Alysha 35~[hari senin]

1K 48 4
                                    

Senin begitu terik, banyak siswa siswi yang sudah berkeringat mengikuti ucapara, seperti di sekolah-sekolah lain pasti amanat lah yang paling lama.

Berbeda dengan Alysha dan teman-temannya, mereka malah berjalan mundur dari lapangan dan berlindung di bawa pohon sambil mengipasi diri dan memantau upacara yang berlangsung agar tidak ada guru yang menciduk mereka.

"Busetdah lama bener, mana pas" celetuk Cecilya, terlihat dari wajahnya yang kepanasan menimbulkan warna kemerahan.

"Gimana cabut gak nih?" tanya Stelea sambil menahan senyumnya itu.

Semua menatap Alysha, Alysha menatap mereka heran, "Yok lah cabut" ujar Alysha akhirnya membuat mereka berempat bersorak gembira.

"Perhatian buat kelima perempuan yang berdiri di pohon belakang, mohon dengan segera maju kedepan!" suara Kepala Sekolah yang begitu nyaring membuat para siswa/siswi yang penasaran ikut menoleh kebelakang.

Alysha dan teman-temannya saling bertatapan.
"Yang di maksud kepsek siapa?" tanya Naomi.

Mereka masih diam di tempat sambil mengendikan bahu, "Gatau gue, emang selain kita berlima ada lagi yang berdiri di pohon belakang?" Cecilya menatap bingung siapa yang di maksud Sang Kepsek yang terhormat.

Alysha menggeleng, "Kayaknya gak deh, kita doang yang ada di pohon sini, jadi maksudnya kita yang di panggil kedepan gitu?"

"ASTAGA KALIAN! DARI TADI SAYA PANGGIL KENAPA KALIAN HANYA MENGOBROL DI BELAKANG? CEPAT MAJU KEDEPAN 3...2...1"

Baru di hitungan kedua mereka berlima sudah lari terbirit-birit kedepan, mereka berdiri di balik podium yang biasa digunakan para pemberi amanat, podium berbentuk kotak dengan tinggi 15 cm membuat Sang pemberi amanat dapat memantau seluruh siswa.

Kepsek dengan setelan gaya tahun 70an membenarkan letak kacamatanya, mengusap kepala botaknya pelan yang terkena sinar matahari, bisa kalian bayangkan bagaimana kepala sekolah mereka ini?

"Anak-anak lihat kelima teman kalian di depan ini! mereka gak patut di contoh, lagi ucapara bukan berdiri sikap sempurna malah asik-asikan kipasan di belakang sambil ngobrol!" Kepsek—atau biasa dikenal pak Cobu berdecak kesal.

Lihat, mereka berlima sudah di panggil maju kedepan tetapi bukannya merasa malu malahan mereka senyum-senyum tidak jelas.

"Ini lagu, rok sudah pendek sudah bisa di buat kain lap kenapa kamu pake lagi?" Pak Cobu bertanya dengan nada kesal kearah Cecilya yang memakai rok di atas lutut dan sangat ketat, sekali melangkah tanpa hati-hati bisa sobek.

Cecil menatap pak Cobu sebentar, "Ya ini kan fashion pak, kaya ga tau aja" gumamnya pelan, tapi sial, Pak Cobu mendengarnya.

"Apa kamu bilang? fashion? fashion macam apa rok kaya kurang bahan? kamu gak sanggup beli ya?"

"Enak aja Pak, gini-gini saya banyak duit tapi dari pada di pake beli rok baru terus, selama masih ada rok lama kenapa harus beli rok baru?"

"DIAM KAMU!"

Oh selamat kepada Cecilia, berhasil membangkitkan amarah Pak Cobu, mereka siap menerima kenyataan setelah ini.

"Setelah upacara kalian berlima bersihkan toilet yang ada di lantai 1, jangan membantah saya!" ujar Pak Cobu, membuat mereka harus menguatkan hati, jiwa, iman, dan raga.

***
"Capeeee bangettttttttt" runtuk Naomi sambil meregangkan badannya

krek

"Anjay, tulang gue bunyi nih" celetuknya

"Ini wc manusia atau wc hewan sih? kaya gapernah di bersihin setahun aja!" Stelea menatap heran lantai wc ini, pasalnya ini sangat berkerak dan menjijikan.

GIRL BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang