♡Part26♡

3.9K 151 3
                                    

Seminggu sudah acara pernikahan Naina, Aku terpuruk dan hilang sudah semangat dihidupku. Belum saja dimulai cintaku padanya, semuanya sudah berakhir begitu saja.

Aku berniat menyibukan diri dengan menjadi dokter dan meninggalkan profesi mengajarku difakultas tersebut.

Hingga aku mempunyai peluang yaitu bekerja dirumah sakit terbesar dikota ini, Aku sempat terkejut mendengar pasien pertama yang akan kutangani, ternyata beliau adalah kak Hasan, Motivator saat dimasa aku duduk dibangku kuliah.

Lambat laun kondisi beliau semakin hari semakin membaik, dan dia pun sudah bisa berbicara seperti biasa. 

Aku senang melihatnya.

Flashback on_

"Alhamdulillah, Keadaan kak hasan sudah membaik" ucapku padanya, usiaku terpaut tiga tahun dengannya sebab itu aku memanggil dengan embel embel kak.

"Alhamdulillah terimakasih Van" dia tersenyum padaku.

"Ada yang ingin kak hasan makan, atau kak hasan mau buah nanti aku ambilkan"

"gak usah van, saya tidak ingin makan apa-apa"

"Baiklah, kalau ada apa apa nanti kabarin vano saja" "Oh ya Kak, Naina sore nanti akan menjenguk kemari" ucapku lagi.

"Iya Van aku sudah tau. Oh ya bolehkah kau berjanji untukku" ucapnya tegas.

Aku menghampirinya. "Berjanji untuk apa?" aku bingung dengan arah pembicaraannya saat ini.

"Tolong rahasiakan kesehatanku padanya, Bilang kalau aku ini memiliki sakit berat atau apalah yang jelas jangan beritahu dia dengan kondisiku yang sehat" aku terkejut mendengar ucapannya.

"Bagaimana dengan perasaan Naina, dia akan sangat sedih dan aku tak ingin berbohong padanya"

"Kamu gak usah khawatir, dia perempuan yang kuat, Adikku gadis yang hebat. Demi kebaikannya van" aku mengangguk setuju. Aku sempat berpikir dengan kalimat 'Demi kebaikannya' namun saat aku ingin bertanya dia lebih dulu memberiku pertanyaan yang aku sendiri bingung untuk menjawabnya.

"Apa kau mencintai Naina?"

"Kau sudah tau perasaanku, Aku bingung untuk menjawabnya, jujur aku merasa sakit melihat Naina menjadi istri kedua dari sahabatku sekaligus dia Aditya rekan kerjaku"

"Aku paham maksudmu, hm Apa kau ingin membantuku lagi?"

"Seorang muslim dengan sesama muslimnya itu sama seperti kedua bola mata, jika hati terluka maka dua duanya akan mengeluarkan air mata, Aku saudaramu dan akan membantumu kak"

Flashback Of_

Saat itu pula kak Hasan menceritakan semuanya, semua rencana yang dia buat denganku.

Aku menyetujuinya, dan mengikuti alur tanpa berkelok dari takdir sang pencipta.

"dok, dok udah sampai, dokter kenapa bengong" Aku tersentak dari lamunanku.

"Astagfirullah" aku memandang kak hasan yang kini memandangku.

"tidak apa apa, Hmm Aku permisi ya" Aku menyerahkan kursi roda kak hasan pada Naina. Setelah itu Naina terus menerus mengucapkan terimakasih padaku, aku hanya mengangguk.

Aku memperhatikan mereka dari kejauhan sampai Naina dan Kak hasan masuk kedalam rumah.

Setelah itu aku kembali pulang, karna sore nanti aku harus kembali ke profesiku. Ya menjadi seorang dokter.

Ya HannanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang