014

3.5K 176 1
                                    

^^

Kau tau apa guru terbaikmu?
Iya, ujian yang menerpamu.
Jadikan segala apapun yang menimpa mu sebagai pembelajaran yang berharga.
Petiklah apapun yang dapat kau petik setiap apapun yang menimpa mu.
Setiap detik, setiap menit, setiap jam, bahkan setiap saat.

°Aisyah°

---


Jangan lupa vote sama commennya yoo :)

Setelah Maxilliam dan Naira pulang kembali ke kediamannya. Aisyah, Rena, Rudy, dan Intan saat ini sedang makan malam bersama di meja makan, tidak ada yang bersuara sedikit pun di antara mereka, hanya suara dentingan antara sendok dan piring saja.

Semuanya menikmati makanan tersebut dengan khidmat, dan khusuk.
Hingga makan malam bersama pun selesai. Aisyah, Rena, dan Intan langsung merapihkan meja makannya kembali, menyimpan piring-piring kotor ke dapur, dan mencuci piring bekas makan tadi, semuanya dibagi tugas masing-masing.

Dirasa semuanya sudah selesai, Aisyah langsung pamit untuk kembali ke kamarnya. Namun karena bosan, Aisyah pun berniat untuk ke kamar Rena.


Tok.. Tok.. Tok..

"Mbak, boleh Isyah masuk?" tanya Aisyah.

Ceklek..

"Eh Isyah. Oh boleh, ayok masuk," ucap Rena dengan senyum merekah di bibirnya.

Aisyah langsung masuk ke dalam kamar Rena, lalu kemudian duduk di atas kasur milik sepupunya itu.

"Ada apa Syah? Tumben kesini, ada yang mau ditanyain?"

Tanpa menunggu aba-aba dan persetujuan dari Rena, Aisyah langsung memeluk Rena dengan erat serta air mata yang sudah mengalir, membuat Rena kebingungan dengan sikap Aisyah, tapi Rena menunda pertanyaannya yang tiba-tiba muncul dalam pikirannya terlebih dahulu. Ia membiarkan Aisyah sampai tenang dan tangisannya mereda.

Dirasa tangisan Aisyah sudah mereda, Rena langsung bertanya akan sikap sepupunya yang tiba-tiba menangis dengan memposisikan badannya senyaman mungkin. Ia berdehem sebentar agar suasananya menjadi santai.

"Syah, kamu kenapa menangis?" tanya Rena selembut mungkin.

Dengan menguatkan tenaganya Aisyah pun menjawab, "Maafin Isyah Mbak, maaf," lirihnya.

"Iya, Mbak maafin. Emang kamu buat salah apa sama Mbak, sehingga harus minta maaf."

"Gara-gara Isyah, Mas Reyhan.. Mas Reyhan--" Suaranya terjeda.

"Sudahlah Isyah, in syaa Allaah Mbak sudah ikhlasin Mas Reyhan pergi, kok. Mungkin sudah QadarullaahNya Mas Reyhan harus pergi Syah, sudah yaa jangan nangis lagi."

"Iya Mbak, maafin juga sikap Isyah waktu dulu ya Mbak."

"Iya, Mbak maafin, kan sekarang Isyahnya sudah beda, Aisyahnya sudah berubah jadi power ranger," canda Rena untuk mencairkan suasana yang mulai panas.

"Iish Mbak, Isyah lagi serius juga malah bercanda," cemberut Aisyah.

"Ih, Isyah kok sudah main serius-seriusan, yang datang melamar kamu aja belum ada Syah, malah udah mau serius aja," canda Rena 'lagi'.

Aisyah ✔ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang