14

13.2K 1K 66
                                    

Tepat pukul 9 malam. Mobil putih itu berhenti di depan sebuah rumah ber cat putih. Jungkook terlihat mengantar Byeol menuju depan rumahnya.

Gadis itu membalikan badanya menghadap Jungkook yang tengah berdiri di depannya saat itu.

"Masuklah" ucap Jungkook perhatian.

"Gomawo" kata gadis itu sembari tersenyum.

"Untuk apa?"

"Untuk berkencan dengan ku seharian ini" jelasnya.

Jungkook tersenyum mendengarnya.

"Masuklah, aku harus pulang" pintanya lagi.

"Arraseo, oppa do. Berhati hatilah saat mengemudi"

"Ne" jawabnya sembari mengangguk pelan.

Tiba-tiba sebuah kecupan mendarat pada pipi Jungkook. Membuat si pemilik terkejut dengan kejadian yang tiba-tiba itu.

"Selamat malam, oppa" ucap Byeol setelah mencium Jungkook. Yang kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Jungkook masih terlihat diam di depan pintu itu untuk beberapa detik. Sebuah simpul senyum terlukis di wajahnya. Beberapa kali ia mengusap leher belakangnya karena malu.

__

Rumah itu terlihat sepi kembali setelah pria paruh baya itu memutuskan untuk pergi.

Sepasang netra Hana terus menatap 2 lembar tiket pesawat yang saat ini sedang dipegangnya. Senyum tipis terukir dari bibirnya.

Tiba-tiba kode rumah itu berbunyi tanda seseorang tengah datang. Jungkook berjalan memasuki rumahnya dengan hatinya yang luar biasa bahagia.

"Yakk,, darimana saja kau? Kenapa tidak mengangkat telfonku?" sergap Hana saat melihat Jungkook tiba di rumah.

"Wae? Kenapa menelfonku? Sesuatu terjadi?" tanya Jungkook yang berjalan menghampiri Hana yang tengah duduk dikursi meja makan.

"Ayah tadi kemari, dia memberikan ini dan pergi" jelas Hana merendah.

Diperlihatkan tiket pemberian ayahnya tadi pada Jungkook.

"Mwoya igeo?" tanyanya saat melihat 2 lembar kertas yang diperlihatkan Hana.

"Tiket pesawat? Jeju? Wae? Kenapa dia memberikan ini padamu?" retetan pertanyaan itu telah tersusun rapi dipikirannya.

Hana terdiam untuk beberapa beberapa detik.

"Wae?" tanya Jungkook.

"Geuge,, ayahmu meminta kita liburan bersama ke tempat ini" jelas Hana singkat namun berhasil membuat Jungkook terkejut.

"Mwo?" Jungkook tertawa seakan tidak percaya dengan niat ayahnya itu.

Tiba-tiba Jungkook berdiri dan meraih 2 lembar tiket itu kasar.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Hana saat melihat Jungkook berdiri kasar.

"Akan aku kembalikan tiket ini"

"Mwo? Ayahmu memberikan tiket ini,,,, " belum sempat kalimat itu selesai dari mulut Hana, Jungkook memotongnya.

"Mereka merencanakan ini untuk kita. Kau tau apa yang mereka harapkan saat kita berdua ada disana, aku tidak akan pergi" jawabnya mengalihkan wajahnya dari Hana.

"Arra,, nado arra"

"Keunde,,Jika kau kembalikan tiket itu, mungkin ayahmu akan sangat kecewa dan semakin membenci keberadaan ku" jelas Hana.

Jungkook terdiam dan menatap gadis cantik itu. Dihembuskan nafasnya kasar. Entah keputusan terbaik apa yang harus ia ambil.

"Kau akan pergi?" tanya Jungkook.

"Jika ayahmu memintanya aku akan pergi"










__

-JEJU-

Brakk,,,,suara koper yang sengaja dijatuhkan dari joks mobil belakang.

"Yakk,, bawakan barang ku sekalian" pinta Jungkook pada Hana yang sedang kesusahan menurunkan koper-koper miliknya.

"Huhh" dengus Hana kesal.

"Palliwa" desak Jungkook.

"Neeee"

Sebuah villa kecil namun terlihat cantik di luar. Hamparan laut dan ilalang yang mengering membuatnya semakin indah. Musim gugur di Pulau Jeju sangat menakjubkan.

Mereka memasuki villa itu. 2 koper dan satu tas punggung sukses dibawa Hana masuk.

"Huhh,, kenapa tas mu sangat berat" dengus Hana sembari menurunkan tas ransel yang melekat di punggungnya.

"Yakk, kau tidur disini" ucap Jungkook sembari menunjuk sofa panjang ruang tamu.

"Kau bercanda"

"Hanya ada satu kamar di sini, aku akan tidur di dalam dan kau tidur disini"

"Yakk Jeon Jungkook"

"Kau fikir mereka akan memberi kita tempat tinggal dengan 2 kamar, kau tau tujuan mereka bukan"

"Aa, terimakasih sudah membawakan tas ku" lanjutnya dan langsung berjalan meninggalkan Hana di ruang tamu tanpa rasa bersalah.

"Apa ini yang dinamakan liburan, aaiishhh jinjja. Menyebalkan. Jeon Jungkook pria sialan itu, akan kubunuh kau" runtuknya penuh amarah.

__

Beberapa menu seafood telah tersaji di salah satu meja restaurant yang mereka singgahi. Live music memeriahkan malam pertama mereka makan di Jeju. Namun suasana hening di meja pasangan itu. Hanya sekadar suara sendok dan garpu yang saling bersentuhan.

Suara tepuk tangan meriah mengakhiri penampilan si penyanyi.

"Apa yang harus kita lakukan besok?" tanya Hana memecah keheningan.

"Aku hanya akan diam di rumah" jawab Jungkook datar.




__

-7 kst-

Pagi indah di Jeju.

Hana terlihat rapi dengan setelan yang ia kenakan. Namun pakaian yang ia kenakan mungkin terlalu tipis untuk udara Jeju yang lebih dingin dibandingkan Seoul.

"Eodiga?" tanya Jungkook ketika melihat gadis itu akan berjalan keluar.

"Aku mau jalan-jalan" jelas Hana sembari memakai sepatunya.

"Memangnya kau tau Jeju?"

"Aku pergi" jawab gadis itu seakan tak mendengar apa yang Jungkook katakan dan berjalan keluar rumah.

"Dia pergi dengan pakaian tipis itu, ahh molla. Kenapa harus mengkhawatirkannya" ucapnya yang kemudian melanjutkan majalah yang ia baca.

__

Udara diluar semakin dingin. Ilalang ilalang yang menguning itu tertiup tanpa arah.

"Ahh,, kenapa leher ku sakit sekali, aku harus apotek terlebih dahulu" ucapnya sembari berjalan ke arah apotek yang dekat dengan villanya.

Laut biru terhampar dekat dari pandangannya. Berjalan sejauh apapun sepertinya tidak akan membuatnya terasa lelah.

Satu buah koyo yang baru saja ia beli telah sukses menempel di lehernya. Tak lupa Hana juga membeli sebuah kantong penghangat.

Gadis itu kembali berjalan dan memasuki sebuah pantai yang ada didekat villa tempat tinggalnya.

"Hahh,," dengusnya lega dan menjatuhkan tubuhnya untuk duduk dipasir pantai.

"Tempat ini akan menjadi tujuan pertamaku. Apa semua laut seindah ini"

Gadis itu menatap kearah ombak yang sedang sibuk menggulung air laut. Menikmati pagi yang indah di Pulau Jeju. Semakin erat pelukan yang ia berikan pada tubuhnya.

Angin laut itu terus menerpa tubuh kecilnya.

Tiba-tiba seseorang memasangkan cardigan tebal pada tubuh gadis itu. Yang membuatnya terkejut. Dan membuat dua pasang mata mereka bertemu.

"Kau bisa mati kedinginan jika keluar dengan baju tipis seperti itu" ucap pria itu.











Wife of 100 days (JJK) END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang