BAGIAN 42

1.2K 43 3
                                    

"Dady, aunty mana" bibirnya mengerucut menanyakan keberadaan Azka. Bahkan gadis kecil itu menarik-narik kemeja ayahnya.

"Aunty masih mandi, sebentar lagi akan turun" jawabnya menenangkan gadis mungil itu.

"Hai sayang" teriak seorang perempuan saat ia menuruni tangga. Sekejap mata kecil itu membelalak dengan begitu bulatnya.
"Aunty" Letha merosot dari sofa dan berlari ke arah Azka.

"Aunty" ucapnya lalu memeluk Azka dengan erat.
"Aku melindukanmu" ucapnya lagi. Azka mengusap kepala belakang gadis itu.

"Aunty juga merindukan Letha" seraya melepaskan pelukannya, Azka membelai rambut gadis kecil itu dari atas.
"Ternyata keponakan Aunty sudah besar ya" ucap Azka memandangi gadis kecil itu. Nampak dibelakangnya ia memakai sebuah tas kecil berbentuk kelinci.

"Aunty, Letha punya sesuatu" gadis kecil itu melepas tangan Azka dan juga melepas tas yang sedari tadi dipandangi oleh Azka. Ia membuka tasnya dan merogoh sesuatu.

"Tada, ini untuk Aunty" sebuah lampiran buku gambar yang ia gulung dengan pita berwarna pink. Azka menerima itu.

"Ini apa sayang" tanya Azka sebelum membuka gulungan itu.
"Ini kado untuk Aunty, Letha belum sempat membelikannya waktu itu" ah, nada bicara Letha benar-benar menggemaskan. Bahkan Azka sangat ingin mencubit pipinya.

"Boleh Aunty buka" Letha segera mengangguk cepat pertanyaan Azka. Perlahan Azka menarik pita pink itu, lalu membuka gulungannya pelan-pelan. Azka memiringkan kepalanya, sebuah gambar yang sedikit berantakan. Seorang wanita memakai kebaya pengantin berwarna hitam, Azka tak tau ini gambar siapa. Namun di bagian kiri sudut lembaran itu ada sebuah catatan dengan tulisan yang sulit di eja.

"Ini adalah Aunty Azka yang sangat cantik"
Azka ingin menangis setelah membaca tulisan kecil-kecil itu.

"Aunty Aunty" Azka mengalihkan pandangannya ke arah Letha setelah gadis itu menepuk pelan bahunya.

"Iya sayang"

"Bagus tidak" matanya menunjukkan puppy eyes yang begitu menggemaskan, berharap bahwa Azka akan mengatakan YA untuk lukisannya.

"Tentu saja, sangat bagus" puji Azka, seketika gadis itu berlonjak-lonjak kegirangan.

"Jadi, Letha kemari hanya untuk itu" suara bariton menghentikan kegirangan gadis itu.
"Ya, aku ingin membelikan ini untuk Aunty"
Jimmy hanya bisa menggelengkan kepalanya, putrinya dari kecil memang sangat menyukai Azka.

"Daddy, ayo pulang" tidak satupun dari mereka yang tidak heran.
"Secepat itu" tanya Jimmy.

"Letha sudah selesai dengan ulusan Letha" mereka bertiga tertawa mendengar jawaban gadis mungil itu.

"Baiklah, ayo pulang" sekecup ciuman dengan singkat sebelum langkahnya pergi, Azka memegang pipinya. Terasa singkat namun membekas, gadis itu benar-benar membuatnya bisa bahagia.
"By Aunty, By Uncle" dengan menggandeng tangan Jimmy, ia melambaikan tangannya ke arah Azka dan Yuda. Senyumnya yang manis hilang di balik pintu.

"Apa yang digambar Letha" Azka terkejut dengan keberadaan Yuda yang sudah disampingnya.
"Oh, ini" ia menunjukkan lampiran buku itu dan Yuda tersenyum melihatnya.

"Ini siapa" tanya Yuda dengan senyum seperti sedang mengejek....
"Ini aku, tau tidak" ucap Azka dengan nada yang tidak kalah sinis.

"Hahahaha, tapi kok jelek begini" Azka menoleh menatap Yuda, alisnya tertaut dan bibirnya yang mengerucut terlihat lebih seksi dihadapan Yuda.
Tanpa berpikir lagi, Yuda menyerang Azka dan melumat bibir istrinya.

"Emm, y-y-yuda" Azka menarik nafas dalam-dalam. Suaminya tidak memberikannya nafas sedikitpun.
"Aku mau lagi" sekejap Yuda membawa istrinya dengan merangkul Azka di pundaknya. Azka terus memukul punggung Yuda dengan tangan kecilnya

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang