Part 36~....

20 3 0
                                    

Mengetahui satu hal yang menyakitkan adalah kehancuran yang paling besar...
_

________________________________

"Yan! Apa kabar? Sekali lagi gua nanya dimana arga, kenapa dia ngak pernah kelihatan disaat gua bangun, apa yang terjadi ama arga plis jawab."

Pertanyaan yang membinggungkan bagi mereka adalah pertanyaan yang berkaitan dengan seseorang yang 'hilang'.

"Hm... ini angel! Aduh gua ngak ngerti harus ngomong dari mana tapi arga ngak papa kok." Binggung persaan itu sedang menghantui orang orang yang mencoba untuk menjawab pertanyaan angel.

"Arga sebenarnya ngilang dari kota ini." Kalimat itu behasil membuat angel binggung.

"Maksudnya ngilang apa rik." Tanya angel yang binggung.

"Jadi gini ngel, disaat lo koma dihari keempat nya arga ngak lagi ngebesuk lo dan ia ngak pernah ngehubungi kita lagi, jangan kan telpon ngasih pesan terakhir aja engak." Mereka semua sedang membuat angel mengerti, mereka berpikir jika arga pergi angel akan shyok tapi---

"Ngel lo kenapa?." Tanya mereka karena kaget melihat ekpresi angel ketika mendengar kalau arga ngak ada kabar.

"Kenapa apa nya ya! Rik perasaan gua ngak ngapa ngapa." Jawab balik angel.

"Gua kira lo bakalan nangis dan syohk dengar arga pergi dari kota ini." Jawab balik Rika.

"Emang harus ya gua nangis dan syokh tapi menurut gua percuma, dengan dia pergi dari hidup gua sama aja dia pengecut udah ninggalin masalah yang ngak ada ujungnya karena dia." Kalimat yang berhasil membuat orang disekelilingnya tak percaya ucapan angel.

"Gua capek dari tadi ngomong, apa boleh gua sendirian dan tolong pesanin ke arkan kalau gua mau ngomong sama dia tapi sebelum 10 menit berlalu." Semua teman teman nya memahami jika angel saat ini ingin sendirian dan semuanya meninggalkan angel sendiri.

Pov angel

Tuhan kenapa disaat mendengarkan jika ia tak ada lagi dihidup ku rasanya sakit sekali tuhan, aku berusaha menutupi kesedihan itu sendiri, disaat seperti ini lah aku tak ingin berbagi dengan semuanya.

Ketika mengetahui satu hal yang menyakitkan seakan akan dunia hidup ku hanyur, tak ingin menahan lebih lama air mata di mata ku tiba tiba ia menetes tanpa ku suruh.

Depresi itu adalah sebuah kebodohan bagi ku kenapa harus depresi hanya karena seorang cowok pengecut yang hilang tanpa kabar hanya sebuah kesalah pahaman yang membuat ia malu.

'ARGA GUA BENCI LO, KENAPA! KENAPA AH? LO PENGCUT DAN LO COWOK PECUND** YANG PERNAH GUA TEMUIN.'

Teriakan tak cukup bagi ku untuk membuang rasa letih karena cinta, aku pun memberanikan diri untuk keluar melalui jendela karena aku tahu jika aku melewati pintu maka banyak pertanyaan yang akan ku terima, tujuan ku saat ini adalah 'BUKIT' disana lah aku bisa membuang semua masalah ku.

Aku belari tanpa menggunakan alas kaki tanpa menghiraukan darah dilengan ku karena sebuah jarum.

Seperti orang gila yang mencari tempat untuk tinggal, tak semuda yang kubayangkan untuk mencari bukit, sampai ketika aku melihat sebuah rumah diatas pohon mungkin bagi ku itu tempat yang paling tinggi.

Aku terus mencoba memanjat dan akhirnya sampai juga.

'AAAAAHHHHAAAHHH GUA BENCI AMA LOOO, KENAPA TUHAN DISAAT ENGKAU MENJAUHKANNYA KENAPA HARUS KAU HADIRKAN SOSOK PEGANTINYA.'

Aku tak abis pikir dengan apa yang tuhan berikan pada ku, setelah mengeluarkan pertanyaan kepadanya aku merasakan sentuhan yang familier di pundak ku.

'Anda siapa??.' Kata ku kepadanya, tak tahu kenapa disaat itu aku tak mengenal semua orang yang ada disekeliling ku, apakah karena aku belum pulih benar, karena disaat perjalanan aku merasakan sakit yang sangat luar biasa di kepala ku.

"Ayo ngel jangan bercanda, kenapa lo lari dari rumah sakit, kita semua panik tahu ngak." Kata kata yang ia ucapkan aku merasa ia mengenal ku dan disaat itu pun kepala ku sangat sakit, aku memegang kepalaku dengan kedua tangganku.

'Bercanda? Anda yang yang bercanda saya tak mengenal anda, anda siapa awuw.. kepala ku.' Disaat mengucapkan kalimat itu ia berusaha menyakinkan ku kalau ia mengeli ku.

'Jangan sentuh saya.' Ia masih ingin mencoba untuk menyentuhku.

Seketika pandangan ku sedikit buram dan akhirnya gelap.

Ending pov angel.

Ada seorang pria yang saat ini sedang belari di lorong rumah sakit yang sedang membawa seorang gadis yang pingsan dan membuat kecemasan diwajah pria itu.

"Dokter tolong saya, dokter." Jeritan seorang pria itu berhasil membuat semua orag yang sedang beraktivitas seakan akan menghentikan semua aktivitasnya.

"Arkan apa yang terjadi ama angel." Tanya seseorang yang sedikit lebih tua dari seorang pria itu dengan cemas "Entar gua jelasin dan cepet panggilin dokter sekarang." Jawab seseorang cowok yang bernama Arkan.

Setelah meninggalkan pasien dokter pun memberi kabar tentang kondisi gadis itu.

"Apakah kalian keluarga dari nona Angel koch? jika benar maka saya akan memberitahukan tentang kondisi pasien." Semua orang pun mendengarkan apa yang disampai kan oleh dokter.

"Pasien mengalami amnesia sementara diakibatkan tekanan yang tidak diterima oleh dirinya, memo yang membuat ia bahagia kini ia lupakan, apakah pasien depresi." Kabar kondisi angel berhasil membuat orang kaget dan memasang wajah 'whatt'.

"Kami tak mengetahui jika pasien depresi, apakah ia akan selamanya amnesia dok?." Tanya seorang gadis.

"Kemungkinan pasien ada masalah yang tidak bisa ia ceritakan sehinggah pasien sengaja melupakan semua memo yang membuat ia tak ingin ia ingat sehinggah mengakibatkan ia hilang ingatan, ya sudah saya mohon pergi dulu karena banyak pasien yang menunggu saya permisi." Panjang lebar dokter itu menjelaskan.

"Lo tahu kalau dia ngak ada di sini dari mana." Tanya seorang pria yang bernama david.

"Gua tadi disuruh ama tian untuk nemuin angel 10 menit lagi." Jelasnya.

Semuanya hanya memasang wajah 'oh' saja.





############################

Hai gays come back back back lagi di story gua jangan bosen untuk ngread sory gua dan maaf akhir akhir ini suka lamabt update dan ini part selanjut nya.

See you bye
Salan kuno....

ARAN (Arga&Angel)+_+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang