Alysha 39~[sama-sama menyakiti]

1.2K 61 19
                                    

Everything Gonna Be Alright

Seusai mengantar Alysha pulang kerumah, Brayen langsung saja kembali ke dermaga untuk mengambil motornya, karena tadi dia mengantar Alysha pulang menggunakan mobil Alysha.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.35 wib, jalanan cukup sepi membuat Brayen mengendarai motornya dengan santai. Rumah Brayen cukup sepi terlihat seperti tidak berpenghuni karena para pembantunya sudah pulang pasti, mereka tidak menginap selalu datang pagi dan pulang jam 7 malam.

Dari samar, Brayen melihat seseorang berdiri di depan pagar rumahnya dengan keadaan cukup berantakan. Brayen mengerutkan keningnya, siapa jam segini sedang berdiri di depan rumahnya.

Brayen semakin mendekatkan motornya, hingga berhenti tepat di depan pagar rumahnya, orang tadi membalikkan badan, matanya langsung bertubrukan dengan mata Brayen, Brayen yang terkejut langsung saja turun dari motor.

"Lo kenapa Na?" tanya Brayen, langsung memegang kedua pundak Naomi. Naomi langsung saja memeluk Brayen, menumpahkan segala air matanya. Brayen masih saja bingung dengan apa yang terjadi.

Isakan Naomi semakin keras, Brayen membawa masuk Naomi kedalam rumahnya agar tidak menganggu para tetangga. Brayen mendudukan Naomi di ruang tamu, lalu duduk di samping Naomi yang masih menangis.

"Lo kenapa Na? keliatan berantakan banget?" Brayen berusaha bertanya dengan hati-hati takut membuat gadis dihadapannya menangis semakin kencang.

Naomi masih diam, dia menatap mata Brayen dalam, "Gue suka lo." Ujar Naomi, yang mampu membuat Brayen mengerutkan keningnya, bingung.

"Maksud lo?"

"Gue cinta sama lo, lo mau jadi pacar gue?" tanya Naomi tanpa basa-basi.

Ekspresi wajah Brayen tidak jelas saat ini maksudnya apa, tentu saja dia bingung mengapa tiba-tiba Naomi dirumahnya dan menyatakan perasaannya.

"Lo kenapa tiba-tiba gini Na? lo mabuk?" sebisa mungkin Brayen mencoba berbicara tenang agar tidak menyinggung perasaan Naomi.

Naomi memperhatikan Brayen dengan serius, mengusap air matanya, "Gue cape Yen, selama ini gue suka lo! tapi lo gapernah peka sama perasaan gue, lo selalu ngelihat orang lain di depan tanpa sadar di belakang ada gue yang nunggu lo" ujar Naomi secara lugas, Brayen terkejut akan fakta ini.

"Jadi selama ini orang yang lo ceritain itu gue?" tanya Brayen.

"Gue pikir lo bakal peka, tapi ternyata semakin tidak peka" Naomi membuang pandangannya kebawah, tak berani menatap Brayen, "Gue bisa gila lama-lama karena lo, gue cukup lelah mendam perasaan gue dari lama, gue perempuan gak sekuat itu." Sambungnya.

Brayen terlihat menghela nafas lelah, "Gue minta maaf kalo selama ini sikap gue bikin lo sakit Na, tapi gue bener bener gatau tapi maaf gue gabisa Na, lo tahu kan perasaan gue gimana ke lo, gue udah anggap lo sahabat gue sendiri."

Mata Naomi seakan-akan siap menumpahkan air matanya lagi, "Satu kesempatan?"

Brayen menggeleng, "Sorry. Tapi gue makasi banget lo udah mau jujur, gue hargain itu tapi gue bener bener gabisa, tapi lo hebat udah berani jujur Na, di luar sana banyak cowo yang mau sama lo, jangan stuck ke gue yang gabisa balas perasaan lo, bakal bikin lo makin sakit"

"Ga ada cowo lain selain lo Yen!" kekeh Naomi, suaranya bergetar hebat, Brayen dibuat pusing sendiri.

Brayen menarik tangan Naomi, di usapnya perlahan, "Ada, asal lo mau buka hati buat orang lain, jangan bertahan ke orang yang gabisa balas perasaan lo, you deserve better Na"

GIRL BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang