♡Part2♡

6.7K 232 3
                                    

"Cinta yang kuberikan padamu adalah cinta yang ada pada hatiku, bukan mataku"

***

Seusai membersihkan diri, aku langsung menghampiri istriku yang sudah duduk manis di meja makan.

"Mas kamu kok lama banget, nanti keburu dingin makanannya.. " Aku yang mendengar itu pun langsung duduk disampingnya. Kulihat raut merajuknya, sangat lucu menurutku, kupikir ia sudah terlalu menunggu lama.

"Duh.. kamu kalau lagi marah gitu manis banget" aku mencubit pelan hidung peseknya.

"Ih mas.. Sakittt tau, sini aku ambilin nasinya.."

Aku hanya mengangguk antusias.

"Silahkan dimakan mas, semoga masakannya enak ya," ucapnya semangat.

"Masakan kamu emang selalu enak" Aku mengelus kepalanya yang tertutup oleh hijab panjangnya.

Kami pun makan dengan canda gurau.

Tok.. Tok.. Tok

Kami menghentikan aktifitas makan berdua, kami menoleh satu sama lain.

"Ehm, Mas siapa ya yang dateng kerumah di jam seperti ini?" Tanyanya padaku, Aku sendiri sedikit bingung karnanya.

"Mas juga gak tau, yaudah mas bukain pintu dulu ya" Namun saat aku berdiri, Farisa istriku meminta agar dirinya saja yang membuka pintu.

"Ett tunggu, kamu lanjut makan aja, biar aku yang buka pintunya," Aku hanya mengangguk dan melahap makananku kembali.

"Assalamualaikum Farisa.." suara serak khas wanita paruh baya.

"Waalaikumsalam, Mamah.." Farisa langsung mencium tangan dan memeluk wanita paruh baya yang ternyata adalah ibu mertuanya.

"Apa kabar kamu Farisa, suami kamu mana?" katanya sambil mencari sosok yang sedang ia cari.

"Alhamdulillah mah, kabarku selalu baik.. Oh ya mah silahkan masuk, Mas Adi sedang makan"

Mereka berdua berjalan keruang makan, dan menghampiriku.

"Assalamualaikum mah," Aku langsung mencium tangan orang tuaku dan menyambutnya dengan hangat.

"Waalaikumsalam.."

"Mamah, silahkan makan mah" ucap Farisa mempersilahkan mertuanya makan bersama dengan kami.

"Mamah sudah makan tadi sebelum berangkat kemari."

"Mamah mau minum?" ucap Farisa sambil memberikan segelas air mineral.

"Iya Makasih.."

"Mamah gak biasanya kesini? Ada apa?" tanyaku penasaran pasalnya mamahku ini tidak pernah mengunjungiku diwaktu sore apalagi bukan diwaktu akhir pekan.

"Mamah mau bicara sama kalian berdua, tapi kalian lebih baik makan dulu.. Mamah tunggu diruang keluarga ya" Ibuku meninggalkan kami berdua diruang makan, aku dan istriku hanya terdiam, aku tau apa yang akan beliau bicarakan.

Kini tiba saatnya kami berkumpul diruang keluarga.

"Mamah tadi mau bicara tentang apa ya mah?" Farisa bertanya dengan senyumannya.

"Mamah mau tanya sama kalian berdua, kalian menikah sudah berapa lama?"

Deg

Kami berdua hanya terdiam, setelah itu Aku yang angkat bicara.

"Sudah dua tahun mah" Kulihat Farisa menunduk dalam.

"Dua tahun itu waktu yang lama loh, Kalian gak mau lihat mamah bahagia apa?!" Kulihat matanya berkaca - kaca.

Sudah kuduga ini pasti terjadi.

"Maksud mamah?" kini Farisalah yang bertanya dengan suara bergetar.

"Kamu kapan hamil Ica!!"

Jedarrrr

Apa yang aku takutkan pun terjadi, kulihat raut wajah istriku yang pucat.

"Maaf mah, ini sudah kehendak yang diatas," ucapnya seraya memegang tangan ibuku namun langsung ditepis olehnya.

"Berapa lama lagi Ica? Mamah sudah tua, mamah ingin menimang cucu sebelum mamah pergi!"

"Mah udahlah mah jangan bicara seperti itu, suatu saat Farisa bisa hamil. In sya allah." jawabku seraya merengkuh istriku yang bergetar menahan tangis.

"Maafin Ica mah.."

Setelah mengucapkan kata maaf, Farisa masuk kedalam kamar yang berada dilantai dua, tepatnya dikamar kami.

"Kamu denger ya Adi, Mamah mau kamu menikah lagi" Ibuku berdiri dan langsung pergi keluar.

"Mah tunggu mah, Mamah gak bisa gitu aja dong mah, aku cuman mau menikahi satu wanita" ucapku pelan setelah berada dibelakangnya.

"Kalau begitu bunuh saja mamahmu ini!" ucapnya yang membuatku lemas seketika..

Brukkk..

"Mah, mamah bangun mah" tanpa pikir panjang aku langsung mengangkat tubuh lemah ibuku.

Setelah itu, Aku langsung menghubungi dokter. Dokter tersebut datang dan langsung ku ajak kekamar yang ditempati ibuku yang tengah berbaring tak berdaya.

"Dok, Apa yang terjadi dengan beliau?"

"Maaf Pak, Ibu anda mengalami stroke ringan, sepertinya dia sedang tertekan dan harus banyak beristirahat"

"Baik dok terimakasih.."

Setelah itu, aku mengantar dokter sella sampai depan pintu rumah.

"Jangan lupa untuk memberinya obat secara rutin" Dokter sella memberikan resep obat untuk ibuku, Aku mengangguk tanda mengerti.

"Baik dok, sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak."

Aku menghampiri ibuku yang belum sadarkan diri.

'Ya Allah cobaan apalagi yang engkau berikan pada hambamu ini Ya Rabb'

"Mah, Mamah harus sembuh mah" tak terasa airmataku jatuh begitu saja.

"Isssss Mamah dimana di?" lengkuh mamahku pelan.

"Mamah tidak usah khawatir, mamah masih dirumahku" ucapku seraya mencium lembut punggung lengannya.

"Adi apa kamu mau mamah seperti ini?" Ibuku meneteskan airmata dan langsung kusapukan ibu jariku tepat dipipinya.

"Mah beri Adi waktu ya mah, Farisa juga butuh waktu mah.. Beri dia kesempatan," ucapku seraya memohon.

"Baik kalau gitu mamah akan beri kalian kesempatan, sampai waktunya tiba jika kalian belum bisa memberikan seorang cucu untuk mamah, mamah terpaksa akan menjodohkan kamu kembali dengan anak dari sahabat mamah."

Aku terdiam beberapa sesaat, Apakah aku bisa memberikan apa yang didambakan ibuku ini, Apakah aku harus mencari istri kedua..

'Aaah Siallll'

Batinku menjerit histeris. Aku pun pasrah menerima konsekuensinya.

"Baik mah.. " setelah itu kucium kening orang yang telah melahirkanku ini.

Setelah melihat beliau sudah tertidur, aku berniat kelantai dua melihat kondisi istri manisku.

Kubuka pintu kamar, dan aku mendapati istriku yang sedang tertidur dengan mata sembabnya.

Apakah kamu tadi menangis?

Kukecup lama kening istriku dan mengelus lembut pelipisnya.

Aku ikut berbaring disampingnya lalu kupeluk erat tubuhnya.

'Demi Apapun aku tidak akan meninggalkanmu ca, Aku benar benar mencintaimu'

Aku menyusul Ica yang sudah dulu tertidur lelap dipelukanku.

Jangan Lupa Vote dan Comment Ya:))
Selamat menjalankan Ibadah Puasa teman:))

Ya HannanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang