" Aku terlalu egois memang, sesorang akan sangat egois ketika menyangkut orang yang ia cinta, namun tak bisakah dengan tidak melukai hati yang lainnya "
Hari ini sidang skripsiku dimulai, Aku mengenakan setelan Almamater dengan rok hitam tidak lupa hijab pashmina instan.
Tidak ada yang istimewa menurutku, pakaian ini biasa aku kenakan saat ke kampus.
'Duh dag dig dug banget dari semalam'
Kini aku berada diruang khusus, diruang tersebut hanya ada Lima orang termasuk diriku.
Kami semua menunggu cukup lama, Namun setelah penantian dengan rasa gugup pun semakin menjadi-jadi, karna para pembina dan juga dosen masuk secara bersama sama.
Setelah itu mereka duduk ditempat yang sudah disediakan.
"Baiklah sebelum itu saya minta kalian untuk mengumpulkan skripsi yang sudah diminta sudah siap dan rapi" kata salah seorang asisten dosen.
Kami berlima memgumpulkan skripsi dengan satu tumpukan, Aku manaruh tumpukanku dipaling atas agar aku lah nama yang dipanggil pertama. Bukan karna sok, aku hanya ingin menetralkan rasa gugup yang besar ini. Hehe
"Baiklah saya akan memulai sidang pertama, Bagi yang namanya dipanggil silahkan maju dan duduk ditempat yang telah disediakan. Saya akan memanggil Mahasiswa yang bernama Chandra Windura" ucap salah seorang dosen itu yang bernama Pak Wisnu.
Setelah itu Giliran dosen satunya yang memberikan pertanyaan pada Mahasiswa yang sedang disidang tersebut.
Tak terasa namaku disebut setelah hampir Empat jam aku menunggu.
"Naina Wulandari" Ucap Pak Adi.
Aku pun segera menghampiri beberapa dosen tersebut.
"Sudah siap" Ucap asisten dosen.
"Sudah pak" aku melihat Pak Adi yang tengah sibuk mengoreksi skripsiku. 'Untung saat giliranku Pak Adi yang bertugas mengoreksi"
Aku pun diberikan banyak pertanyaan dan saat menjawab pun Pak Adi menatapku seolah jawabanku menganehkan.
Setelah berhasil menjawab beberapa pertanyaan, kini aku berpindah posisi duduk untuk berhadapan dengan Pak Adi yang akan menyampaikan beberapa kalimat tentang skripsiku.
"Baik, saya suka skripsi yang kamu buat, Rapi dan teliti" Ucapnya dengan muka datar.
"Terimakasih pak"
"Saya ingin menyampaikan satu pesan, Lain kali jika saat sidang jangan terlalu menampakan senyum, itu membuat saya tidak fokus mengoreksi skripsimu"
"Maksud bapak" tanyaku heran
Kulihat raut wajahnya, kelihatannya dia sedang berpikir keras dengan ucapannya.
"Ini kamu tunggu nilai akhirnya, Kamu layak kami wisudakan atau tidak"
Aku hanya mengangguk dan setelah itu aku diijinkan keluar ruangan itu. 'Akhirnya selesai juga' aku tidak percaya hampir Tiga setengah tahun aku menjadi Mahasiswa dengan tugas yang benar benar menumpuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
SpiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...