BAGIAN 29

2.3K 62 3
                                    

Hari ini adalah hari dimana Rizal akan terbang ke Bali, semua sudah siap. Satu koper berisi pakaiannya sudah berdiri didepan rumah Azka. Tapi entah mengapa seperti ada yang tertinggal. Ya, Azka Tidak ikut jadi jiwanya serasa tertinggal dirumah.

"Aku pergi dulu ya, aku janji hanya seminggu di Bali. Setelah itu aku akan langsung pulang" pamit Rizal pada gadis yang ia cintai

"Iya, hati-hati disana. Jangan lupa makan ya, jaga kesehatan"

"Iya" Rizal mengecup kening Azka sebentar, ia benar-benar tak rela meninggalkan Azka dirumah sendirian. Namun bagaimana lagi, Azka juga tidak mau "aku mencintaimu" ucapan itu adalah ucapan yang terkahir dari Rizal sebelum pergi. Begitu menenangkan.

Azka hanya bisa melihat kepergian Rizal dari depan rumahnya. Mobil berwarna putih itu melaju dengan pelan meninggalkan pekarangan rumahnya.

Baru saja Azka mau masuk kedalam rumahnya, mobil berwarna hitam memasuki pekarangan rumahnya. Sontak Azka membalikkan badan, ia tau siapa yang datang.

Dua pasang suami istri turun dari mobil itu, senyuman tercetak jelas diwajah mereka. Namun berbeda dengan Azka, gadis itu Tidak tau alasan mereka tersenyum.

"Pagi sayang" lesi memeluk putrinya dengan erat

"Pagi juga ma" Azka membalas pelukan ibunya

"Gimana kabar kamu sayang" smtanya lesi setelah melepas pelukannya

"Baik ma"

"Sudah sarapan"

"Sudah, em mama sama papa ada apa keisni" tanpa basa-basi Azka bertanya pada kedu aorangtuanya.

"Ada perlu nak" sahut Ahmad

"Ow. Ya udah ayo masuk dulu pa, ma" ajak Azka pada kedua orangtuanya.

Mereka bertiga masuk kedalam rumah dan duduk disofa

"Kamu pandai merawat rumah ya sayang" ucap lesi melihat seisi rumah ibunya yang dulu juga jadi tempat tinggalnya.

"Enggak juga kok ma"

"Azka, papa keisni ada maksut dan tujuannya" Azka Tidak mengerti maksutnya. Tunggu dulu, apa maksud dan tujuannya adalah memberi undangan pernikahan Vika. Astaga, hati Azka tiba-tiba ngilu setengah mati.

"Apa pa" mungkin bagi kedua orangtuanya itu pertanyaan biasa,  namun bgai Azka itu pertanyaan yang sulit untuk diucapkan karena ia takut dengan jawabannya.

"Papa mau kmau menikah" deg, apalagi ini. Azka kaget mendengar pernyataan orangtuanya

"Maksut papa"

"Kamu harus menikah dengan pilihan kami" lesi menyahuti pertanyaan anaknya

"Ma, Azka nggak bisa. Mama juga, mama juga, mama juga...." Lidah Azka benar-benar keluh, ia Tidak mau menikah dengan pilihan ibunya.

"Kamu harus menikah Azka, kamu sudah dewasa. Dan sudah saatnya kamu membina rumah tangga" Ahmad mencoba mengerti kan putri itirnya

"Tapi pa..."

"Azka, pernikahanmu akan digelar 4 hari lagi. Dan mama Tidak mau penolakan, sekarang kemasi pakaianmu. Kita kerumah mama" ajaknya pada putrinya, Azka hanya diam. Tak tau harus apa.

"4 hari lagi kamu akan menikah dengan pilihan kami, jangan menolak nak. Ini adalah yang terbaik untukmu" Ahmad memberi pengertian pada putrinya agar mau menerima perjodohan dari orang taunya.

"Apa Azka boleh tau, siapa yang akan menikah dengan Azka" gadis itu tidak mau menikah dengan orang yang tidak ia kenal

"Orang yang akan menikah denganmu adalah Yuda" sontak Azka melongo tak percaya, ludahnya susah untuk ditelan. Serasa tercekat di tenggorokan, kering sekali tenggorokannya.

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang