Lisa hanya bisa diam melewati parkiran sekolah, matanya tertuju pada sebuah sepeda motor berwarna Hitam yang besar. Sepeda motor yang bertuankan Fandro Hiluis dan pernah ditumpanginya beberapa hari lalu.
Namun sayang posisinya beberapa hari lalu yg duduk dibangku penumpang harus tergantikan oleh teman dekatnya sendiri. Zee Carina!
Tatapan ramah fandro besertakan senyum anggun miliknya, ia lihatkan sambil menatap Zee.
Kepala lisa benar benar berat! Sepanjang hari disekolah ia memang tak banyak mengungkapkan kejadian tadi pagi kepada siapapun, ia hanya buka suara pada binta yg jelas tidak akan membuka rahasianya pada siapapun. Lisa percaya itu.
Kini motor itu lewat didepannya dengan santai, bahkan fandro dan zee sama sekali tak menyadari kehadirannya yg sedari tadi sudah memperhatikan mereka.
"lisa" jerit seorang pria yang sangat tak asing suaranya baginya.
"ayo pulang, kak Lewis udah nyampe dirumah, dia marah marah kamu belom pulang" ucap Livio dengan nada kewalahan.
Lisa hanya menatap sang kakak yang memang memakai seragam berbeda dengannya karna ia dan livio sudah berbeda sekolah, dulunya livio juga sekolah ditempat yang sama dengan lisa tapi karena muak dengan sikap Rega yg selalu kekanak kanakan mengambil setiap gebetannya ia memutuskan pindah sekolah.
"ayo kak"ucap lisa memaksakan mengembangkan senyumnya.
Senyum yang terpaksa dari lisa langsung mengusir seluruh rasa kewalahan livio, ada yg harus ia tanyakan pada lisa sesegera mungkin.
***
"lisa? " tanya livio sambil terus menyetir mobilnya."kenapa? "
"kakak liat fandro sama temen kamu Zee pulang bareng tadi! Kenapa fandro ga sama kam..... "
"lisa lagi males bahas kak fandro" potongnya.
"kamu kenapa?"
"lisa cape kak, pengen buru buru istirahat, please jangan ngomong lagi sama lisa ya kak" pintanya.
Livio menganggukkan paksa kepalanya, yg pastinya livio tidak bisa memaksa bertanya karna ia pun pasti tak akan mendapatkan jawabannya sekarang.
*****
Lisa masuk kedalam rumahnya dengan lemah, moodnya jelek sekali tapi ia harus bersemangat bagaimanapun juga Lewis tidak boleh sampai mengetahui keadaan buruknya, kakaknya baru kembali setelah bertahun tahun pergi ke Jerman membatu sang ayah.
"kak lewis" panggil lisa dengan semangat.
Lisa segera melajukan jalannya dan memeluk lewis dengan erat dan yakin.
"kamu kenapa pulangnya lama banget sayang? " tanya lewis yg kemudian mencium puncak kepala lisa.
"emmm tadi lisa piket dulu kak" jawabnya berbohong.
pelukan itu terlepas,dan livio langsung duduk di sofa ruang tamu keluarganya.
"kaya teletabis aja" sindir livio.
"diem aja deh, gue kangen sama ade gue ini, udah lama banget ga ketemu, terakhir ketemu kayanya seragam dia masih merah putih, masih SD"
"lisa ade lo, emangnya gue bukan ade lo bang? " tanya livio kasar.
"lo mau gue peluk juga? " tanya Lewis.
"ogah gua, ntar si lisa ngatain kita homo lagi"Lisa tertawa dengan entengnya melihat livio, wajah kesalnya sangat menggemaskan.
"kakak udah makan? " tanya lisa pada Lewis
"udah sayang"
"bagus kalo kakak udah makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come [END]
Teen FictionKalau orang pikir Cinta itu tentang rasa satu sama lain, kebersamaan, dan waktu menjalin asmara maka itu salah. Sebenarnya kejujuran dan keberanian pun turut diperlukan karna seseorang bisa mengatakan kejujuran tapi belum tentu akan memiliki keberan...