ALYSHA 19[~kecewa]

1.8K 71 1
                                    

Alysha berhasil memacu motornya dalam waktu 10 menit, ia sudah berada ditempat yang dimaksud. Walaupun tadi, ia sempat di caci karena membawa motor sangat ngebut oleh pengendara lainnya.

Alysha merogoh kantungnya berniat, mencari ponselnya. Sial, ia tidak mendapatkan apakah dia lupa? Oh tidak.
"Lah kalo sekarang gue harus gimana? Pulang dulu ga mu---''

Prok prok prok

Alysha membalikan badan, mencari asal suara tepukan tersebut.
"Welcome Leader Hurricane. Kita ketemu lagi. Gue pikir lo gak berani datang, dan bakal biarin geng lo hancur! " Lelaki tersebut menyungingkan senyum sinisnya.

Alysha bersidekap, seolah menantang lelaki itu, "Oh hai. Hm siapa ya, Dewa rimba Radjasa. Ya Dewa. Maaf ya, ga mungkin gue gak datang. Gue kan gak sepengecut Remorga, ups" Ujar Alysha santai, namun penuh penekanan.

Dewa berjalan semakin dekat kearah Alysha, mungkin kira-kira jarak mereka hanya 3 langkah.
"Jangan ngomong gitu, gak ingat lo cuma sendiri apa? " Tanya Dewa seolah mengejek Alysha.

Alysha menampilkan senyumnya, "So?  Kalau gue sendiri,  problem for you? Intinya, lo jadi gak ngajak gue balapan? " Tanya Alysha santai.

Dewa mengangguk, "Tapi ada prasyarat nya" Katanya.

Alysha menaikan sebelah alisnya, "Apa? "

"Yang pertama, kalo gue menang gue bakal malakin terus. Yang kedua, kalo gue menang lo bakal jadi babu gue sebulan. Yang ketiga, kalo gue menang lo jadi pacar gue, selama 3 bulan" Ujar Dewa memberi prasyarat.

"Gue jadi babu lo apa pacar lo? "Tanya Alysha tak mengerti.

"Both''

Alysha menganggukan kepalanya, "Jika lo buat prasyarat, maka gue juga harus buat, supaya adil kan?
Syarat pertama gue, kalo gue menang lo semua pada berhenti malakin orang-orang pake nama hurricane, syarat kedua lo jadi babu gue sampe gue bosan. Syarat gue cuma 2 aja" Ujar Alysha

"Oke! Deal! "

"lo tunggu, gue bakal taklukin lo ratu jalanan, yang katanya punya seribu cara buat taklukin musuh" Batin Dewa

Alysha segera menaiki motor besarnya, diikuti dewa yang menaiki motor besar berwarna merah tersebut. Mereka bersiap-siap di garis finish.
"ALYSHAAA! " Pekikan Lalikha begitu menggema diindra pendengaran Brayen.

Alysha menatapnya datar, mengapa disaat-saat seperti ini. Sepupunya yang kaya mercon harus ada sih?  Ditambah lagi ia berdua dengan brayen. Dan apa ini, brayen menatap dirinya tajam hah?  Apa lalikha sudah mengotori pikirannya?.
"Kok lo ada disini? " Tanya Alysha setengah kesal, Dewa hanya berdiam dimotornya.

"Ya gue kan khawatir sama lo. Hp lo juga, lo tinggalin, kalo ada apa-apa sama lo gimana?  Mau buat tante sama om sedih? " Tanya Lalikha.

Alysha menghembuskan nafas gusar, ia menatap Dewa sebentar, kemudian beralih menatap, "Gue bakal balapan sama Dewa" Katanya pelan, Brayen langsung mengedarkan tatapan intimidasi.
"Gak"

"Tapi Ayen, gue udah sepakat sama dia. Kalo gue menang dia berhenti malak orang pake nama hurricane, kalo dia menang dia bakal malak orang pake nama hurricane" Ujar Alysha berharap Brayen mengerti situasi ini.

Brayen menghela nafas pasrah, "Hm Oke"

Dewa membuka helm fullfacenya dan membuka mulutnya, "Hoam,  dramanya udah kelar belom?  Ngantuk gue nih! " Ujarnya.

Anak buah Remorga satu persatu masuk memenuhi sirkuit balapan itu. "Ck, bawah warrior ternyata" Gumam Alysha.

Seorang gadis, dengan pakaian super minim, berdiri ditengah-tengah mereka. Ia memegang sebuah kain berwarna merah ditangannya. Dan melempari senyum centil kearah Dewa. Tapi hanya dibalas dengan cueknya.
"Tiga"
Brum brum

"Dua"
Brum brum brum

"Satuuuuuuu"
Brum..

Motor mereka beradu kecepatan, saat ini Dewa yang berada di baris terdepan, ia menoleh kebelakang dan tidak mendapati Alysha. Ia memfokuskan pandangan nya kedepan.

Matanya membulat, melihat Alysha yang sudah berada didepannya. Belokan pertama hingga belokan kedua, Alyshalah yang berada didepan. Hingga saat berada di belokan ketiga. Dewa melaju dengan sangat kencang dan meninggalkan Alysha yang jauh tertinggal dibelakangnya. Dan apa ini?

Kenapa ban motornya bisa kempis secara tiba -tiba. Ah pasti ini adalah bagian rencana dari Dewa. "Argh! Shit" Umpatnya kesal.

Dewa memasuki garis finish, dengan bangganya. "Mana sih ketuanya hurricane? Kok lama amat?  Lelet gitu kenapa bisa jadi ketuanya sih? " Tanya Dewa meledek Brayen.

"Jaga bicara lo."

"Eh alys? Motor lo kenapa kok kempis ban nya? " Tanya Lalikha saat melihat Alysha datang dengan wajah yang bisa dibilang tidak enak dipandang mungkin.

Alysha tak menghiraukan ucapan Lalikha, ia turun menghampiri Dewa. Ia menunjuk tepat dihadapan Dewa. "Lo!  Curang bangsat! " Geramnya.

Dewa terkekeh, menurunkan telunjuk Alysha, "Itu sebuah trik hidup. Kalo lo gak curang, lo gak bakal bisa sampai dititik dimana ingin lo capai. Hidup itu kejam.Sebelum hidup mengejami kita, kita yang kejami hidup."

"Kenapa harus curang?  Kenapa gak bersaing sehat hah? " Kesal Alysha.

"Ya karena seperti yang gue bilang sebelumnya, lo gak bakal bisa sampai disebuah titik itu. "

"Bodo lah ya, lo ngomong muter-muter "

"Ehemm" Dewa berdehem, "Untuk semua yang ada disini, gue cuma mau bilang kalian semua pada catet baik -baik, hari ini gue resmi pacaran dengan ketua geng hurricane. Alysha florencia gipati"

Alysha menendang tulang keringnya, "Apa-apaan sih lo?! "

"Gue bicara apa adanya"

"Alysha" Suara Bariton milik Brayen memanggil dirinya, tetapi ada yang berbeda. Suaranya terdengar bahwa ia sedang kecewa.

"Ya brayen? "

"Jangan terlalu baikin cowo lain, gue cowo lo sekarang " Bisik Dewa.

Alysha benci fakta ini, "Apa yang lo sembunyiin dari gue? Kenapa lo bisa jadian sama dia? " Alysha menunduk.

"sebenarnya.... "

"Harusnya lo bilang dari Awal sha!  Lo udah buat gue kecewa! " Brayen mengeram. Rahangnya mengeras.

"Manusiawi kan kalo gue kecewa?  Gak masalah kan kalo cowo rasain yang namanya kecewa? " Tanya Brayen sambil terkekeh geli.

Sebegitu terlukannya kah brayen?  Apakah terlalu banyak luka yang Alysha torehkan?

"Brayen? Lo ga ngerti situasinya, " Ujar Alsyha mencoba menjelaskan.

"Gue? " Tunjuk brayen pada dirinya,  "Gak ngerti?  Gue gak ngerti apa lo yang gak mau berbagi?  Apa-apa lo pengennya sendiri?!" Tanya Brayen menusuknya.
"Maaf" Cicit Alysha

"Maaf lo bilang? Buat apasih?  Maaf juga gak bakal merubah apapun ya jadi not important" Brayen tersenyum miris. "And, Congratulations ya!  Gue harap lo langgeng sama dia" Ada nada tak suka dari brayen. "Dan thanks juga ya, telah mematahkan hati gue sepatah-patahnya" Bisik Brayen sebelum ia pergi.

Ia segera meninggalkan Alysha, Alysha tak dapat berbuat apa, ia hanya memejamkan mata merasakan angin brayen yang juga ikut pergi. Lalikha pun ikut bersama Brayen, brayen yang memintanya, karena ia yang membawa Lalikha kemari.

***
tbc

GIRL BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang