"Kau..!!"
"Jika kau tidak ingin ada keributan ditempat ini, lebih baik tutup mulutmu!" peringat Hasan pada Farisa yang langsung diam ditempat.
~>
"Ini ruang kerja suamiku!" Farisa menghentikan langkah lelaki yang ada dihadapannya cepat."Cepat buka ruangan ini!" Hasan menghiraukan ucapannya.
"Tidak, aku tidak tau kode akses untuk masuk kedalamnya!" Farisa ingin meninggalkannya, namun nihil Hasan segera menariknya kembali.
"Kau lelaki kasar!" Bentaknya. "Jangan berani berani menyentuhku!" ucapnya dengan sedikit kasar.
"Iya aku kasar, tapi itu hanya padamu!" ucapnya enteng, Farisa ingin memaki maki lelaki yang ada dihadapannya ini.
"Aku ingin pulang!"
"Baik, tapi setelah urusan kita selesai! Jika kau tidak membukanya, maka kau akan tau akibatnya!"
Farisa tau betul arah pembicaraan lelaki yang ada dihadapannya ini, ia segera membuka kode akses untuk masuk kedalam ruangan kerja suaminya tersebut.
"Jangan macam macam dengan berkas berkas itu!" Farisa mengancam Hasan yang sedang mengacak acak berkas yang ada dilaci kantor suaminya.
"Sekarang tanda tangan disini!" Farisa menatap tajam pria tersebut.
"Kau benar benar licik!"
"Aku belajar darimu!" ucapnya tajam, "Sudah jangan banyak basa basi lagi, lebih baik kau segera tanda tangani berkas ini!" ucapnya lagi.
"Aku tidak akan menandatangani berkas ini sebelum tau maksud dan tujuanmu!" ucapnya seraya menatap tajam.
"Aku ingin Naina dan Adi bercerai, setelah mereka bercerai aku mau Adi bangkrut dan semua saham yang dia punya jadi milik Naina dan keponakanku yang baru saja kau culik!"
"Aku menculiknya?! Hey dia anakku!"
"Terserah, lakukan apa yang kuminta Nyonya Farisa!"
"Aku memang ingin mereka berdua berpisah, tapi aku tidak akan membiarkan perusahaan suamiku jadi milik Naina!"
"Baiklah jika itu maumu, aku akan.. " ucapnya seraya mengambil ponsel disakunya, Namun dengan cepat Farisa menandatangani dokumen tersebut.
"Bagus.." senyumnya mengembang, tanpa pikir panjang Hasan mengambil alih berkas itu dengan cepat.
"Satu hal yang aku minta darimu, Jangan sampai Mas Adi tau semua tentangku dari mulutmu! Biarkan ini menjadi rahasiaku saja!"
"HAHA berdoa saja pada tuhan!" Hasan meninggalkan Farisa yang menatap lurus kepergiannya.
'Aku akan menjauhkan Naina dari anak dan juga suamiku!'
Farisa segera mengecek ponselnya, terdapat banyak panggilan masuk dari suaminya.
"Assalamualaikum mas," ucap Farisa lemah.
"Kamu dimana ica?" ucap disebrang sana.
"Mas aku akan ceritakan semuanya dirumah sakit, kamu tunggu aku, aku segera kesana sekarang" ucapnya dan langsung memutuskan sambungan telepon seluler miliknya.
Farisa menuju rumah sakit dimana Naina dirawat.
Setelah sampai, Farisa meminta Adi untuk menemuinya di kantin rumah sakit.
"Ica kamu kenapa?" Adi langsung memposisikan diri untuk duduk menghadap istrinya.
"Mas, maaf.. " ucapnya lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
SpiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...