BAGIAN 26

2.3K 68 1
                                    


Azka masih setia duduk dimeja makan, ia sandarkan kepalnya dikursi. Sudah 3 hari semenjak Yuda datang kesini Azka selalu murung dan diam. Bagaimana sih Azka, kamu nggak bilang kalo kamu suka. Giliran dikasih pilihan kamu malah bilang tidak, sekarang galau. Susah kan.

Azka berdiri mendekati kulkas, ia haus. Saat tangannya terulur dipintu kulkas, ingatannya menggapai kenangan yang berlalu.

"Aku kangen sama kamu"
Ucap Yuda memeluk Azka dari belakang membuat Azka kaget dan langsung menggenggam lengan Yuda yang memeluknya.

"Yuda, lepasin nanti Rizal liat lo"

"Biarin"
Yuda menelusup kan wajahnya dileher Azka
"Aku kangen sama kamu Azka" pelukan Yuda semakin erat namun Azka malah begitu tenang.

Azka mengurungkan niatnya membuka kulkas, ia bersandar didinding samping kulkas. Air matanya jatuh tak terbendung lagi. Sakit rasanya jika harus memendam semuanya selama ini, pikirannya Tidak sanggup lagi melawan hati yang selalu menginginkan lelaki itu.

Sebenarnya disini yang bodoh itu siapa??? Azka selalu saja berbohong, dan inilah akibatnya jika tidak mau jujur. Yuda sudah memantapkan hatinya untuk menikahi Vika tentu saja Yuda mencintai Vika, dan Azka masih mengharapkan Yuda. Konyol sekali. Sadarlah Azka ,tinggal beberapa hari lagi Yuda akan menempuh kehidupannya yang baru dan kamu seharusnya sudah melupakan dan benar-benar menghapus namanya dari hatimu.

Azka bangun dan berjalan ke kamarnya. Ia hendak mengganti bajunya, ia ingin pergi ke makam ayah dan neneknya. Entah mengapa disaat ia sedih ia ingat mereka.

Ia buka pintu lemari dan mencari sweater. Gerakannya terhenti saat ia memilah-milah pakaiannya, tatapannya tertuju pada bomber merah yang menggantung dengan rapi disana. Ia ambil bomber itu dan ia pandangi dengan seksama. Ia ingat betul bomber ini pemberian siapa, tangisnya seketika pecah mengingat kenangan manisnya bersama Yuda. Ia dekap bomber itu dengan penuh sayang. Tubuhnya terduduk dilantai dengan lemas, tangisnya semakin pecah. Azka benar-benar tidak bisa melupakannya. Ia hirup aroma bomber itu dan mendekapnya semakin erat. Andai saja yang ia dekap adalah Yuda dan bukan bombernya.

🌱🌱🌱🌱🌱

"Ada apa nak"
Ahmad bertanya pada wanita yang sedang berhadapan dengannya disebuah kafe.

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu Om, jika Om mau mendengarkan aku akan sangat bersyukur. Tapi jika Om tidak mau mendengarkan, tolong simpan ini dengan baik"
Jawab wanita itu menatap Ahmad dengan keberanian.

"Apa"

"Ini mengenai Azka"
Ahmad dibuat bingung dengan pernyataan wanita itu.

"Memang ada apa dengan Azka"

"Apa Om masih mau meneruskan pernikahan Yuda dan Vika"
Ahmad mengeryit mendengar pertanyaan itu, pertanyaan macam apa itu.

"Tentu saja, memang ada apa"

"Om sayang dengan Vika"

"Iya"

"Kalo dengan Azka"

"Tentu saja sayang, dia juga anakku"

"Apa om akan melakukan apapun untuk anak-anak om"

"Apa maksudmu Maya, tentu saja aku akan melakukan apapun untuk anak-anak ku"

"Jika Om tau kebenaran ini apa Om mau membatalkan pernikahan Vika dengan Yuda"
deg Ahmad sangat terkejut dengan ungkapan Maya

"Katakan langsung, ada apa"

Maya berdehem dan menarik nafas dalam-dalam, butuh keberanian tinggi untuk mengatakan kebenaran pada Ahmad.

"Om tau siapa yang mendonorkan darah untuk Yuda"
Ahmad diam dan menatap maya dengan tajam.
"Siapa"

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang