Propose

13.3K 1K 68
                                    

Pria berkulit pucat itu perlahan mengangkat cangkir kopi panas miliknya. Menyesap sedikit demi sedikit cairan hitam pekat dengan rasa pahit dan juga manis itu. Perlahan namun pasti kedua matanya menatap pria yang tengah duduk di hadapannya dan mengawasinya sejak tadi.

"Yakkk,, berhenti menatapku seperti itu" protes Yonggi yang kemudian memukul pelan kepala Jungkook.

Jungkook memang sudah dianggap adik oleh Yonggi. Karena mereka berteman sejak kecil, dan kedua orang tua mereka adalah sahabat sejak kuliah bahkan hingga sekarang. Sesama anak tunggal membuat mereka seperti layaknya saudara kandung.

"Hyung, kenapa kau terus melakukan ini padaku?" tanya Jungkook.

"Mwoya? Apa yang sudah aku lakukan padamu?" elak Yonggi.

"Kenapa hyung selalu memberitahu keberadaan ku pada Kim Byeol, pertama kau memberitahu dia aku sedang di Jeju, dan beberapa hari yang lalu kau memberitahunya aku ada di Busan. Kenapa hyung melakukan itu?" rengek Jungkook kesal.

"Aaaaa,, karena itu kau memanggilku kemari" jawab Yonggi santai yang kemudian menyesap kopi panas miliknya.

"Aaaa? " ulang Jungkook meremehkan.

"Siapa sebenarnya yang kau sukai diantara mereka?" tanya Yonggi memastikan.

"Mwo?" respon Jungkook.

"Yakk,, Jeon Jungkook, berapa usiamu saat ini?" tanya Yonggi.

"25"

"Itu artinya kau sudah dewasa bukan, kau harus bisa memilih antara kedua wanita itu. Jangan memberi harapan untuk keduanya atau kau akan menyakiti salah satu dari mereka" ucapan Yonggi membuat pria itu terdiam.

"Jangan bilang kau belum memutuskanya" lanjutnya.

"Menurut hyung aku harus melakukan itu?"

"Yakk,, apa kau akan menikahi mereka berdua? Ceraikan Lee Hana jika kau menyukai teman masa kecilmu itu. Atau sebaliknya, jangan memberi harapan untuk teman masa kecilmu itu dan hidup selamanya dengan istrimu dan juga kau harus mengakhiri kontrak itu" jelas Yonggi panjang lebar.

Jungkook menghela nafasnya berat, entah sejak kapan ia merasa sulit memilih seseorang yang menurutnya sangat mudah jika dulu ia diminta untuk memilih siapa yang ia sukai. Ada sesuatu yang terjadi pada perasaannya akhir-akhir ini. Bukan lagi kebencian namun perasaan yang lain.



__

Gadis bersurai panjang itu terlihat duduk di salah satu bangku bus. Sudut bibirnya terangkat perlahan, sebuah senyuman terukir manis pada wajahnya. Mengingat kejadian malam itu saat mereka berada di Busan.

Perlahan ia membuka sedikit kaca jendela yang ada di sebelahnya hingga membuat angin musim gugur menerpa wajah pucatnya. Perlahan, namun semakin lama membuat tubuhnya ikut mengigil. Gadis itu kembali menutup jendela kaca itu. Menenggelamkan pikirannya pada jalanan yang ia lewati dan juga alunan musik yang saat itu menggema pada telinganya. Sebuah musik classic yang sangat manjur untuk menenangkan fikirannya.

Sesekali memperbaiki syal miliknya yang tengah melingkar rapi dilehernya. Diraihnya telfon genggam miliknya sembari mengetik beberapa kata dan mengirimnya pada seseorang.

"Jungkook~ssi, kau dimana?"
"Aku harus bertemu seseorang, mungkin aku akan pulang malam hari ini"

Tanpa sadar bus yang ia tumpangi berhenti ditempat tujuannya. Hana melangkah keluar dari bus yang membawanya tadi. Seorang pria terlihat berdiri diseberang mobil hitam miliknya. Pria itu melambaikan tangan kearahnya dengan sebuah senyuman yang terlukis indah pada wajahnya.

Wife of 100 days (JJK) END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang