012

3.3K 159 2
                                    

^^

Serahkan semua urusan kita hanya kepadaNya, kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha, namun yang menghendaki rencana kita hanyalah Dia.

°Aisyah°

***

Detik berganti detik, menit berganti menit, dan jam berganti jam. Senja kian datang menyapa, dan di sini Aisyah berada dengan perasaan yang masih dalam keadaan takut, bingung, pasrah.

Air mataknya tidak pernah berhenti turun dari pelupuk mata, bibirnya pun tidak lepas dari kata-kata pengharapan pada Allah, memohon agar Allaah memberikan pertolongan kepadanya.

'Yaa Raab, tolong dan lindungilah hamba, hanya kepadamulah hamba memohon pertolongan. Hamba hanya bisa berdoa kepadaMu, dan terkabulnya doaku tidak lepas dari kehendakmu', ucap Aisyah dalam hati berkali-kali.

Hingga derap langkah kaki terdengar oleh telinganya, seseorang datang dan membuka pintu ruangan yang menyekapnya. Sungguh Aisyah sudah bosan dengan apa yang mereka katakan yang pastinya tidak lepas dari kata Pemuas nafsu.

Benar saja terdapat salah satu tentara yang menghampirinya, dan yang pasti dia adalah orang yang berbeda, karena setiap hari selalu datang tentara yang berbeda. Namun satu hal yang sama selalu mereka ucapkan.

"Hallo baby, gimana kabarnya? Kenapa kau hanya menangis saja setiap detiknya? Jangan kau basahi wajah cantikmu dengan air matamu itu.

Untuk apa kau menangis? Semuanya hanya akan sia-sia, karena tidak ada seorang pun yang bisa menolongmu disini. Sudahlah, pasrah saja dengan keadaanmu sekarang.

Ingat, tentara yang datang kepadamu bukan satu atau dua orang bukan? Bahkan tentara yang datang kepadamu selalu berbeda wajahnya, itu berarti akan ada banyak tentara yang melampiaskan nafsunya hanya kepadamu, karena semua wanita yang disini sudah semuanya kami coba. Tinggal kau sendiri yang belum kami coba. Kuatkan dirimu untuk nanti malam bersama kami, ok!" ucap tentara.

Sungguh Aisyah sudah muak dengan inti dari pembicaraan mereka. Jujur memang waktu dulu, keadaan seperti ini adalah hal yang biasa baginya meski tidak sampai merenggut kehormatannya. Namun berbeda dengan keadaannya yang sekarang, dimana ia tahu bahwa Islam sangat memuliakan wanita.

Setelah berkata seperti itu, tentara tersebut pun kembali ke markas perkumpulan mereka.

Aisyah langsung melaksanakan shalat maghrib, dan tidak lupa juga untuk melaksanakan shalat isya. Setelah selesai ia langsung berdoa mencurahkan segala keluhan yang ia rasakan kepadaNya dengan bersujud.

Lama Aisyah bersujud untuk mengalihkan apa yang ia rasakan, hingga dirinya tidak sadar bahwa sekarang sudah larur malam.

Kini, telinga Aisyah mendengar derap langkah beberapa orang, dan samar-samar mendengar perbincangan-perbincangan mereka, hingga masuklah dua orang tentara ke tempatku.

Mereka langsung menutup mata Aisyah dengan kain, dan menyeretnya entah ke tempat mana, karena semuanya terasa gelap. Ia terus dibawa jalan oleh mereka, cengkraman mereka cukup kuat, dan mampu membuat Aisyah meringis kesakitan akibat cengkramannya.

Dan braak.. Terdengar suara pintu yang dibuka dengan sangat kencang,  lalu setelahnya kain yang menutupi mata Aisyah perlahan dibuka dan..

Deg..

Tiba-tiba jantung Aisyah berdegup dengan sangat kencang, bahkan ia sulit mengontrol pernapasannya, air matanya lolos keluar dengan sangat derasnya, kakinya melemas, seluruh badannya bergetar.

Aisyah ✔ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang