♡Part4♡

5.2K 175 3
                                    

"Lupakan yang akan melukai hatimu, tinggalkan dia yang membebanimu, cintai sesuatu yang hanya menjadi milikmu"

***

Farisa pov_

Seusai mengantarkan Naina kerumahnya, kami memutuskan untuk langsung kembali kerumah, didalam perjalanan menuju rumah tidak ada sepatah kata pun dari kami berdua, rasanya amat canggung. Akhirnya aku memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Mas, Hmmm Naina itu cantik ya" ucapku menatap lurus didalam mobil. Aku tau, Mas Adi sempat menoleh kearahku.

Naina memang cantik, manis dan baik. Bulu matanya lentik, bibirnya tipis, dagunya belah sedikit dengan hidung mancung dan alis hitam namun tipis. Kuyakini banyak pria yang mengagumi dirinya.

"Tapi kamu tetap yang paling cantik!" jawabnya yang membuat pipiku merah seperti tomat segar.

"Ishh Mas aku serius tau.. " aku hanya memanyunkan bibirku.

"Hehe Mas juga serius Ica" dia pun menarik satu lenganku dan menciumnya.

"Aku mau kamu bahagia mas.." 

"Aku sudah sangat bahagia dengan adanya kamu dihidupku ica.."

"Mas apa yang kamu pikirkan tentang Naina?"

"Dia sama seperti Mahasiswaku yang lainnya, baik, hm hanya itu" ucapnya yang terus fokus menyetir.

"Mas tau tidak, Naina ternyata adik kelas kita waktu dulu, aku tidak menyangka bahwa dia sudah mengenalku lebih dulu" Aku mengucapkannya dan tiba tiba Mas Adi mengerem mendadak yang membuatku terkejut.

"Adik kelas?" Mas Adi menatapku meminta penjelasan.

"Iya mas, Naina itu adik kelas kita, ternyata kita dulu pernah jadi kakak mentornya, ternyata dunia itu sempit ya"

Setelah mengucapkan itu mas adi hanya berohria, Sepertinya mas adi juga tidak mengenal Naina waktu itu.

"Mas kalau Naina jadi istri kedua kamu... Hm pasti aku bakalan punya teman main dirumah." ucapku tersenyum sambil membayangkannya.

Srekkk..

"Ish Mas Astagfirullahaladzim.. Kamu kok ngerem mendadak lagi," Aku mengelus dadaku seraya beriistighfar dalam hati.

"Kamu bisa gak sih gak usah bawa - bawa nama perempuan lain dalam rumah tangga kita.. " Mas Adi marah padam dengan perkataanku tadi, aku menunduk takut.

"Tapi aku mau punya anak mas, Aku gak bakal bisa hamil. Dan kamu tau itu mas"

Aku terisak saat memandang manik matanya.  "Aku juga mau mamah bahagia, lambat laun dia juga akan tau rahasia terbesarku.. Rahimku tidak berfungsi mas!"

Aku membuang wajah ke arah luar dan menangis sejadi jadinya. Aku berkata dengan nada yang sedikit tinggi, yang membuatnya menangkup wajahku cepat.

"Ica dengerin Mas ya, kita harus berusaha ica dan Allah pasti denger doa kita" Mas Adi beralih dan memegang tanganku kuat.

"Mas, Allah udah ngasih jawaban atas doa kita,  kalau Nainalah orang yang Allah kirimkan untuk kita" Aku menahan airmataku agar tidak jatuh kembali.

Ya HannanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang