♥Part13♥

4.4K 160 4
                                    

"Dulu aku suka bercerita, mengungkapkan semuanya lewat kata, kini telah sirna semua kurangkai dengan airmata"

Farisa pov_

Kejadian yang mengakibatkan kedua orang tua Naina meninggal membuatku senang, jahat memang. Tapi inilah cara satu satunya agar Naina mau menikah dengan Mas Adi.

Seminggu sudah kejadian itu berlalu, aku dan Mas Adi berniat kerumahnya, untuk meminta restu kedua saudara laki-lakinya.

"Assalamualaikum" ucapku bersamaan Mas Adi yang kini tengah berada didepan halaman rumah Naina.

"Waalaikumsalam" ucap seorang Asisten Rumah.

"Naina dan Kakaknya ada"

"Ada sebentar ya Mba saya panggilkan" dia pun berlalu.

Selang beberapa menit munculan Naina.

"Mba Farisa, Mas Adi" dia mencium tanganku dan menyatukan tangannya didada saat menatap Mas Adi.

"Mari masuk mba" ucapnya padaku.

"Naina, kakak-kakak kamu mana" ucap suamiku setelah kami duduk diruang tamu.

"Nah itu dia" kulihat arah pandangan Naina, ternyata benar kedua kakaknya yang kembar baru saja menuruni anak tangga dari lantai dua rumahnya.

"Wah kalian, senang bertemu dengan kalian berdua" ucap Hasan kakak tertua Naina.

"Iya Mas Aku dan Mas Adi mau bicara sesuatu sama kalian".

Naina dan salah satu kakaknya yang bernama Husain saling menatap satu sama lain.

"Maksud kalian?" kali ini Husain yang bertanya.

"Begini Mas, Saya ingin menjadikan Naina sebagai istri kedua saya. Saya dan Istri saya Farisa sudah mempertimbangkan secara matang tentang keinginan kami berdua" Kulihat Naina yang terkejut mendengar ini.

"Maaf, saya tidak mengijinkan Adik saya menjadi Istri keduamu" tanya Mas Husain geram.

"Lagipula kami baru saja mendapat musibah, kalian tau itu kan!!" timpal Mas Hasan.

"Saya mohon Mas Husain dan Mas Hasan mengijinkan Naina menjadi istri saya" ucap Mas Adi memohon, aku yang mendengarnya sangat sakit melihat suamiku mengemis agar Naina menjadi istri keduanya, Jika bukan karna seorang anak aku tidak sudi Mas Adi menikah lagi.

"Lebih baik kalian pergi dari sini" ucap Mas Hasan tegas. Kulihat Naina yang tidak membelaku dan Mas Adi hanya diam ditempat.

"Baik kami akan pergi, terimakasih atas waktunya, Assalamualaikum" ucapku yang langsung menarik lengan Mas Adi.

Kami berdua kini tengah dalam perjalan pulang. Aku hanya diam menahan sesak penghinaan yang kudapat hari ini.

"Aku bingung sama kamu Ica, kemarin kemarin kamu mau aku menikah dengan Naina" Suara serak Mas Adi menyadarkanku dari lamunan.

Aku hanya diam, mencari cara agar Naina mau menjadi istri kedua suamiku.

'Penghalang terbesarku kini hanya Mas Hasan dan Mas Husain' geramku dalam hati.

Ya HannanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang