007

4K 187 6
                                    

Tak pernah aku berpikir semuanya akan menjadi Indah seperti ini. Sempat terlintas dibenak ku bahwa mereka tidak akan menerimaku, namun ternyata salah.
Terkadang apa yang terlintas dipikiran kita akan berbanding terbalik dengan kenyataan.

Aisyah Shidqia Abraham

***

Hanya rintikan hujan yang terdengar di malam ini, sunyi dan sepi kian mencekam. Kini, Aisyah sangat merindukan dua orang yang biasa menemaninya saat hujan di malam hari. Ibu dan Ayahnya yang kini telah tiada, hanya bayangan wajahnya lah yang terlintas dipikiran Aisyah.

Jujur, saat ini Aisyah sangat merindukan Ayah dan Ibunya. Biasanya ketika hujan di malam hari, ia selalu bercanda tawa ria dengan kedua orang tuanya.

Namun kini, hanya rintikan hujanlah yang sedang menemaninya, tapi mau bagaimana lagi, inilah qadarullaahNya yang harus ia terima.

Merasa bosan berada di kamar sendirian, Aisyah berinisiatif untuk ke depan rumah yang kini disana ada Rudy, Intan, dan Rena yang sedang menonton TV. Mungkin, dengan Aisyah ikut bergabung dengan mereka, ia bisa meluapkan kerinduan kepada orang tuanya.

"Assalamu'alaikum, Paman, Bibi, dan Mbak Rena," sapa Aisyah kepada mereka yang kini tengah asyik menonton TV.

"Wa'alaikumussalam," serempak mereka menjawab salam dari Aisyah.

"Belum tidur kamu Syah?" tanya Rudy saat Aisyah duduk dikursi dekat Rena.

Di sini terdapat beberapa kursi, ada satu kursi yang solo alias kursi yang hanya untuk satu orang, dua kursi duet atau kursi yang bisa diduduki oleh dua orang, dan satu kursi long yang bisa ditempati hampir lima orang.

Kami duduk dikursi yang duet, yang tempatnya saling berhadapan. Aisyah duduk dengan Rena, dan Rudy duduk dengan Intan.

Rudy, Intan, dan Rena fokus dengan acara yang disiarkan disalah satu channel tv, berbeda dengan Aisyah yang fokus melihat pasangan suami istri didepannya itu.

Ok, ralat ternyata hanya Rena yang fokus dengan TV, sedangkan Rudy dan Intan mereka saling mengobrol dan terkadang diselingi dengan canda tawa, yang membuat mereka terlihat sangat harmonis.

Ya, walaupun umur mereka sekarang terbilang tua, tapi romantisnya bagaikan para remaja yang melepas kerinduan dengan kekasihnya.

Jadi pengen nikah, gumam Aisyah, yang ternyata dapat didengar oleh seseorang yang disampingnya, siapa lagi kalau bukan Rena kakak sepupunya Aisyah.

"Apa Syah? Kamu pengen nikah?" tanya Rena terkejut ketika mendengar gumaman Aisyah tadi yang berhasil membuat Rena membulatkan matanya, walaupun aslinya memang mata Rena itu bulat. Pertanyaan Rena pun sontak membuat lamunan Aisyah buyar, dan memberhentikan aksi pacarannya Rudy dan Intan.

"Ah? Apa Mbak? Siapa yang mau nikah?" bukannya menjawab, alih-alih Aisyah malah bertanya balik kepada Rena.

"Iiish, tadi kamu bergumam jadi pengen nikah" jawab Rena dengan menekan setiap kata yang tebal.

"Ah? Masa Mbak? Aisyah kok gak sadar ya?" jawab Aisyah dengan menggaruk tengkuk di lehernya.

"Iyalah, kan ngomongnya sambil memperhatikan mereka pacaran" jawab Rena sambil melirik orang tuanya. "Tapi kalau kamu mau nikah juga gak apa-apa loh, Syah. Mbak dukung-dukung aja kok, tapi emang kamu sudah punya calonnya apa? kamu kan masih jomblo, terus kayanya belum ada sinyal-sinyal jodoh kamu datang deh, Syah."

Aisyah ✔ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang