24.Hujan menjadi saksi

34 14 0
                                    

Sudah jam 7 malam dengan awan yg sangat hitam tak lagi memperlihatkan sinar bulan dan bintang.

Lisa berjalan menuju kerumahnya, karna faktanya Lisa tak memesan taksi online ia hanya mengelabui Fandro agar tidak sampai mengantarkan dirinya pulang.

Kaki jenjangnya yg benar benar lelah seperti tak dapat Lisa rasakan sakitnya. Dari pantai sampai sekarang ia hanya jalan kaki tanpa ada rasa malu atau takut.

Yg Lisa pikirkan hanyalah bagaimana ia bisa menyukai Fandro?seperti hampir tak mungkin namun tetap kini kenyataan itu telah menjadi fakta.

******
"kemana Lisa?" tanya Lewis khawatir.

"gatau gue, Lisa ga bilang tadi" jawab Livio lemah.

"ini udah mau hujan Liv,  kita harus cari Lisa! Gue takut terjadi sesuatu yang engga engga sama Lisa"

Livio benar benar kesal, kenapa kebanggaanya itu kini menghilang.

Lewis dan Livio pergi mencari Lisa dengan dua mobil berbeda, mereka sengaja berpencar dengan harapan cepat menemukan Lisa.

***
Rintik hujan telah membasahi rambutnya, lamunan Lisa terbuyarkan oleh hujan, ia memilih duduk disebuah Halte bus.

"gue dimana? " tanya Lisa pada dirinya sendiri.

Lisa baru menyadari kalau sebenarnya sejak tadi ia sudah salah jalan.

Tangisannya telah keluar karna takut, ia melihat sekelilingnya yg sudah sepi karna hujan lebat menerobos membasahi bumi.

"kak,,,,, Lisa takut.... Jemput Lisa,, Lisa mohon" batin Lisa.

Seragam sekolah lengkapnya sama sekali tak lepas dari tubuhnya, Lisa ntah memikirkan apa.

***
"ada apa Liv" tanya Fandro menjawab telepon dari Livio.

"dimana Lisa? "

"apa maksud lo"

"sampe sekarang lisa belom pulang!"

"tadi gue udah suruh dia pulang"

"ya terus mana?  Lisa belom pulang dari tadi ! Nomor teleponnya juga ga aktif! Ini udah malem gue khawatir"

"gue bakal cari" ucap Fandro Sambil mematikan sambungan telepon itu.

"apa yang lo lakuin Sa? Semua orang khawatir sama lo!  Dimana lo sebenarnya? " tanya Fandro pada dirinya sendiri.

****
Hujan terus bertambah deras seakan mewakili hati Lisa yg benar benar sedang menangis. 2 jam sudah Hujan terus mengguyur ibukota, namun sayang sedaritadinya tak terlihat tanda tanda akan mereda.

Lisa melihat handphone nya yg sudah tak lagi hidup. Sungguh hal gila yg ia lakukan pertama kalinya.

***
"ini ga bisa dibiarin, gue harus kasi tau papa" ucap Lewis dalam hatinya.

"ada apa Lewis?" tanya Lenta membuka pembicaraan.

"pah!  Lisa hilang!! " ucap Lewis to the point.

Bak tersambar petir, seketika tubuh Lenta langsung melemah! Puterinya hilang!

"kenapa bisa hilang? kalian itu berdua! Kenapa menjaga Lisa kalian ga bisa?  Apa yg kalian lakuin disana? "sentak Lenta dengan nada marah.

"pah, tadi Lisa sekolah,dan sampe sekarang Lisa belom pulang"

"kalian memang ceroboh!!!  Papa akan pulang malam ini juga" ucap Lenta yg kemudian mematikan sambungan teleponnya.

Come [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang