Alysha menghembuskan nafas pasrah berkali-kali, ia telah memilih jalan.
"Tugas pertama lo, sebagai pacar dan babu gue. Selalu perhatian sama gue" Ujar Dewa, sesaat Brayen pergi."Gue sibuk, gak ada waktu" balas Alysha sedatar-datarnya.
Dewa tersenyum sinis, "Gue gak peduli ya, yang gue tau lo tetap jalanin kewajiban lo"
"Gue gak ngerti motif lo apaan sebenarnya, jadiin gue gini" Keluh Alysha.
"Motif? Hm apa ya? Gue juga gatau tuh'' kekeh dewa.
"Udah, gue pergi dulu" Ujar Alysha kemudian langsung memacu motornya tanpa mendengar perkataan Dewa.
"Wecome to the game baby girl. I hope you will like. Can't wait conquered you" Batin Dewa
***
Hari ini, sudah 3 hari Brayen tak bertegur sapa Dengannya. Teman-temannya merasa ada kejanggalan. "Lo sama brayen sebenarnya ada apaan sih? " Tanya Cecil yang bingung."Gapapa" Balas Alysha
"Cewe teh kalo ngomong tak papa, artinya teh ada apa-apa atuh" Ujar Bu Narsi membawa pesanan mereka.
"Nah bener bu Narsi aja tau. Lo cerita aja ke kita-kita" Celetuk Naomi.
"Gue, gimana ya jelasinnya. Intinya brayen kecewa sama gue" Ujar Alysha pelan.
"Kenapa bisa kecewa? Gak mungkin kan orang kecewa tanpa sebab, maksud gue tiba-tiba gitu" Ujar Icha
Alysha mengangguk, "Gue jadian sama Dewa"
Empat kata yang membuat semuanya tercengang mendengarnya, "Maksud lo? Dewa? Dewa ketua Remorga? " Alysha mengangguk.
"Bukannya lo kata, lo belom mau pacaran? " Tanya Stelea yang sejak tadi diam.
Alysha lagi-lagi mengangguk, "Gue terpaksa. " Ujarnya sedih.
"Lo suka brayen? " Tanya Naomi
"Gatau" Alysha menggeleng
"Perasaan lo saat tau dia kecewa gimana? " Tanya Cecilia
Alysha menarik nafas panjang, kemudian ia buang perlahan, "Tentunya gue sedih lah ya denger gitu. Secara dia kan deket sama gue, udah gue anggap keluarga "
"Lo tau gak? Dia cukup terluka karena lo! Lo gak pernah ngertiin perasaan dia! Lo selalu bertindak semau-mau lo, sesuka-suka lo, dia selalu rela berkorban buat lo, lo nyadar ga sih? Perasaannya buat lo besar banget?! " Naomi mulai berkoar-koar dan lepas kontrol.
"Na, udah Na udah. Kasian alysha" Ujar Stelea menenangkan naomi.
Naomi menggeleng, " Gak ste, sekali-kali kasih pencerahan ke dia ste. Biar dia sadar! Iya gue tau dia pemimpin hurricane, tapi bukan berarti gue harus takut kan sama dia? Gue sama dia sama-sama manusia, makan nasi juga kok! " celoteh Naomi
"Gue tau, gue salah" Alysha menunduk sedih.
"Terus dengan lo ngaku lo salah, ini bakal selesai? " Tanya Icha yang sudah mulai kesal juga.
"Jangan mulai deh cha!" Peringat cecilia sebelum icha ikut-ikutan.
Icha mendengus, "Bukan gitu, maksud gue. Emang bakal selesai tanpa ada usaha ngelakuin sesuatu gitu? "
"Iya gue tau, sekarang gue harus gimana? Gue udah coba minta maaf waktu itu tapi ya gitu" Ujar Alysha bingung.
"Lo gampang nyerah? " Tanya Cecilia.
"Bukan gue gampang nyerah, Tapi kan sekuat apapun gue coba hasilnya pasti akan sama" Alysha menunduk lesu.
"Lo belum coba lagi, makanya lo bilang hasilnya akan sama" Ujar Naomi, "Mungkin brayen masih kecewa sama lo, tapi gak mungkin kan dia bakal marah sama lo? Dia kan sayang banget sama lo, lo tau hal itu'' Alysha mengangguk, benar apa yang dikatakan Naomi, Alysha segera berdiri.
"Mau kemana lo? " Tanya Stelea
"Menyelesaikan apa yang sebenarnya harus diselesaikan"
***
Alysha sudah mencari brayen dikelasnya, di rooftop, di lapangan tapi ia tak menemukan Brayen, padahal motornya masih ada.Sekarang ia tak tau mencari kemana, dan ya ada satu tempat yang belum ia kunjungi, taman belakang! Ya, Alysha segera berlari menuju taman belakang, cuaca saat ini sangat panas membuat keringatnya bercucuran.
Alysha mengedarkan pandangannya di taman belakang, taman belakang memang sering sepi karena cukup jauh, walaupun indah dan tidak angker.
Alysha melihat brayen duduk dibalik pohon besar, tatapannya kosong. Alysha berjalan mendekat tapi brayen belum menyadari keberadaannya.
"Hai" Sapa Alysha akwardBrayen menoleh dan tersenyum, tapi Alysha dapat melihat senyumnya berbeda tak seperti biasanya. "Hai sha"
"Maaf" Ujar Alysha
Brayen memutar badannya seraya terkekeh, "Maaf kenapa? Lo bikin salah apa sama gue? "
"Soal, 3 hari lalu gue dan dewa" Ujar Alysha merasa bersalah.
Lagi dan lagi brayen terkekeh, "Apaan sih lo, ternyata ketua kita yang jutek bisa jadi melow ya" Ejek brayen.
Alysha menghela nafas kasar, "Gue mohon lo jangan bercanda"
Raut wajah brayen kembali datar, "Gue gak bercanda daritadi, gue ngomong apa adanya lho" ujar Brayen.
"Lo kenapa udah 3 hari gak pernah nyapa gue lagi?" Tanya Alysha
"Gue sadar diri lah sha" Brayen terkekeh
"Maksudnya?"
"Ya gue sadar diri lah, lo udah jadi pacar orang lain, kan gak bagus tuh kita deket sama orang yang udah punya pacar" Ujar Brayen sambil memasukan tangan kanan di kantung celananya.
Alysha menghela nafasnya kasar sekali lagi, "Lo tau? Gue terpaksa yen, ini cuma 3 bulan kok yen setelah itu gue bebas"
Brayen terkekeh dan mengusap rambut alysha gemas, "Walaupun lo bilang terpaksa, intinya lo punya hubungan kan sama dia, 3 bulan? Lo yakin perasaan lo bakal sama, karena setau gue sih perasaan itu dapat berubah berjalannya waktu"
"Gak yen! Gue jamin perasaan gue bakal sama, dan bakal buat lo! " Ucapan spontan Alysha membuatnya membulatkan matanya sendiri. Tak menyangka ia mengatakan itu.
"Lo jamin pake apa sha? Pake daun kelor? " Tanya Brayen mengejek alysha, "Udahlah sha, jalanin aja apa yang emang udah jadi takdirnya kok, lo gak usah bilang gitu, kalo ujung-ujungnya lo bohong dan cuma buat kecewa" Ujar Brayen
Sebelum Alysha mengucapkan kata-katanya lagi, brayen segera berucap, "Kalo emang jodoh gak bakal kemana, kalo bukan jodoh gak masalah. Yang penting kita tetap temenan terus. Urusan hati masalah nanti" Kemudian Brayen beranjak pergi dari tempat duduknya, menyisakan Alysha yang terdiam mencari maksud ucapan brayen.
Tbc
Holaaaaaaa
Hihaaaaaa
Whatsappp gaes?
Chapter ini gimana? 😙😙😙
Vote&Comment yash! 💛dont forget follow my ig
patriciamarsela_
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL BOSS
Teen FictionSequel Strong Girl [BISA DI BACA TERPISAH!♡] ALYSHA FLORENCIA GIPATI Siapa tidak kenal pemimpin geng, "HURRICANE" yang terkenal seantero jakarta. Dikenal karena kebaikan mereka suka menolong, tetapi dikenal juga karena kebringasan mereka melawan mus...