Setelah pernikahanku dengan Naina. Kami berniat untuk mengunjungi Kakak Naina yang masih dirawat dirumah sakit.
"Terimakasih Pak, sudah mengijinkanku untuk menemui Kakak" ucapnya masih kaku padaku.
"Iya sama-sama"
Kulihat Naina membersihkan dan mengelap badan kakaknya dengan Kain yang sedikit basah.
"Kakak cepat sembuh ya kak" ucapnya sambil mencium tangan kakaknya. Aku sedikit tersentuh melihat perlakuan Naina terhadap kakaknya.
"Naina, ayok pulang aku capek butuh istirahat" ucap Farisa yang membuatku melongo dengan kalimatnya barusan.
"Ica kamu kok begitu, biarkan dia.. Naina lagi rindu sama kakaknya" tegurku pada ica.
"Aku ke mobil duluan, Ngantuk" Farisa berlalu meninggalkan kami berdua. Aku tidak tahu mengapa belakangan ini dia terlihat aneh, dan kurasa dia bukan Farisa yang kukenal dulu.
"Yaudah Pak kita pulang" aku mengiyakan ucapannya, sebelum benar benar keluar aku sempat berpesan kepada perawat yang menjaga Kakak iparku.
"Sus, tolong jagain Pasien ini ya. Jangan buat kami kecewa" kataku tegas, Perawat itu langsung mengangguk tegas.
Aku dan Naina berjalan berdampingan, semua orang melihat kearah kami berdua.
"Aku boleh tanya sesuatu?" aku mulai mencairkan suasana.
"Tanya apa Pak?" tanyanya sambil terus melangkah.
"Jangan panggil saya dengan sebutan Pak lagi ya, Panggil saja Mas atau apa kek"
"hem baik pak, eh Mas eh Kak"
"Gak usah gugup gitu" kataku tenang.
"Oh ya tadi Mas Adi mau tanya apa?"
"Kenapa kamu mau menjadi istri keduaku?"
"Karna Mas Adi dan Mba Farisa sudah banyak membantuku"
"Semua orang pasti bakalan melakukan hal itu"
"Apakah kamu mencintaiku?"
"Aku tidak tau, aku hanya menyukai sikapmu yang dewasa, dan kecerdasan yang kau miliki"
"apakah semuanya karna terpaksa?" tanya yang membuatku diam seribu bahasa.
Tak terasa kami sampai diparkiran Rumah sakit.
"Ayok masuk sebentar lagi hujan" Kami berdua membuka pintu, aku duduk ditempat pengendara sedangkan Naina duduk dibelakang sendiri, karna Farisa duduk disebelahku.
"Kalian lama banget"
"Maaf ya Mba"
"Iya, yaudah Mas ayok pulang aku ngantuk"
Naina pov_
Aku senang bisa berkunjung kerumah sakit menemui Kakak disana, walau tidak lama setidaknya aku bisa tau kondisi kakak.
Aku baru pertama kali kerumah Mba Farisa dan Mas Adi yang kini menjadi suamiku juga, Entah senang ataupun sedih semuanya berlalu begitu cepat.
"Naina, kamar kamu disebelah kamarku ya, Ini kuncinya" ucap Mba Farisa.
"Makasih Mba"
"Oke" aku pun masuk kedalam kamar yang kini adalah milikku.
Saat masuk dalam kamar baruku, aku merasa amat nyaman walau baru saja aku masuk kedalam, suasananya membuatku tenang dengan warna cat coklat susu yang membuat kamarnya terlihat manis dipandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
EspiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...