"Semuanya indah jika menyangkut kita berdua, tapi kau merusak keindahan itu dengan membawa tokoh yang lainnya"
***
Malam hari ini sedikit nampak redup, karna kamu saat ini sedang tidak bersamaku, cintaku padamu membuatku seolah olah aku ini gila.
Aku merelakanmu dengan wanita lain, karna itu pun tuntutan hidup kita untuk masa yang akan datang.
Tidak ada istri yang rela jika suaminya menjadi suami perempuan lain, terlebih lagi perempuan itu bisa memberikan segalanya.
Namun, kali ini aku akan ikhlas. Menuntut keajaiban yang sedang Tuhan siapkan untukku, untukmu dan untuk kita.
Sebatas pesan rindu, aku tidak akan pernah merelakanmu Mas dengan wanita manapun........
Farisa_
Farisa pov_
Hari ini aku pertama kali ditinggal seorang diri oleh suamiku, sungguh aku yang memintanya memang.
Aku mencoba untuk tidak menghubunginya, aku hanya ingin tau apakah saat bersama wanita lain dia akan berpaling dan meninggalkanku atau tidak.
Ternyata suamiku sangat mencintaiku, dia selalu menanyakan kabarku disini. Aku harus terlihat kuat walau tidak ada dihadapannya saat ini.
Bukan karna aku ragu, aku hanyalah wanita yang memiliki rasa cemburu yang tinggi. Walau itu termasuk salah satu istri lain dari suamiku. Tetap saja aku belum ikhlas menerima status jika aku dimadu.
Namun, sudah beberapa jam setelah kepergiannya dengan Naina, dia belum mengabariku. Sungguh aku mengkhawatirkannya.
"Assalamualaikum Mas" ucapku lewat sambungan telephon seluler.
"Waalaikumsalam, Maaf ya sayang Mas baru sempat mengabari kamu."
"Tidak apa apa Mas, kamu harus selalu Bahagia ya Mas disana"
"Aku selalu bahagia untukmu Ica, kamu baik baik aja kan disana?"
Aku langsung menutup sambungan telepon dengan sepihak, tidak ingin melanjutkan percakapan dengannya, Aku takut aku akan goyah dan menggagalkan semua rencana yang telah kubuat sendiri.
'Andai saja kamu tau Mas, Aku tidak ingin semua ini terjadi.'
Satu hal yang tidak suamiku ketahui, aku belum berubah, aku masih seperti dulu saat masa disekolah. Nakal, suka bermain di club tanpa sepengetahuan dirinya.
Walau setelah menikah itu semua tidak terlalu sering Aku lakukan, karna Mas Adi sendiri tidak pernah jauh dariku.
Aku berniat untuk ke club malam ini, melampiaskan semuanya dengan secangkir wine dan dentuman musik yang terdengar keras ditelingaku.
"Ica kok lu jarang banget sih maen kesini" ucap wina temen satu club dan teman semejaku saat dibangku sekolah.
"Iya, Suami gue kan kalem masa iya Istrinya nongkrong di club, kan gak lucu" ucapku sambil meminum wine.
"Gak habis pikir, kenapa lu masih bertahan dengan suami lu itu, gayanya kuno banget."
"Hehe tapi gue cinta mati sama dia"
"By the way, Suami lu itu tau gak kalau lu suka main ke club, ya walaupun udah jarang banget"
Aku berpikir sejenak. "Engga, dia gak pernah tau kalau gue itu suka main ketempat ini, dari dulu sampe saat ini pun dia selalu berpikir kalau gue ini perempuan baik-baik" kataku tersenyum dan membayangkan Mas Adi yang selalu memujiku.
"Kalem? Apanya yang kalem, rambut lu biarin terurai, baju selalu ketat. Hadeh suami lu buta kayanya."
"Haha dia gak buta, emang kalau disaat dekat dia, gua selalu pakai baju gamis, duh lu tau gak sih gue suka prustasi pake baju kaya begitu. Gerahhh"
"Gila lu, pinter ekting bangettttt.. Sumpah gak kepikiran gue sama ide nakal lu itu"
"Hem" kulirik jam yang ada ditanganku, "duh gue pulang dulu ya. Takut mamah balik kerumah"
Aku pun melajukan mobilku, aku benar benar bebas saat ini, dengan mengendarai mobil disaat malam hari dan pergi ke club malam, membuatku seperti dulu saat masih remaja.
'Coba aja ini semua bukan karna kamu mas, Aku gak akan mungkin menjadi malaikat saat didepanmu'
Aku telah sampai rumah dan langsung pergi ke kamar, kulirik jam yang ada dinakas sana tepat pukul 23.30 WIB.
Aku pun membersihkan badanku dari bau wine yang sangat menyengat, dan langsung menggunkan baju gamis kembali. Setiap ke club aku tidak pernah meminum alkohol dengan kadar yang tinggi, hanya secukupnya untuk menghilangkan rasa letihku saja, tidak untuk membuatku mabuk berat.
Tok.. Tok.. Tok..
"Assalamualaikum Icaa"
'duh siapa lagi, tengah malam dateng kerumah'
Aku pun turun kelantai bawah dan membuka pintu.
"Waalaikumsalam.. Mamaaah" aku tercengang melihat Mamah saat malam hari begini.
"Ica, kamu kok keramas tengah malam gini, kamu gak diomelin suami kamu" ucap mamah sambil melihat lihat kedalam.
"Masuk mah" tanpa berniat menjawab pertanyaannya. Aku langsung membawa beliau masuk kedalam, karna memang sudah tengah malam.
"Bentar mah aku buatin minum, Mamah duduk dulu ya"
"Hem" aku pun langsung membawa gelas berisi air dan cake sebagai pelengkapnya.
"Suami kamu mana Ica" ucapnya setelah aku ikut duduk disampingnya.
"Lagi bulan madu sama Naina mah" aku langsung mengambil remote Tv dan menonton acara ftv malam.
"Ih Mamah apaan sih, kan aku mau nonton" tiba tiba saja Remote diambil alih olehnya dan langsung mematikan layar televisi tersebut.
"Kamu tuh ya, bisa bisanya santai duduk manis begini. Kamu lupa kalau suami kamu lagi sama orang lain" cicit mamahku kesal.
"Itu Naina mah, Istri Mas Adi juga. Lagipula Mamah tengah malam gini kenapa kerumah, Kenapa ga besok aja Mah" ucapku menyelidik.
"Kamu tuh sama orang tua gak ada sopan santunnya sama sekali. Mamah tuh kesini mau mastiin kamu sama si Adi"
"Mastiin apaan?"
"Denger ya Mamah gak rela jika anak tunggal mamah ini diperbudak sama istri kedua dari suaminya sendiri."
"Haduh Mah, gak usah diraguin lagi batas kemampuanku" kali ini aku menyeringai menang.
"Maksud dari perkataanmu itu Apa?"
"Liat aja nanti, Pasti mamah bakalan bangga sama aku"
"Mamah sayang sama kamu" ucapnya yang langsung memelukku hangat.
"Aku juga sayang mamah, Mamah lihat ya sebentar lagi mamah bakalan punya cucu dariku"
"Mamah udah gak sabar sayang"
"Heummm Mah, aku ngantuk mau tidur. Mamah kalau mau nginep tidur dikamar atas ya"
Setelah mendapat anggukan dari beliau, Aku langsung menuju kekamar untuk beristirahat, kantukku sulit untuk aku kuasai sendiri.
Assalamualaikum semuanya. Alhamdulillah aku udah Update lagi. Maaf ya udah nunggu lama:)
Jangan lupa Vote dan Komentar ya:)")")
![](https://img.wattpad.com/cover/149215331-288-k486397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
EspiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...