BAGIAN 38

2.3K 49 1
                                    

Sudah dua jam sejak kepergian Yuda, Azka masih berdiam diri dirumah. Bosan memang!! Tapi mau bagaimana lagi. Yuda bilanh dia tidak boleh kemana-mana.

Ah ya, kenapa lupa. Azka bisa menelfon Rizal kan. Azka mencari pons lnya dan mengetik beberapa digit nomor.

"Hallo" ucapnya saat sambungannya sudah terpaut dengan orang diseberang.

"Hallo, siapa"

"Udah lupa sama aku ya" ucap Azka

"Maaf ini siapa"

"Zal, ini aku Azka" seseorang diseberang sana memijit keningnya sendiri.

"Ya ampun Azka, aku tidak mengenali suaramu" ucapan itu diselipi senyuman uang menawan. Yah, baru kali ini Rizal tersenyum lepas.

"Ya lah, kan udah lupa sama aku"

"Enggak sayang, mana mungkin aku lupa" Azka tersenyum sendiri. Bagaimana bisa Rizal memanggilnya sayang.

"Kamu dimana zal, aku ngganggu nggak"

"Enggak kok. Ada apa"

"Nggak papa, cuma boring aja"

"Yuda kemana"

"Ke kantor"

"Terus"

"Ya aku bosan makannya nelfon kamu. Kol terus"

"Berarti nelfon aku pas lagi bosen aja nih"

"Ya nggak juga Rizal. Ish, kamu nggak mau ya aku telfon"

"Mau dong"

"Ya udah kalo nggak mau aku matiin aja"

"Azka, jangan ngambek dong. Gitu aja ngambek, sekarang kamu dikit-dikit ngambek ya. Apa udah ada isi"

"Isi apa?? Isi nasi iya"

"Hahahaha kamu bisa aja" sungguh Rizal benar-benar bahagia bisa mendengar suara wanita yang ia puja.
"Kabar kamu gimana"

"Baik kok, kamu sendiri gimana"

"Aku juga baik"

"Oh iya zal, kamu nggak pernah ke rumah lama ya"

"Pernah sayang, tapi jarang. Emang kenapa"

"Ya nggak papa, aku kemaren ke rumah nenek. Tapi rumah kamu kayak sepi gitu, kayak udah nggak ditinggalin lama"

"Iya emang jarang pulang kok, paling seminggu sekali. Kalo mau aja sih"

"Kok lama, nggak kangen emang"

"Yang aku kangenin udah nikah, jadi pulang buat apa"

"Hhmmmm, gitu terus"

"Hhhhhh, emang iya kan. Oh iya Azka, aku mau ada rapat. Nanti lagi ya bicaranya, nggak papa kan"

"Iya nggak papa kok"

"Ya udah sampai jumpa nanti"

"Iya"

Azka mematikan ponselnya dan berebahan di sofa, dan baru saja ia meletakkan ponselnya. Pintunya diketuk oleh seseorang. Ia pun beranjak bangun dan segera membuka pintu.

"Iya, siapa" belum sempat ia menatap orang yang didepan pintu. Mulutnya ditutup oleh orang itu, membuat dadanya sesak dan perlahan semua menggelap.

🌱🌱🌱

Yuda berjalan kesana-kemari karena pikirannya kacau. Bagaimana tidak, sudah berapa kali ia menelpon Azka tapi tak bisa. Ponselnya tidak aktif. Dan bahkan ia menelpon rumah tak ada jawaban sama sekali. Kemana asisten rumahnya.

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang