Hari ini adalah hari ketujuh Neneknya Azka meninggal, banyak orang yang datang untuk tahlil dirumah Azka. Namun Tidak dengan Vika, dia sibuk mengurus keperluannya untuk menikah. pernikahan mereka akan dilakukan 1 bulan setelah pertunangan.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Azka duduk dimeja makan menyantap makan malamnya. Sejak 25 menit yang lalu rumah Azka sudah sepi, kini tinggal Azka sendiri yang dirumah. Rizal juga belum pulang dari Semarang. Astaga, sepi sekali ya. Hem, mungkin menghubungi temannya akan serasa ramai. Azka mengangkat ponselnya, mencari nama diponsel itu. Mencari nama Dimas, oh jangan Dimas dia sudah punya pacar. Kalau begitu Sam saja, apa tidak menganggu malam-malam begini menghubunginya. Lalu siapa ?? Azka mengurungkan niatnya untuk menghubungi temannya, lebih baik ia tidur saja. Takut mengganggu.
Setelah mencuci piring Azka masuk kedalam kamarnya, ia menyibak selimut dan menariknya keatas. Ia memejamkan matanya dengan paksa, ia harus tidur kalau tidak besok pasti akan bangun siang.
🌱🌱🌱🌱
Pagi mulai menyapa, kicauan burung saling bersautan. Azka mengerjapkan matanya, membukanya dengan pelan dan melihat jendela. Oh , ternyata sudah pagi, ia meraih ponselnya diatas meja. Sudah jam 6 rupanya, Azka turun dari ranjangnya. Ia cuci muka kemudian keluar menghirup udara pagi, tak ada kegiatan di pagi ini. Azka menyiram bunga-bunga dihalaman rumahnya, semua pekerjaan mengenai kematian Neneknya sudah selesai. Jadi Azka sudah tak punya kegiatan yang menyibukkan lagi.
Azka menyiram satu persatu bunga mawar yang tumbuh dihalaman rumahnya, bahkan banyak macam bunga disana, wah ternyata Neneknya rajin merawat bunga.
Saking sibuknya Azka tak melihat ada sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Rizal. Yah siapa lagi kalo bukan yang punya rumah.
Rizal turun dari mobil dan melihat wanita dengan kaos lengan pendek warna merah dan celana selutut sedang menyiram bunga, rambut yang dibiarkan tergerai, terbang melambai-lambai seakan-akan mengundang seseorang untuk menyentuhnya. Sesekali rambut itu menutupi wajah cantik wanita itu, dan sesekali pula Azka menyelipkan rambutnya ke telinga namun angin-angin pagi yang nakal selalu mengajak rambutnya untuk terbang.
Pelan-pelan Rizal mendekati Azka, wanita itu tak tau bahwa ada yang mendekat. Semakin dekat hingga posisi Rizka kini berada sangat dekat dibelakang Azka.
"Manis sekali"
Bisiknya ditelinga Azka membuat wanita itu kaget dan langsung menoleh kebelakangPlak
Tepukan tangan mendarat dipundak Rizal, tentu saja karena Azka saking terkejutnya
"Ngagetin aja sih"
Azka menatap Rizal dengan tajam.
"Lagian nyiram bunga kok sambil bengong gitu, aku dateng aja sampai gak liat. Coba kalo orang lain yang datang gimana"
Ucap Rizal melonggarkan dasinya"Ish apaan sih"
Ucap Azka kembali menyirami bunga "kok udah pulang, bukanya besok pulangnya"
Tanyanya tanpa melihat Rizal"Nggak boleh aku pulang cepet"
"Ya boleh sih, cuma kok tumben aja"
Rizal mendekat dan memeluk Azka dari belakang, menyandarkan dagunya dipundak Azka. Sungguh bagai sepasang suami istri yang lagi bercanda di pagi hari.
"Zal lepasin ah, malu dilihat orang" Ucap Azka melirik Rizal yang ada dipundaknya
"Kenapa, biarin aja orang liat"
"Ih, kalo orang mikirnya yang enggak-enggak gimana"
Azka menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada Rizal."Biarin, emang kenapa"
Tanya Rizal yang juga memandang wajah cantik Azka dari dekat
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Everything
RandomTahap perbaikan.... Konten Dewasa ⚠️⚠️🔞🔞🔞 Nggak terlalu pandai buat cerita , ini berdasarkan kehidupan pribadi seseorang aja Langsung baca aja 😊😊😊