Aroma itu, aku menciumnya hari ini. Perlahan semakin dekat hingga menyeruak memenuhi rongga pernafasan ku. Aku merindukannya, sangat merindukannya. Dia yang selalu menatap ku dengan sepasang matanya yang bulat. Menggenggam tanganku dengan tangannya yang besar dan memeluk ku dalam dekapannya yang sangat hangat. Suara lembutnya yang selalu ingin ku dengar setiap hari.
__
Tubuh gadis itu membeku untuk beberapa detik, bukan karena buliran es yang mulai berjatuhan pada pakaiannya. Namun, karena tanpa sengaja kedua netranya menangkap seorang pria yang tengah berdiri diantara kerumunan pejalan kaki. Sungguh ia berharap itu bukan mimpi atau hanya imajinasi gilanya.
Pria itu berjalan mendekat kearahnya. Semakin dekat dan semakin dekat, hingga membuat jantungnya berdegup semakin kencang. Sepasang kakinya yang ia harap berlari dan menjauh, namun sangat berbanding terbalik dengan hatinya yang menginginkannya untuk tetap tinggal.
Pria itu berhenti tepat di hadapan Hana. Senyuman hangatnya terukir jelas pada wajah tampannya dan seakan menjadi obat tersendiri untuk gadis itu. Kedua tangannya perlahan melepas syal yang tadinya terlilit rapi dilehernya dan memasangkan pada leher dingin gadis itu.
"Oraenmanida,, Lee Hana" ucapnya yang berhasil membuat Hana goyah.
"Yakk,, kau tidak merindukanku?" lanjutnya karena tidak ada respon dari gadis cantik itu.
Tubuhnya semakin gemetar hingga membuat air mata yang susah payah ia coba tahan, akhirnya perlahan menetes membasahi pipi ranumnya. Direngkuhnya tubuh kecil Hana dalam pelukannya. Membelai lembut rambut panjang miliknya dan mengecup puncak kepala milik gadis itu.
Kedua tangan Hana memeluk erat tubuh Jungkook dan menenggelamkan wajahnya pada dada pria yang pernah menjadi suaminya itu. Tangisannya semakin pecah hingga membuat Jungkook mengusap perlahan punggung Hana berharap bisa membuatnya lebih tenang.
Dicengkeramnya semakin erat jaket tebal yang menutupi tubuh pria itu. Tanpa memperdulikan barang titipan Yuri yang baru saja ia jatuhkan.
"Uljima Hana~ya, hemm. Hatiku terasa sakit jika kau menangis." ucap Jungkook cukup khawatir karena tangisan gadis itu yang semakin menjadi.
"Bogosipeoyeo" ucap gadis itu terisak.
Pria itu semakin erat memeluk gadis kecil yang ada di dekapannya itu. Ada rasa bersalah yang perlahan menghinggapi dirinya.
"Maafkan aku karena datang terlambat" sesal Jungkook berharap itu bisa menebus kesalahannya.
__
Disebuah bangku panjang tempat pemberhentian bus, Hana dan Jungkook terlihat duduk berdampingan. Dengan tangan mereka yang saling bertautan, gadis cantik itu tersenyum sembari menatap lembut tangannya yang tengah digenggam pria yang pernah menjadi suaminya itu.
"Jaljineyeo?" tanya Jungkook menatap lembut wajah Hana.
Gadis itu tersenyum dan mengangguk mengiyakan.
"Ne" jawabnya.
Satu tangan pria itu membelai sekilas pipi ranum milik gadis itu. Rasa lega dan bahagia yang perlahan menyatu dengan tubuhnya. Seakan menolak untuk melepas kembali genggaman yang ada dihadapannya saat itu.
"Jungkook~ssi" panggil Hana lirih.
"Hemm?"
"Aku minta maaf karena tidak datang ke pernikahanmu, apa semuanya berjalan dengan baik?" ucap Hana yang terdengar cukup aneh menurut Jungkook.
"Pernikahan? (Fikirannya berusaha mencerna setiap ucapan Hana) Yaakk,,, aku sudah memiliki istri untuk apa aku menikah lagi,, " ucap Jungkook tertawa yang kemudian menoel pipi Hana gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife of 100 days (JJK) END!
FanfictionJeon Jungkook, pria sialan itu telah menjebakku,, 26 Juli 2020, no 2 #army 26 Juli 2020, no 5 #ceritaremaja 28 Juli 2020, no 1 #army 15 Desember 2020, no1 #kookie 9 Juni 2021, no 10 # fanfiction