Jeon Jungkook mendekati tempat duduk Yuri yang ada di luar ruangan tempat Hana sedang melakukan persalinan. Sangat jelas terlihat pada raut wajah Jungkook yang terlihat sangat khawatir. Nafasnya terdengar tidak stabil karena aktivitas yang ia lakukan barusan.

"Bagaimana? Apa Hana baik-baik saja?" tanya Jungkook khawatir.

"Jangan khawatir, Hana dan bayi kalian pasti akan baik-baik saja" jawab Yuri meyakinkan.

Pria itu berjalan mondar mandir sejak kedatangannya tadi. Ada perasaan bersalah karena ia tidak bisa menjaga istrinya dengan baik, jika saja ia tidak pergi pasti Hana akan baik-baik saja sampai waktu persalinannya tiba. Sesekali pria itu mengigit jarinya karena khawatir.

Seorang dokter perempuan perlahan membuka pintu berwarna putih itu. Sebuah senyuman terlihat jelas pada wajahnya yang pucat. Dokter perempuan itu membawa Jungkook dan kedua sahabat Hana itu masuk ke dalam. Betapa leganya saat kedua netra Jungkook melihat istrinya yang terlihat baik-baik saja dengan seorang bayi kecil ada pada gendongannya. Gadis itu tersenyum saat melihat suaminya berjalan mendekatinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jungkook lirih sembari mengusap pipi ranum Hana.

Hana mengangguk mengiyakan.

"Jungseon~i juga baik-baik saja appa" ucap Hana yang berhasil membuat Jungkook tersenyum.

Perlahan Jungkook mengambil alih putri kecilnya itu dan menggendongnya dengan kedua tangannya sendiri. Senyuman seorang ayah terlihat jelas pada wajah Jungkook. Mengusap lembut pipi kecilnya.

Kedua orang tua Jungkook juga telah tiba disana saat setelah proses persalinan Hana selesai.

Melihat suami dan keluarganya tersenyum seperti itu membuat Hana sangat bahagia. Akhir seperti inilah yang ia inginkan, melihat semua orang bahagia. Dan dengan kehadiran putri kecil mereka yang seakan membuat keluarga kecilnya menjadi lebih sempurna.

Lupakan Jeon Jungkook yang dulu saat menjadi suami yang buruk untuk Hana, karena sekarang pria itu akan menjadi suami sekaligus seorang ayah yang sangat baik untuk Hana dan Jungseon putri kecil mereka.




BONUS CHAPTER BUAT KALIAN,, YUHUUU....

THANK YOU BANGET BUAT KALIAN SEMUA, DAN SAMPAI JUMPA DI CERITA SELANJUTNYA. DENGAN CAST YANG BARU DAN CERITA YANG BARU PASTINYA.

BORAHAEEE.... 💜💜💜

Wife of 100 days (JJK) END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang