" Cinta? dibagian mana rasa sakit yang mampu diobati dengan sebuah kata yang tidak bermakna "
***
"Mas sepertinya kamu demam" Aku segera membantunya berbaring di king size milikku.
"Aku mencintaiiii... " Mas Adi tidak melanjutkan perkataannya dan langsung terpejam.
Tanpa pikir panjang aku mengambil air hangat dan handuk kecil untuk mengompresnya.
"Syafakallah Mas semoga kamu cepat sembuh ya".
Aku mencium keningnya dan ikut berbaring disampingnya. Aku merindukanmu Mas, sangat merindukanmu!.
Author pov_
Ditempat lain ada sosok yang sedang berjalan mengelilingi pekarangan belakang rumah besar ini, Yap Farisa.
Farisa tak henti hentinya mengamati semua benda yang ada disana, dia merasa bahwa sebelumnya pernah tinggal ditempat ini.
"Aku bosan disini!!" Farisa melangkah menuju ruang makan dan disana dia menemukan seorang yang tengah mencuci piring.
"Permisi" Salam Farisa ramah.
ART tersebut menoleh, dia terkejut dan hampir memecahkan piring yang ada dilengannya.
"Nyonya Ica, ada yang bisa saya bantu nyonya?"
"Kenapa bibi bisa kenal saya?, Setauku aku baru saja bertemu denganmu?"
"Ehh itu anuu, Nyonya lagi nyari siapa?"
"Hmm aku bosan disini, Aku mau pergi jalan jalan keluar."
Farisa sempat melihat kelantai dua tepatnya ruang tidur Naina.
"Kalau Teman dan Naian bangun, bibi bilang saja kalau aku kelilingan tempat ini.""Teman?" ART tersebut sempat berpikir, siapa yang dimaksud dengan sebutan teman oleh nyonya yang satu ini.
"Hm yasudah aku gak bakalan lama kok" Tanpa menunggu jawaban Bi Asih, Farisa langsung pergi begitu saja.
Farisa pov_
Aku senang bisa kenal dengan Kak Adi yang aku sebut teman, dia yang telah merawatku selama dirumah sakit, aku tidak ingat mengapa dan kenapa aku bisa berada disana.
Adi bilang bahwa aku sakit maka dari itu aku dirawat dirumah sakit.
Hari ini dia mengajakku kerumahnya, sesampainya disana dia memperkenalkanku dengan seorang wanita cantik, Namanya Naina.
Aku sangat familiar dengan wajah Naina, mungkin aku pernah bertemu dia sebelumnya. Atau karna dia istri dari temanku.
Aku sengaja mengelilingi rumah ini, lagi dan lagi sepertinya aku pernah ke tempat ini, N'tahlah semuanya terlihat samar samar bagiku.
Sampai rasa bosan itu tiba, aku memberanikan diri menuju ruang makan, ya aku tau itu tidak sopan. Karna notabenenya aku adalah tamu.
Aku bertanya pada seorang ART, dia berbicara sangat sopan, seolah olah aku adalah majikannya.
Saat aku bertanya, dia malah mencerna perkataanku barusan. Tanpa menunggu jawabannya aku memutuskan untuk pergi dari ruang itu.
Aku mengelilingi tempat ini, suasananya sejuk, tidak ada suara bising dari kendaraan. Aku melangkahkan kaki menuju kebun teh yang tidak jauh dari rumah Temanku (Adi) dan Naina.
'Mengapa aku tidak asing dengan tempat ini, Apa aku pernah tinggal disini'
Saat hendak menuruni kebun teh, tiba tiba ada seorang pria datang dan menutup mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
SpiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...