Hari Bahagia Untuk Yuri

12K 918 40
                                    

Puluhan Mawar putih tersusun rapi disepanjang altar pernikahan. Dengan nuansa serba putih yang akan menjadi saksi sebuah janji suci oleh kedua mempelai hari ini. Beberapa tamu undangan terlihat duduk sembari menunggu acara dimulai.

Disebuah ruang tunggu calon pengantin, terlihat seorang gadis yang terlihat sangat cantik berbalut gaun putih panjang dengan lengan yang sedikit direndahkan. Dengan rambut panjangnya yang tertata rapi ke belakang hingga memperlihatkan leher jenjangnya. Sebuah buket bunga melengkapi penampilannya dengan sempurna. Gadis itu terlihat duduk dengan gusar, sesekali ia memegang dadanya yang berdegup tidak karuan.

Menghembuskan nafasnya perlahan,berusaha menenangkan kerja jantungnya. Terlihat seorang gadis cantik yang merupakan sahabatnya berjalan mendekatinya, hingga membuat si calon pengantin itu tersenyum cukup lega. Dengan mini dress berwarna putih dan polesan make up yang terlihat tipis namun membuat kesan elegan padanya.

"Akhirnya kalian akan segera menikah" ucap gadis cantik itu sembari tersenyum. Gadis itu kemudian duduk disebelah sang calon pengantin.

"Chukkae Yuri~ya" lanjutnya yang kemudian meraih kedua tangan sahabatnya itu. Dirasakannya telapak tangan Yuri yang cukup basah karena rasa gugupnya.

"Hana~ya, apa kau segugup ini saat menikah dengan Jungkook dulu?" tanya Yuri yang terlihat cukup panik.

"Wae? Kau gugup?" tanya Hana.

Gadis itu mengangguk lemah.
"Aku benar-benar sangat gugup sekarang. Aku takut akan menghancurkan pesta pernikahan ku sendiri" jelas Yuri yang disambut tawa oleh Hana.

"Yakk,, gwenchana. Wajar jika kau gugup dihari pernikahanmu" jawab Hana

"Tapi, rasa gugupmu akan hilang saat kau melihat calon suamimu berdiri di altar menunggumu dan saat dia tersenyum kearahmu" jelas Hana berharap bisa mengurangi rasa panik sahabat baiknya itu.

"Benarkah?"

Hana tersenyum sembari menatap lembut kedua manik Yuri.

"Keunde, kau datang sendiri?" tanya Yuri karena ia tidak melihat siapapun yang datang bersama sahabatnya itu.

Hana mengangguk lemah. Seperti yang ia ketahui, Jeon Jungkook akan datang sedikit terlambat. Karena ada beberapa hal yang membuatnya tidak bisa datang bersama Hana.

__

Hana terlihat duduk disalah satu bangku tamu yang khusus disediakan untuknya. Gadis itu terlihat memandangi jam tanganya berkali-kali. Mengecek ponselnya sesekali berharap ada panggilan dari pria itu. Acara akan dimulai beberapa menit lagi namun tidak ada sosok pria yang ia tunggu muncul dihadapannya.

Dengan tidak sabar ia menekan salah satu nomor yang ada dibarisan pertama pada kontaknya. Sedetik kemudian sebuah panggilan berhasil ia lakukan. Namun tidak ada jawaban dari si pemilik nomor, panggilan itu tersambung namun tidak ada tanda seseorang mengangkatnya.

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar, kecewa? Jelas itu membuatnya kecewa. Tapi apa boleh buat, pria itu datang atau tidak bukan lagi menjadi urusannya. Meski dalam hati ia berharap jika pria itu datang dan duduk disampingnya. Melihat bersama momen kebahagiaan dari kedua sahabatnya.

Sepuluh menit kemudian, sebuah pintu besar berwarna putih terbuka. Senyum Hana perlahan mengembang saat melihat sahabatnya mulai berjalan menuju altar dengan ditemani ayah calon suaminya. Seorang pria dengan jas berwarna hitam terlihat berdiri dengan senyumnya menanti sang calon istri datang menghampirinya. Sesekali Kim Namjoon merapikan jasnya yang tidak berantakan dan meraih tangan calon istrinya untuk ia bawa kehadapan pendeta. Sorak sorai tepuk tangan dan alunan lagu mengiringi acara sakral itu.

Wife of 100 days (JJK) END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang