ALYSHA 6[~kecelakaan]

2.7K 115 2
                                    

"Alysha, anak-anak pada ngumpul di basecamp bentar malam jam 09.00, lo mau ikut gak?" Tanya Brayen saat mereka ada di Kedai Es Krim dekat sekolah mereka.

Alysha menghentikan aksi makan Ice Creamnya, "Ada apa? tumben pada ngumpul"

"Kata mereka mau balas secepatnya penyerangan anak Rumble, tadi mereka diserang lagi" Ujarnya.

Sorot wajah Alysha berubah serius, "Oke, gue ikut.Dan kita bakal lancarin rencana yang telah gue susun" .Tak lupa diselingi seringaiannya.

Brayen menatap Alysha lekat, "Apasih rencana lo?"

"Destroyed Rumble"

Brayen mendengus kesal, "Iya gue tau bege!"Ketusnya menoyor kepala Alysha, "Maksud gue, hancurin mereka itu gimana?!" Kesalnya.

Alysha mengusap kepalanya "Sakit anjir.Kepala gue sakit tau! kalo gue lupa ingatan ntar lo galo lagi nangis-nangis karena gue gak ingat lo!" Celoteh Alysha membuat Brayen terdiam.

Brayen menggeleng sedetik kemudian, "Ah enggaklah! ngapain gue galauin lo gitu, gak penting banget." Katanya.

Alysha tersenyum penuh seringainya, "Bukannya lo suka sama gue hm?" Goda Alysha membuat wajah Brayen memerah menahan malu.

Brayen memalingkan wajahnya kearah Ice Cream, "Jangan gr deh Lysh, sakit tau kalo gak sesuai fakta"Katanya tenang.

Alysha menaikan sebelah alisnya, menyentuh Rahang tegas milik Brayen membuat Brayen menatapnya lekat, "Ya abisnya gimana, lo emang suka gue itu faktanya.Mulut lo emang boleh bohong, tapi mata lo gak bisa bohong.Tapi gakpapa gue seneng sih kalo lo emang gak suka gue kata mulut lo sih, gue gak perlu capek-capek balas perasaan lo" Kata Alysha santai kemudian melanjutkan makan Ice Creamnya yang masih setengah.

***
"Adit? kok lo bisa ada disini?"Tanya Alysha saat ini mereka sedang berada di basecamp Hurricane.

Adit yang merasa namanya terpanggil pun menoleh, "kenapa?"ia menaikan sebelah alisnya dan berjalan mendekati Alysha, "gak boleh? gue kan mantan ketua hurricane sebelumnya, kan gak ada larangan tuh" Kata Adit dengan bangganya, kemudian meniup wajah Alysha membuat Alysha mendengus.

"Ya bukan gitu, kan gue nanya zheyeng.Gak pake niup wajah gue kali nih hujan lo ikutan nyemprot anjir!" Omel Alysha

Adit sepertinya tak menghiraukan omelan Alysha, ia malah mengalihkan topik, "Ayen mana? lama banget," Celetuknya "Padahal dia yang nyuruh gue kesini" Sambungnya.

Alysha diam, tak tau harus menjawab apa."Sha,sha, dit adit woy gawatttt anjir" Alysha dan Adit bersamaan menoleh keasal suara.

"Kenapa Na?" Tanya Adit

"Ay-ayen, ay-yen" Katanya terputus-putus membuat mereka berdua kesal.

"Ayen kenapa?" Tanya Alysha kesal

"Dia kecelakaan." Ucapan Naomi mampu membuat Alysha membeku terdiam, sedangkan Adit dengan wajah paniknya bergegas menarik Alysha untuk pergi kerumah sakit.

"Kita kerumah sakit sekarang!" Titah Adit.

***
Mereka kali ini memakai mobil, di mobil pertama ada Adit sebagai supir disebelahnya ada Alysha, di Jok belakang ada Naomi, dan Stelea, di mobil kedua ada Rafael sebagai supir di sebelahnya ada Davin di jok belakang ada Icha dan Ceciliya, diikuti mobil anak-anak Hurricane yang lain.

Alysha panik tetapi ia dapat mengatur mimik wajahnya hingga terlihat tenang, itu yang Adit dapat simpulkan.Adit memacu mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, makanya hanya memakan waktu 15 menit untuk sampai dirumah sakit.

Mereka semua masuk kerumah sakit sambil tergesa-gesa, mereka menghampiri suster yang berada di tempat administrasi, "Permisi sus, apa ada pasien atas nama Brayen Wijaya?" Tanya Alysha.

Suster tersebut menjawab,"Sebentar Mbak, saya cek dulu ya" Mereka hanya mengangguk, suster itu kembali menatap Alysha, "Ada mbak, pasien nama Brayen korban kecelakaan ada di UGD sekarang.Kalian tinggal lurus belok kiri UGD nya." Jelas Suster itu.

Alysha dan anak Hurricane segera mengikuti petunjuk suster tersebut, mereka melihat dari balik jendela di dalam UGD Brayen sedang di tangani dokter.Sudah 10 menit mereka menunggu, akhirnya dokter yang di tunggu-tunggu pun keluar.
"Ada keluarga dari saudara Brayen?" Tanya Dokter tersebut.

Mereka semua saling menatap
"Saya kakaknya dok"Adit berdiri menghampiri dokter tersebut."Gimana keadaan adik saya dok?"

"Ikut saya"Pintah dokter tersebut.

***
5 menit kemudian Adit keluar dari ruangan dokter tersebut, Alysha lebih dahulu menghampiri, "Gimana keadaan Ayen?"

"Koma"

Satu kata itu dapat membuat seluruh anak-anak Hurricane diam.
"Astaga, koma? kok bisa?"Tanya Davin dengan polosnya.

"Awww"Davin memekik saat seseorang menjitak kepalanya karena kesal, "Lo bisa gak sih liat sikon! ini anak-anak lagi pada tegang lo malah gajelas gini!"Omel Cecil yang menjitak kepala Davin

Davin menatapnya sinis, "Ya maaf, biasa aja mbaknya kaga pake jitak berapa harganya?"

Cecil menatap Davin tak kalah sinis dan sengit, "Mahal! lo kaga mampu bayar, biarpun 7 turunan lo kaya.Karena lo kan turunan ke 8"Cibir Cecil.

"Diam"Ucap Alysha mampu membuat mereka terdiam.

"Dit? kata dokter boleh masuk gak?"Adit mengangguk menatap Alysha, "Iya.Tapi kata dokternya jangan masuk semuanya dan jangan buat pasien terganggu dan jangan ribut" Alysha mengangguk dan tersenyum. "Kita masuk nanti ganti-gantian".

Alysha masuk kedalam Ruangan Brayen, Brayen memang sudah di pindahkan ke ruangan saat Adit pergi menemui dokter.

Ruangan bernuasa putih, selang infus tertancap di tangan Brayen, serta Oksigen dan perban di kepalanya.Itu yang pertama kali Alysha lihat saat ia masuk keruangan Brayen.

Ia mendekati Brayen, wajah Brayen pucat serta tubuhnya tidak bergerak sedikit pun.Ia menyentuh telapak tangan Brayen rasanya, "dingin" .

Alysha menelisik setiap inti wajah Brayen, mulai dari Alisnya, Matanya, Hidungnya, serta Bibirnya yang menurutnya begitu tampan.Tak ada lagi wajah dinginnya, tak ada lagi ucapan datarnya.

Seseorang mengusap punggung Alysha pelan, "Layaknya Pasir dan Laut.Saling membutuhkan"

Alysha menoleh mendapati Adit, "Apaan sih dit! gak jelas lo.Kaga masuk kata-kata lo, gak usah sok puitis deh!"Ketus Alysha membuat Adit terkekeh.

"Ayen, lo kenapa bisa sampe kaya gini si? "Ucap Rafael menatap Brayen penuh kesedihan.

Stelea datang memanggil Alysha untuk berbicara, "Alys, gue mau ngomong penting sama lo"

"Ngomong apa?"

"Gak disini.Ikut gue"

***
"Lo mau ngomong apa?"Tanya Alysha to the point, saat mereka berhasil keluar dari ruangan Brayen.

"Gue baru dapat info, sebelum Brayen kecelakaan.Ia sempat dihadang sama anak-anak Rumble, Dia coba lari dari kejaran Rumble tanpa sadar ada sebuah Truk yang entah pengemudinya mengantuk atau mabuk bawa ugal-ugalan dan menabrak Brayen"Kata Stelea menjelaskan info apa yang ia dapat.

Wajah Alysha kali ini sangat merah, merah menahan amarah.Stelea kali ini dapat melihat jelas kemarahan Alysha."Thanks infonya"

"Rumble, wanna play with me.oke i will start the game."

***
tbc
maaf typo males cek lg.

GIRL BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang