"Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.
(Q.S Al-Isra 17 : 21)"
Aditya pov_
Aku sudah kehilangan anakku, apa yang akan aku katakan pada Farisa jika dia tahu aku menyetujui pihak rumah sakit untuk melakukan operasi pengangkatan rahimnya.
Ya Allah aku tahu bahwa ini garis takdir yang terbaik untuk kami berdua..
Aku menunggu didepan ruang operasi, tak henti henti aku berdoa untuk keselamatan istriku.
"Assalamualaikum Mas, bagaimana keadaan mba ica mas? Apa dia sudah sadar mas? Aku mau bertemu dia mas" tiba tiba saja Naina menghampiriku dengan tergesa gesa.
"Apa yang kamu lakukan Naina? Kamu sedang mengandung!! Kenapa kamu tergesa gesa?" aku membuang wajahku saat melihat kondisi Naina yang kelelahan.
Aku tidak bisa melihatmu seperti ini.
"Maaf mas, tadi aku gak naik lift soalnya aku takut jika terjadi pemadaman listrik tiba tiba, tanpa pikir panjang aku memutuskan untuk menaiki anak tangga"
"KAMU INI BODOH ATAU APA? KAMU LUPA DIDALAM PERUTMU ADA ANAKKU!!" aku kesal mendengar penuturannya. "Apa jangan jangan kamu ingin kehilangan anakmu sama seperti yang dialami oleh Farisa hah!!" tanpa menunggu jawaban darinya aku langsung menuju Masjid diseberang rumah sakit untuk melakukan kewajibanku. Aku tidak ingin melihat wajah sedih Naina sehabis kubentak.
Aku sempat melihat kearah belakang, Naina terduduk lemas setelah mendengar penuturanku. Aku tidak perduli, aku lelah dengan ini semua. Aku lelah!
Aku sempat berpapasan dengan Vano dilorong rumah sakit, dia sempat menyapa namun aku menghiraukannya dan bergegas menuju masjid.
"Assalamualaikum Adi, kenapa kau menghindar dariku, bahkan kau tidak menjawab salamku" ternyata vano mengikutiku dari belakang, aku terus melangkah cepat namun vano langsung menghadangku dari depan.
"Maaf Pak Adi, saya sedang berbicara dengan anda, oh ya kenapa anda bisa ada dirumah sakit?. Dan dimana Naina?" kulihat vano mencari cari sosok tersebut.
"Saya ada dirumah sakit ataupun ditempat lain, itu bukan urusan anda. Saya peringatkan jangan dekati Naina!"
"Saya tidak mendekati istri kamu, saya hanya melindungi dia dari laki laki yang tidak bertanggung jawab seperti kamu!"
Bugh..
"Ini satu pukulan buat anda yang selalu mendekati Naina" Bugh.. "Dan pukulan ini buat anda yang telah membuat jarak antara saya dan Naina" Aku tidak menyesal telah bertindak kasar terhadap vano, aku tau aku telah melakukan kesalahan dan aku tidak ingin perkelahian ini berkepanjangan.
"Ingat ya bro, saya akan mengambil sesuatu yang telah anda sia siakan. Ingat itu, dan kau akan menyesal karna telah melakukan ini terhadapku!" Aku tidak perduli dengan kata katanya barusan, aku pergi meninggalkannya yang masih lunglai dilantai.
Naina pov_
Aku tidak menyangka bahwa mba farisa akan mengalami ini semua, dia pasti akan sangat bersedih jika dia tahu bahwa anak yang dikandungannya sudah tidak ada, dan dia tidak akan memiliki anak untuk selamanya.
Ini semua salahku hiks..
"Mba kenapa menangis, silahkan duduk disini mba" tiba tiba saja seorang suster datang dan membantuku untuk duduk dibangku ruang tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
EspiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...