21.penjelasan

23 15 0
                                    


Langkah kaki lisa berhenti ketika seorang lelaki berwajah pucat bermata sembab tampan nan gagah memakai seragam sama sepertinya berdiri didepannya.

"ada yg pengen gue bilang" ucap fandro pada lisa yg kemudian menarik tangannya kedalam kelas lisa.

Fandro menyandarkan lisa kedinding dengan kasarnya, punggung lisa terasa sakit akibat benturan yg dibuat oleh fandro. Tatapannya bahkan tak ramah, wajahnya sangar dan sangat kusut.

"lupain kita pernah kenal!  Lupain apa yg uda kita jalanin,  gue ucapain thanks karna lo perhatian dan selalu care sama gue,  lupain semuanya, gue ga mau punya urusan lagi sama lo" ucap fandro kasar.

"t..  Tapi...  Kenapa? "tanya lisa menatap fandro.

"gue benci sama lo"ucap fandro yg kemudian pergi meninggalkan lisa.

Langkah fandro pun dipenuhi airmata yg ia tahan sebisa mungkin.

"tapi lisa suka sama kakak" teriaknya yg tak terlalu kuat.

Pengakuan lisa bahkan berhasil membuat langkah kaki fandro terhenti.

"lisa suka sama kakak" ucapnya dengan nada lembut

Fandro mmbalikkan badannya dan menatap lisa lekat.

Bahkan lisa saat ini tak mengerti apa tanggapan fandro terhadap perasaanya.

"dan gue ga suka sama lo"ucap fandro.

Seperti tersambar petir rasanya jantung lisa seperti berhenti berdetak, ia sangat malu karena perasaannya salah menerjemahkan maksud fandro,  tapi ini sangat menyakitkan! Susah payah ia menyimpulkan perasaannya dalam semalam tapi jawaban fandro justru seperti ini.
Airmatanya telah terjatuh,,,  apa yg ia lewati semalam bersama fandro hanyalah sebatas untuk teman.

Banyak sudah yg lisa lewati dalam bebarapa waktu belakangan ini dengan sosok fandro.

Lisa terdiam dan terduduk dilantai kelasnya yg masih kotor dengan menangis.
Bagaimana hatinya bisa salah arti seperti ini,  tapi sayangnya ia sudah terlanjur menaruh hati pada fandro.

"benci dan cinta itu beda tipis" ucap suara seorang laki laki yg sangat familiar bagi lisa. Dia adalah Binta.

"binta"

Tangan kanan binta diulurkannya kehadapan lisa untuk membantu lisa berdiri.

"bangun"pintanya.

Lisa menggenggam tangan Binta yg dari tadi telah terulur untuknya. Lisa berdiri dengan air mata yg masih turun, cinta pertamanya sama sekali tak dapat diakatakan baik,  bahkan untuk dikatakan buruk pun tak pantas, ini lebih dari buruk tak ada pikiran lisa yg mengira ini akan terjadi.

"lo suka sama kak fandro"

Gadis yg tengah merunduk ini hanya mengangguk tanpa kata! Sangat menyedihkan.

Kaki lisa hanya mendekati teman karibnya yg bertubuh tinggi, putih gagah nan kekar, serta anugerah tuhan yg menganugrahinya ketampanan. Seperti biasa lisa memeluk binta dengan terus mengatakan bahwa dirinya bodoh.

Tidak heran jika lisa suka memeluk siapapun yg membuatnya merasa sangat dekat dan nyaman karna lisa sudah sering mendapatkan manjaan dari lelaki sekelilingnya seperti kakak bahkan teman karibnya pun lelaki.

Sebagai teman yg paling akrab dengan lisa rasanya binta yg berjiwa dingin (tapi perhatian) ingin sekali memukul, menampar, bahkan jika perlu binta akan bunuh fandro yg membuat lisa menangis hebat.

"kamu ga sebodoh itu lisa"

Lisa melepaskan pelukan itu,dan menatap binta dengan intens.

"kalo ga bodoh apa namanya?  Bego? " tanya lisa dengan nada kesal.

Binta hanya menggaruk kepalanya yg bahkan tak terasa gatal, ia bingung dengan lisa sebenarnya dia ini manusia spesies apa?

"nangis masi bisa marah juga ya? " tanya binta.

"bin, lo denger semuanya"

"iya gue denger semua"jawab binta.

"udah jangan nangis lagi,  keburu rame anak anak dateng"

Lisa duduk di bangkunya dengan diikuti binta yg duduk disampingnya.

"apa yg buat lo suka sama kak fandro, bukannya lo sama kak fandro baru baru aja kenal ya? " tanyanya.

Lisa tersenyum manis mendengar pertanyaan binta, pertama kalinya selama 13 tahun berteman binta bicara panjang lebar bak jembatan terpanjang di china.

"tumben nanyanya panjang banget"

"jawab pertanyaan gue!!! " dentak binta

"ehhh,,  malah marah,  oke oke gue bakal jawab"

"dia perhatian, ya walaupun gue ga ngerti sama jalan pikir dia, tapi gue seneng banget deket sama dia,  dan ya kak fandro romantis" jelasnya.

Mendengar penjelasan lisa yg amat jelas perasaan binta seperti terbuang,  yg baru dekat dengannya dalam beberapa hari sudah berhasil membuatnya jatuh cinta tapi dirinya yg sudah 13 tahun lebih setia menemani lisa hanya dianggap teman.

Ini tidak adil,  hatinya bahkan tak mau terima dengan ini semua, binta kecewa tapi lagi lagi ia hatus ingat keputusan ada pada lisa, untuk memaksakan lisa juga suka padanya adalah hal buruk  yang sangat rendah, binta bukan orang seperti itu.

Tangan kanan binta menyentuh dadanya yg benar benar sakit mendapatkan jawaban yg tak ia inginkan, rasanya untuk bernafas saja binta sulit.

"kenapa cinta sekejam ini? Membalas dengan sesukanya, datang semaunya dan berlaku sebebasnya. Aku yang selalu ada, aku yg selalu didetiknya tetapi yang baru hadir yg mendapatnya, sedang aku? Menjadi saksi bisu! Sangat pilu bahkan untuk meredamnya aku tak mampu! " batin binta.

*****
See you again
Nah kita ketemu malam jum'at berikutnya tapi dengan syarat target yang author pasang harus terpenuhi
Wkwkwk

Targetnya adalah
777x dibaca dan vote minimal 217

Love you readers author....

Come [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang