BAGIAN 45

1.1K 32 1
                                    

Beberapa bulan telah berlalu semenjak Azka melihat Rizal terakhir kalinya.
Gadis itu kini tengah menyendiri di taman samping rumahnya, menghirup udara segar dari beberapa bunga yang pernah ia tanam. Juga sinar matahari yang sedikit menggelitik hidung karena teriknya.

"Sayang"
Azka menoleh pada suaminya yang baru keluar menemuinya dengan membawa satu nampan, berisi satu gelas susu dan sandwich.

"Makan dulu, dia sudah lapar" dengan bahagia Azka menerima nampan itu dan meletakkannya di meja.
"Masih mual nggak" tanya Yuda yang ikut duduk di samping Azka.

"Udah nggak terlalu sih, tapi bawaannya nggak doyan ikan" keluh Azka dengan raut muka yang merengek seperti anak kecil. Ah, Yuda sangat gemas melihat tingkah istrinya saat hamil.
Yah, Azka sekarang tengah berbadan dua. Kehamilannya kini memasuki usia 18 Minggu, atau tepatnya 4 bulan setengah.

"Yuda, kamu beneran nggak mau ke kantor sama sekali" tanya Azka.

"Sayang, selama kamu hamil aku nggak akan ke kantor. Aku akan kerja dari rumah, kecuali rapat aku baru akan ke kantor" paparnya, Azka merasa tidak enak pada Yuda. Karena dirinya, Yuda tidak berangkat ke kantor. Dan itu sudah berlangsung selama empat bulan setengah.
Astaga!!!
Azka sudah pernah memaksa Yuda agar berangkat ke kantor, namun kejadian beberapa bulan lalu membuat Yuda tidak mau meninggalkan istrinya sedetikpun. Jika pun ia harus meninggalkan istrinya, salah satu orang tua mereka harus berada dirumah Yuda. Sungguh kekhawatiran yang berlebihan.

"Pasti kantor kamu nggak terurus" keluh Azka.
Namun Yuda hanya tersenyum dan menjawab kata-kata istrinya dengan begitu santai.
"Nggak terurus gimana?? Kan yang aku rekrut bukan orang sembarang sayang. Jadi aku tenang meninggalkan kantor untuk saat ini"

"Tapi kalo lama-lama gimana dong"

"Enggak lama sayang, bentar lagi kan dia datang. Aku bakal ajak dia ke kantor"
Jawabnya penuh semangat.
Yah pria itu sekarang sangat bahagia.
Dengan penuh rasa sayang ia merawat istri dan calon buah hatinya.

"Oh ya sayang, besok foto maternity yuk" ajak Yuda dengan tiba-tiba.
Azka yang tidak tahu menahu kebingungan dengan ajakan suaminya.
"Foto maternity"
Yuda mengangguk mengiyakan akan pertanyaan istrinya.

"Iya, kita bertiga"
Terlihat jelas raut wajah pria itu sangat bahagia, rasanya Azka tidak bisa menolak.
"Ya udah, boleh aja"

"Foto maternity nya di umah aja"

"Apa??"

"Semua perlengkapan pasti bakal dibawain kesini, jadi fotonya disini aja"

"Oh, ya udah terserah kamu aja" semenjak istrinya hamil, sikapnya jauh lebih dewasa dan juga menurut Yuda. Sikap Azka lebih penyabar.

"Dimakan dulu ya sandwich nya. Besok aku buatkan yang lain"

"Iya, trimakasih" Azka mengambil sepotong sandwich yang dibuatkan oleh Yuda dan memakannya pelan-pelan.

Drrt
Yuda terkejut saat ia sedang memandangi istrinya nya menyantap sandwich yang ia buatkan. Pasalnya ponselnya bergetar saat itu.
Azka ikut terkejut melihat ekspresi Yuda.

"Ada apa" tanya Azka.

"Ada yang nelfon sayang" setelah berhasil mendapatkan benda pipih itu, Yuda melihat siapa yang mengganggunya pada saat itu.

"Siapa"

"Sam sayang" Azka mengerutkan keningnya, ia penasaran ada apa Sam menelfon Yuda.
Tapi Azka menahan penasarannya dan menunggu Yuda selesai berbicara di telfon.

Entah apa yang dibicarakan Yuda, ia pergi menjauh dari Azka.
Namun tak selang berapa lama, segerombolan wanita dan pria memasuki taman rumah Azka.

"Surprise" teriak mereka bersamaan. Azka terkejut dan kemudian bangun dari duduknya.
Rasa bahagia bercampur aduk dengan rasa terkejutnya.

"Ya ampun, kalian kesini" pekik Azka melihat beberapa teman masa sekolahnya datang kerumahnya.

"Apa kabar honey" sapa Imel lalu memeluk Azka.

"Ahahaha, aku baik mel. Kamu sendiri gimana"

"Baik dong"

"Ehem"
Azka terkesiap menoleh ke arah lainnya, ada Sam, Dimas,Mirza,Aya,Imel,Ade dan juga Rizal.
Ahh Azka sangat senang.

"Ini kesini mau ngapain ya" tanya Azka penuh selidik. Dan cukup membuat mereka tersenyum akan pertanyaan itu.

"Umurmu berapa az" tanya Sam.
Azka mengerutkan keningnya sebentar sebelum menjawab.
"Emm, umurku?? Berapa ya"

"Dasar tua, umur sendiri lupa" gerutu Aya yang kemudian mengangkat sebuah kotak dan langsung membukanya.

"Selamat ulang tahun bumil" ucap Aya dengan menyodorkan kue tart dengan lapisan coklat kesukaan Azka. Tak lupa tertera disana nama Azka yang diukir dengan begitu indah.
Azka yang kaget membungkam mulutnya yang tak kuasa ingin menjerit.

"Bumil tua, selamat ulang tahun" ucap Imel yang kemudian disusul Ade dan pria-pria yang ada disana.

"Selamat ulang tahun sayang" Yuda yang berdiri di belakang Azka menggapit tubuh Azka dengan mengusap lembut perutnya.

"Ya ampun, kalian.. kalian bener-bener ya"
Entahlah Azka tak bisa mengucapkan kata apapun. Hatinya terlalu bahagia dengan kehadiran beberapa teman-temannya.

"Udah-udah, ini lilinnya dinyalain dulu. Biar Azka bisa cepet duduk. Kasian tau" ucap Aya kemudian menyuruh Dimas menyalakan lili yang berbentuk angka 24.

Rumah itu sekarang ramai dengan kehadiran para pria dan wanita yang sudah menginjak dewasa.

Azka bahkan tak ingat kalau tepat di tanggal ini ia dilahirkan ibunya. Dan sungguh hari ini benar-benar hari yang membahagiakan baginya. Karena sebentar lagi akan ada sosok malaikat kecil yang akan meramaikan suasana rumahnya.

Mereka semua berpindah tempat ke dalam di ruang keluarga, tak ada yang ingin melepaskan hati ini dengan sia-sia. Mereka mengadakan pesta kecil-kecilan untuk Azka.

"Oh iya, Azka kan udah isi nih. Ade kapan" Aya yang menanyakan hal itu membuat semua mata tertuju pada Ade.
Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kikuk tanpa memberi jawaban.

"Secepatnya"
Bukan Ade yang menjawab, namun Rizal yang menyahuti.
"Iihhhh, so sweet banget sih"
Sahut Azka.
Azka sangat bahagia dengan sikap Rizal sekarang, ia lebih menyayangi Ade di Bandung sebelumnya. Perubahan yang bagus bukan...

"Trus yang belum nikah kapan nyusul" giliran Rizal yang sekarang bertanya pada Aya.
Gadis itu langsung tertawa mendengar pertanyaan Rizal.
"Secepatnya dong"
Disusul oleh lainnya yang ikut tertawa karena jawaban singkat Aya. Namun Dimas hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Oh iya, Sam udah punya pacar"
Alih Azka.

"Belum"
Jawabnya singkat.

"Lo, kenapa kok belum. Bentar lagi pada nikah Lo Sam"

"Nunggu anak kamu Azka"
Gelak tawa semakin pecah di sudut ruangan itu.
Masa-masa inilah yang pasti sangat merindukan.

Semua membuang kesedihan sementara dan menggantikan dengan kebahagiaan yang mereka dapatkan saat ini.....

_____________________________________

Tyashabibi

Maaf untuk keterlambatan update
Beberapa hari yang lalu, author sedang sakit dan tidak bisa bangun. Maka dari itu author tidak bisa menulis dengan baik dan tidak bisa menepati janji.

Selamat membaca, dan jangan lupa untuk memberikan dukungan

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang