BAGIAN 28

2.3K 64 2
                                    

"Kamu mau makan apa" tanya Rizal sebelum mereka pergi keluar

"Em, terserah kamu aja deh" jawab Azka

"Ya udah ayo" Rizal naik motor lebih dulu dan disusul Azka duduk di bagian belakang

Rencana mereka malam ini adalah jalan-jalan sambil kulineran, soalnya Rizal besok akan ke Bali untuk 1 Minggu. Jadi Rizal ingin menghabiskan malam terkahirnya dengan Azka tanpa diganggu orang lain.

Malam yang terang, Rizal mengenakan kaos oblong juga celana jeans panjang dan tak lupa topi yang dipasang terbalik. Lain dengan Azka, dia memakai kaos lengan pendek juga celana jeans panjang dan rambutnya dibiarkan tergerai dengan indah. Mereka berjalan menyusuri setiap sudut kota untuk bersenang-senang.

Rizal akan menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk gadis satu ini. Rizal begitu menyayangi Azka, namun Azka belum bisa membuka hatinya untuk Rizal. Semua itu karena Yuda. Padahal jelas-jelas Azka tau Yuda akan menikah dan seharusnya Azka sudah melupakannya, namun Yuda berhasil membuat Azka tak bisa hidup tenang hanya karena perasaan cinta. Perasaan konyol menurutku.

"Udara malam ini dingin ya" ucap Rizal sambil menyetir motornya

"Iya, mendung nggak sih" Azka menengadah langit, melihat apakah langit sedang mendung atau tidak

"Enggak deh kayaknya. Pelukan az, Aku mau ngebut"

"Apa, nggak. Ngapain ngebut-ngebut, aku nggak mau"

"Ya udah, nggak akan ngebut tapi peluk ya"

"Nggak ah"

"Ayo dong Azka" mau Tidak mau Azka memeluk Rizal dari belakang. Ihh So Sweet, kayak pacar aja.

Pelan tapi pasti Rizal mengemudi motornya. Hingga mereka berhenti di warung bakso kaki lima. Yah tentu saja karena Azka menyukai bakso, makanya Rizal makan bakso.

Rizal dan Azka menikmati bakso mereka dengan tenang, sesekali mereka bercanda ria. Terlihat sekali tak ada kesedihan diwajah Azka. Sanggupkah Rizal membuat Azka mencintainya, karena Azka masih setia ditempat yang sama seperti beberapa tahun yang lalu.

🌱🌱🌱🌱🌱

"Papa Tidak suka kamu menjadi anak pembantah Vika" Ahmad berdiri menatap anak kandungnya dengan tajam

"Aku ini anak kandung papa, sedangkan Azka itu anak tiri pa, anak tiri" Vika memperjelas kata-katanya tentang anak tiri

"Memang Azka anak tiri papa, namun dia lebih hormat dengan papa dibanding kamu anak kandung papa" Ahmad menuding Vika dengan sengitnya, baru kali ini Ahmad membentak anaknya dengan begitu kasarnya.

"Papa itu kenapa sih, apa yang sudah dilakukan wanita sialan itu. Sehingga papa lebih membela dia daripada Aku, anak kandung papa sendiri"

PLAK

Ahmad menampar Vika dengan keras, sungguh Ahmad sangat geram dengan tingkah anaknya. Dia mirip dengan ibunya, yang bahkan Tidak tau sopan santun.

"Jaga bicaramu Vika dia itu kakakmu"

"Kakak, kakak papa bilang. Aku tidak Sudi punya kakak seperti dia"

"Kamu benar-benar anak kurang ajar Vika. Papa tidak pernah mengajarkanmu menjadi anak durhaka"

"Papa emang nggak pernah mengajari Vika jadi anak durhaka, tapi papa memaksa Vika untuk menjadi anak durhaka. Ini semua karena lesi, istri papa. Seandainya lesi dulu nggak ngrebut papa dari mama, pasti aku juga tidak akan mengenal Azka. Orang yang paling aku benci"

"Apa yang kamu katakan, mamamu tidak pernah merebut papa dari siapapun"

"Nggak pernah merebut papa, buktinya papa lebih memilih lesi daripada mama"

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang