"Lihat saja, Aku tidak akan membiarkan Naina mendapatkan anakku dan juga merebut suamiku!"***
"Mba mau kemana?" ucap seorang suster setelah mendapati Naina yang berusaha agar bisa berdiri.
"Saya mau menemui anak saya sus," ucapnya kemudian. Tanpa pikir panjang suster tersebut membantu Naina untuk duduk dikursi roda.
"Saya akan mengantar anda ke ruang inkubator dimana bayi anda dirawat," ucapnya seraya tersenyum ramah.
"Terimakasih sus, saya tidak sabar untuk menemuinya." Naina tersenyum lebar, ia sudah tidak sabar untuk melihat wajah anaknya.
Setelah sampai diruangan tersebut, Naina panik karna tidak mendapati sang buah hati yang tidak ada dalam tabung inkubator.
"Sus, dimana anak saya sus? Dimana dia?" Naina mencoba berdiri, namun nihil tenaganya belum kembali seperti semula. "Asw," Naina menahan sakit dibagian perutnya.
"Naina kamu kenapa," ucap Adi yang tiba tiba datang, "Ada apa sus, kenapa dengannya?" Adi menatap suster tersebut.
"Maaf pak, tadi pasien ingin... "
"Aku gapapa mas," potongnya kemudian, Adi segera membantu Naina untuk kembali duduk dikursi roda.
"Mas, Anakku dirawat dimana?" Naina terlihat panik setelah menatap manik mata milik suaminya.
"Kamu ini bicara apa Naina, anakmu ada disin... " ucapannya terhenti saat dia tidak mendapati Bayi mungilnya.
"Sus anakku dimana? Kenapa kalian memindahkan anakku tanpa sepengetahuanku?!" Adi menaikan volume suaranya.
"Mas, suster ini baru saja kesini. Dia juga yang sudah mengantarku, mungkin ada suster lain yang sudah memindahkan anak kita mas," ucapnya membela suster tersebut.
"Maaf pak, ruang inkubator disini cuman ada beberapa saja, dan semuanya penuh, tidak mungkin pihak rumah sakit memindahkan bayi anda" ucap suster tersebut, "Mungkin saja ada keluarga anda yang membawanya pulang tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit," ucapnya kemudian.
"Mas anakku mas, aku merasa tidak tenang mas, aku takut hiks" Naina membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi pada bayinya.
"Sus itu tidak mungkin, bayi kami dalam kondisi yang kurang baik kan? Mana mungkin keluarga kami membawanya begitu saja tanpa ada ijin dari dokter" ucapnya tidak percaya.
"Mas, bisa saja ada yang ingin menculik anakku, apa jangan jangan Mba Farisa yang sudah membawanya pergi?"
"Itu tidak mungkin Naina, Farisa tidak akan setega itu untuk membawa anak kita dalam kondisi seperti ini.." Adi menghela nafas besar.
"Mas aku mohon, kembalikan anakku mas hiks." Ia segera menenangkan Naina yang menangis.
"Kita pasti menemukan anak kita, kau jangan khawatir," ucapnya seraya mencium kening Naina.
"Suster saya menginginkan semua informasi yang terekaman dalam cctv, saya juga ingin laporannya dengan segera." Adi membawa Naina keluar setelah mendapati anggukan suster tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
SpiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...