♡Part22♡

3.9K 147 2
                                    

"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."

~ Q.S Yaasiin ~

***

Aditya pov_

Sebenarnya aku ingin menemani Naina dan menjaga kak hasan, Namun Farisa mengajakku kembali pulang.

"Faa Kasian Naina sendirian, Mas mau temani dia"

"Hem Mas dia bisa sendiri" ucap Farisa.

"Kamu bukan Farisa yang dulu aku kenal, Farisa yang lembut dan murah hati" Aku mengatakannya tepat saat kami berhadap hadapan, memang menurutku belakangan ini sifat dan ucapannya berbeda dengan yang dulu.

"Maaf Mas" ucapnya sambil memelukku.

"Kamu kenapa icaa"

Dia menggeleng lemah, "Mas kamu benar, kamu harus bersama Naina sekarang. Dia butuh kamu Mas, Maaf tadi aku sempat egois dan berkata kasar pada Naina"

Aku melepas pelukannya.

"Yaudah ayok Mas temani kamu pulang, sekalian juga Mas mau ambil baju ganti untuk Naina"

Setelah mengantar Farisa pulang aku kembali kerumah sakit, aku membawa beberapa baju ganti Naina dan tak lupa membeli makan dan minum saat diperjalanan. Karna aku tau Naina belum makan dari tadi pagi.

Aku masuk kedalam ruang Kak Hasan, kuletakan makanan dan minuman yang sengaja kubawa, kulihat kak hasan sekilas. Wajahnya memang mirip dengan Naina.

Namun kemana Naina pergi, kulihat jam yang terpajang didinding ruang ini. Tepat pukul 15.40 WIB. 'Udah lewat waktu Ashar, lebih baik aku ke mushola rumah sakit'

Aku segera berwudhu, sebelum melaksanakan sholat Ashar, aku sempat melihat kearah belakang ternyata Naina sedang berdoa, Aku pun melaksanakan kewajibanku dan berniat untuk segera menghampiri Naina.

Setelah melaksanakan kewajibanku, Aku melihat sekeliling mushola ini, ternyata Naina sudah tidak ada ditempat saat pertama kali aku kemushola ini.

Aku berpikir mungkin dia langsung keruang dimana Kak Hasan dirawat.

Perkiraanku ternyata salah, Naina sedang asyik makan bersama dengan salah seorang dokter. Yap dokter vano, dokter yang sudah merawat Kak Hasan dan merupakan rekan sesama dosen saat dikampus.

Tanpa sengaja aku dan Naina saling bertemu pandang, Ntah apa yang aku rasakan, yang jelas aku tidak suka jika Naina mengobrol dengan dokter Vano, karna sejak awal aku sudah tau makna dari tatapan yang dokter vano berikan pada Naina itu berbeda.

Aku langsung berjalan menyusuri koridor rumah sakit, toh bukan salahku jika memperhatikan sudut sudut rumah sakit ini, kenyataannya Mushola ini memang dekat dengan kantin rumah sakit.

****

Author pov_

"Maaf dok, saya ingin keruangan kak hasan." ucap Naina berdiri dan langsung mengambil beberapa lembar uang.

Ya HannanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang