SIANG Yang begitu Cerah, ini tepat seminggu Brayen berada dirumah sakit. Seminggu itu Alysha yang selalu menjaganya, entah apa alasannya.
Alysha kembali menatap wajah Brayen, dan mengusap tangan Brayen tanpa sadar ia menitikan air mata, "Lo kapan bangun sih Ayen? kangen tau gak sih gue sama lo.Kangen tatapan datar lo, kangen ucapan dingin lo, kangen perhatian lo ke gue, kangen bercanda bareng lo lagi. Lo kapan bangun sih? capek tau gak sih gue nunggu lo bangun yen. Lo tega ya? tega banget deh sama gue, kapan sih lo buka mata lo, lo marah sama gue? karena ucapan gue kelewat gak peka yang nyakitin perasaan lo hari dimana lo celaka? Gue minta maaf deh ayen, tapi lo harus bangun please" lirih Alysha, tapi kemudian ia mulai merasakan pergerakan jari-jari Brayen. "Ayen? Ayen? lo udah sadar?" Tanya Alysha mengusap air matanya.
Brayen membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina penglihatannya. "Alysha, lo kenapa nangis?" Tanya Brayen parau.
"BRAYEN LO UDAH SADAR! BENTAR GUE PANGGIL DOKTER DULU!" Pekik Alysha senang, tetapi Brayen mencekal pergelangan tangannya, "Ja-jangan.G-ue udah gakpapa.Gak usah panggil dokter, kan ada lo" Brayen tersenyum tipis dengan wajah pucatnya tak mengurangi kadar ketampanannya.
Alysha menghembuskan nafas gusar, "Oke" membuat senyum Brayen semakin lebar membuat Alysha tak tega.
"Makasih."
Alysha mengerutkan dahinya pertanda binggung, "Makasih? makasih buat apa?"
"Buat lo udah jagain gue selama gue sakit."
"Oh itu..." Alysha mengantungkan kalimatnya, "Iya sama-sama.Lo kan udah gue anggap kakak gue sendiri"
Senyum Brayen perlahan memudar tergantikan dengan senyum kecut.
Setelah itu Brayen diam tak mengucapkan apapun, hanya saling beradu pandang dengan Alysha, suasana pun terasa awkard."Lo sebenarnya kenapa sih?" Tanya Alysha memecah keheningan, ia tak sanggup berada di suasana awkard seperti ini.
"Emang gue kenapa?" Tanya Brayen balik.
Alysha mendengus, "Lo tau gak? lo koma udah seminggu."
Brayen kaget, "AH, YANG BENER LO SHA?MASA SIH?"
Alysha memutar bola matanya kesal, "Yeu, kaga usah ngegass juga kali masnya" Cibirnya, "Lo pikir apa? kita-kita anak Hurricane tiap hari jagain lo apalagi gue ea eaa" Celetuk Alysha asal dibagian akhir.
"Berarti lo peduli sama gue?" Goda Brayen, Alysha mengangguk, "Kan udah gue bilang gue angg—"
"Iya udah, gak usah di lanjutin.Gue tau apa yang bakal lo ucapin" Potong Brayen cepat datar dingin dan tak tersentuh rasanya.
***
"WHATSUPP EPRIPADIH, KEMBALI LAGI BERSAMA ZAYN MALIK VERSI KW YANG LEBIH OKE!" Sapa seorang pria saat memasuki ruangan Brayen."bukk"
"Adoh!"
"Lo apa-apaan sih Vin?berisik tau gak!" Ketus Alysha melemparkan sepatu yang ia gunakan ke kepala Davin.
"Eh ibu bos, maapkeun" Ujar Davin
"Emang kaya gitu dia sha, otaknya setengah ketinggalan di laundry janda tempat biasa dia nongkrong."Celetuk Rafael membuat Davin menampol dirinya keras.
"ADOH!"Pekik Rafael
"Mulut lo tuh, gak saring anjir, asal nyeletuk ae"Ujar Davin
Rafael menatap Davin sengit, "Suka-suka kita dong, diri tape diri, pusing kali kau nih!"Sinis Rafael.
"Kalian berdua kalau mau ribut mending pulang deh!" Ucap Naomi
Ketiga temannya mengangguk, "Iya, daripada cuma gangguin pasien dengan kata-kata unfaedah itu!"Sambung Icha sambil menatap tajam mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL BOSS
Ficção AdolescenteSequel Strong Girl [BISA DI BACA TERPISAH!♡] ALYSHA FLORENCIA GIPATI Siapa tidak kenal pemimpin geng, "HURRICANE" yang terkenal seantero jakarta. Dikenal karena kebaikan mereka suka menolong, tetapi dikenal juga karena kebringasan mereka melawan mus...