024

3.2K 162 2
                                    

^^
Setiap orang berhak berubah, bukan?
Sebagaimana pun masa lalu orang itu, ia juga berhak untuk berubah menjadi lebih baik.
Tidak ada alasan untuk tidak bisa berubah.


***
Aisyah Pov

Hari ini, aku sudah janji untuk berkunjung ke rumah Bang Faishal.
Setelah kemarin Bang Faishal beserta istrinya datang ke rumah Abbi. Bang Faishal pun menawarkan aku untuk ke rumahnya.

"Bi, Isyah berangkat ke rumah Bang Faishal dulu, ya. Abbi mau ikut?" pamitku pada Abbi sambil menawari beliau untuk ikut denganku.

"Oh iya Syah. Tidak, Abbi ada urusan, mau cek caffe. Itu caffe yang di Francisco itu gimana?" tanya Abbi.

Iya, caffe yang selalu dikunjungi Aisyah ketika di Francisco adalah caffe miliknya.

"Oh itu. Isyah udah serahkan caffe itu ke Mbak Ren Bi."

"Oh ya udah, nggk pa-pa."

"Ya udah, Isyah berangkat dulu ya Bi. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, fii Amanillaah, Aisyah."

"Aamiin, jazaakallaahu khair, Bi."

Aku pun langsung bergegas keluar dengan menaiki mobilku untuk menuju ke rumah Bang Faishal, karena jarak rumah Abbi ke rumah Bang Faishal lumayan agak jauh.

Hingga satu jam, aku sampai di rumah yang lumayan mewah, dengan design yang sederhana.

Aisyah Pov End

Tok!.. Tok!.. Tok!..

Terbukalah pintu rumah tersebut, dan menampilkan sosok wanita bercadar yang tengah mengandung dan seorang anak laki-laki yang berusia dua tahun lebih.

"Aunty!" pekik Arkan, anak pertama Faishal yang langsung memeluk kaki Aisyah.

Aisyah pun mensejajarkan badannya dengan Arkan, "Eh! hai boy. Sini Aunty gendong," ucap Aisyah sambil merentangkan tangannya, Arkan pun langsung menghambur ke pelukan Aisyah, dan ia langsung berdiri.

"Assalamu'alaikum kakak ipar," salam Aisyah sambil menggoda Humaira.

"Wa'alaikumussalam adik ipar," balas Humaira sambil menggoda balik Aisyah, semoga kau menjadi adik ipar asliku, lanjut Humaira dalam hati.

"Ayo, masuk Syah," ajak Humaira.

Aisyah, Humaira, dan Arkan pun langsung masuk ke dalam rumah.

"Ada siapa, Mi?" tanya seorang laki-laki yang baru turun dari tangga.

"Ini ada Aisyah, Bi."

"Oh Aisyah, toh. Duduk, Syah," tawar Faishal.

"Iya dong harus duduk, masa berdiri mulu kan pegel," celetuk Aisyah dengan nada bercanda.

"Ye, dasar kambuh dah tuh sifat dulunya," ejek Faishal.

"Nggk pa-pa yang penting bukan sifat yang jeleknya yang kambuh," balas Aisyah.

Aisyah ✔ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang