BAGIAN 31

2.7K 59 8
                                    


Rasa sakit yang paling dalam adalah
Ketika kita ditinggalkan oleh seseorang yang sangat kita cintai

Rizal Syahputra

Takut,takut dan takut
Itulah kata yang sekarang bisa diucapkan
Saat kita akan melangkah dengan orang yang pernah menyakiti kita
Rasa pertama yang kita bayangkan adalah takut
Meskipun ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi
Namun rasa itu selalu mengahntui kita

Azka Qirani Elvina

Maaf jika aku pernah membuat kesalahan
Maaf jika aku pernah menyakitimu
Maaf jika aku pernah meninggalkanmu
Tapi ketahuilah, aku selalu menyimpanmu didalam hati
Selalu menjadikanmu yang pertama
Meski aku pernah berkali-kali berpaling
Namun hati ini tidak pernah menipu
Aku masih mencintaimu dan selalu menginginkanmu

Yuda Arion Elvano

______________________________________

Seorang gadis sedang duduk didepan cermin riasnya. Pantulannya terlihat ia sedang mengenakan kebaya putih, riasan wajahnya terlihat sangat cantik. Sanggul bagian belakang yang indah dan terdapat 5 cunduk mentul yang tersemat diatas sanggulnya. Rangkain bunga melati tergerai dari rambut hingga bawah dadanya. Riasan itu membuatnya berbeda, dia sangat cantik dan anggun sekali. Namun dipelupuk matanya, ada mendung yang ingin tumpah. Mengapa.

"Azka"
Gadis itu melihat dicermin, sahabatnya sedang memanggilnya diambang pintu. Terlihat sahabatnya tersenyum padanya.

Ade datang dengan senyum terpasang dibibirnya, ia menutup pintu dan mendekati gadis cantik itu.

"Ternyata sahabatku bisa cantik juga ya"
Ucapnya melihat pantulan sahabatnya dicermin.
"Kamu bisa aja"
Ucap Azka tersenyum simpul namun sangat manis.

"Yuda sudah mau kesini"
Sontak Azka mendongak menatap Ade, entah sejak kapan tenggorokannya kering sekali.

"Siap-siap ya"
Ucap Ade kemudian meninggalkan Azka dan menutup pintunya kembali.

Baru saja tertutup, pintu itu terbuka lagi. Azka kembali mendongak lewat cermin dan melihat siapa disana.

Deg, hati Azka serasa ngilu melihat pantulan lelaki yang ada dipintu. Azka tidak bicara, dia hanya melihat lelaki itu menutup pintu dan mendekatinya.

"Kamu cantik sekali"
Ucap lelaki itu setelah ia sampai di belakang Azka. Rasa sakit tiba-tiba menjalari tubuhnya, air mata yang dari tadi disimpan kini tumpah juga.

"Hei, kenapa nangis"
Laki-laki itu mengangkat Azka untuk berdiri dan menghadapnya.

"Kenapa nangis, jangan menangis. Nanti riasannya hilang"
Lelaki itu menghapus air mata Azka dengan pelan, takut riasannya hilang. Namun Azka tetap diam dan malah ingin terus menangis.

"Rizal, aku... Aku minta maaf" ucapnya dengan lirih.

"Untuk apa, kamu tidak salah"
Rizal membelai pipi Azka dengan lembut.
"kamu tidak pernah salah sayang" Ucapan itu kembali membuat Azka menangis.

"Awalnya aku memang marah, tapi aku tau ini bukan maumu. Kamu hanya ingin berbakti pada orangtuamu, itu bagus kan" Tangannya beralih ke bunga melati yang tergerai disamping kanan Azka.

"Aku doakan kamu bahagia"

"Aku minta maaf zal... Aku"

"Hush"
Rizal menatap Azka lekat-lekat, gadis itu sangat cantik
"Tidak ada Yang salah disini, jadi jangan minta maaf lagi"
Sungguh ini tidak adil, kenapa gadis ini berubah secantik ini. Dan kenapa juga ia tidak bergerak terlebih dahulu. Andai ia maju dari kemarin semua tidak akan seperti ini.

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang