030

3.6K 168 7
                                    

^^
Maaf, sebenarnya..
Sebelum aku menikah denganmu, aku mencintai laki-laki lain.

°Aisyah°


***
"Iraha-iraha mah ameng atuh ka Indonesia, meh kalian teh bisa merasakan suasana di Indonesia deui. Honeymoon kitu, honeymoon. Teu bosen kitu di luar negri wae? Abi wae bosen saminggu didie," (Kapan-kapan main ke Indonesia, biar kalian bisa merasakan susana di Indonesia lagi. Honeymoon gitu, honeymoon. Nggk bosen apa di luar negeri mulu? Aku aja bosan seminggu disini) gerutu Dion dengan bahasa sundanya yang memang keturunan dari Ibunya.

"Nangapa koe ngomong bahasa sunda meng kae kabeh? Kaya bisa kae kabeh ngerti," (kenapa kamu ngomong bahasa sunda ke mereka? Mana bisa mereka mengerti) ucap Meysa menggunakan bahasa Jawanya, karena memang Ayah Meysa berasal dari Jawa, sedangkan Ibunya asli Jakarta.

Dion dan Meysa sibuk dengan bahasa mereka masing-masing. Sedangkan Dika, Maxilliam, dan Aisyah hanya cengo dengan bahasa yang terlontar dari mulut mereka.

Wajar mereka tidak tahu bahasa Sunda dan Jawa, karena Maxilliam blasteran Jepang (Ibunya) dan Indonesia (Ayahnya). Sedangkan Aisyah, ia memang terlahir di Indonesia, tapi Aisyah mempunyai keturunan Arab (dari keluarga Almiera) dan Mesir (dari keluarga Abraham). Dika sendiri pun dari kecilnya sudah tinggal di Mesir karena ibunya (Sharma) asli dari Mesir.

Jika kalian menanyakan, Faishal, Naira, dan Alexander, mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
Alexander, baru saja dua hari yang lalu pulang ke Francisco lagi untuk mengurusi pekerjaan di sana. Sedangkan Faishal dan Naira baru pulang kemarin sore.

Dan sekarang di مطار القاهرة الدولي Maṭār al-Qāhirah al-Duwaliyy (Bandara Udara Internasional Kairo Mesir), Dion dan Meysa akan pamit pulang ke Indonesia, karena ada pekerjaan yang harus Dion urusi.

"Khem... Maaf, jika ada masalah rumah tangga, jangan  selesaikan semuanya disini, karena kami masih mendengar percakapan kalian yang tidak kami mengerti," ucap Maxilliam dengan bahasa formal.

Sungguh, Maxilliam sudah di buat bingung dengan percakapan Dion yang menggunakan bahasa sundanya dan Meysa dengan bahasa Jawanya.

"Kak," tegur Aisyah.

"Lah, abisnya mereka pada ngomongin apa, coba? Kamu ngerti?" tanya Maxilliam ke Aisyah, istrinya itu pun menggelengkan kepalanya.

"Sudah-sudah jangan debat mulu. Nanti keburu di panggil," lerai Dika.

"Gini, loh. Tadi gue bilang. Kapan-kapan kalian main ke Indonesia, biar bisa ngerasain suasana kota Jakarta lagi. Nggk bosen disini mulu? Honeymoon dong ke indonesia. Gitu.. Terus si Mey jawab, kenapa ngomong pake bahasa Sunda? Mana bisa kalian mengerti. Gitu, Max," jelas Dion mentranslate percakapan inti mereka.

"Kalian kalau bicara sama kita, jangan pake bahasa daerah masing-masing, dong. Mana bisa kita mengerti." ucap Dika nada canda.

"Hehe... Iya, Om. Moal deui engke, mah," (hehe... Iya, Om. Nggk bakal lagi nanti mah.) jawab Dion dengan watadosnya.

"Lah, nggk bakal lagi, tapi itu bicara sunda lagi," ucap Aisyah.

"Oh iyo, lali," (oh iya, lupa) jawab Dion sambil nepuk jidat.

"Lah, kenapa jadi pake bahasa Jawa? Harusnya kan aku yang ngomong bahasa Jawa," gerutu Meysa tidak terima.

"Oh, nya hilap," (oh iya lupa) jawab Dion cengengesan dan watadosnya lagi.

Aisyah ✔ (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang