Aditya pov...
Aku melihat Naina mengejar Farisa yang sedang berlari, kulihat Vano juga mengikuti kedua istriku.
"Mengapa kau mengejar kedua istriku? Apa masalah Naina dengan farisa?! Apa kau penyebabnya hah?!" Aku menghentikan langkah Vano.
"Lupakan itu, aku harus mengejar Naina!"
"Katakan sesuatu!!" Aku menarik kerah bajunya, aku tau dalang dibalik semua ini adalah Vano.
Vano melepaskan cengkramanku, dan dia mendorongku.
"Nainaaaaa.. " Aku mendengar teriakan Farisa dan langsung menoleh pada sumber suara tersebut.
"Naina... " Vano berlari menghampiri Naina yang bersimpuh darah.
Aku benar benar tidak mampu menopang kedua kakiku, aku terduduk dan melihat Naina yang tersenyum padaku.
"Naina" Aku membalas senyumannya, kulihat dia menutup matanya. "Nainaa.......!!!!" Aku berlari dan memeluknya. "Naina kumohon buka matamu, Buka matamu! NAINA!!!"
"Lepaskan Naina!!" Vano mengambil alih Naina lalu menggendongnya, dia membawa Naina menuju rumah sakit menggunakan roda empat milik pengemudi yang ikut membantu mereka.
Aku melihat kearah lain, "Farisa.. " Aku segera membawanya kerumah sakit.
Aku terus memikirkan Naina, tak henti hentinya aku berdoa untuk keselamatan kedua istriku.
Kumohon jangan tinggalkan aku..
***
"Suster tolong dia sus" Suster tersebut langsung membawa Naina menuju ruang IGD.
"Dok, selamatkan istri saya dok!" ucap Adi yang sudah mengantar Farisa kedalam IGD.
"Tidak dok, Perempuan yang ada didalam sana sedang berjuang untuk keselamatan anak yang ada dikandungannya!" Vano menekan kata anak tepat dihadapan Adi.
"Baik, saya akan menyuruh susuter lain untuk memanggil dokter lain untuk menangani kondisinya." Dokter Sarah tergesa gesa masuk kedalam ruangan Naina.
Adi dan Vano bersandar ditembok rumah sakit, mereka saling berhadapan, karena memang ruangan Farisa berhadapan langsung dengan ruangan Naina.
Vano melihat Adi yang meneteskan airmata hanya tersenyum kecut.
Tiba tiba saja Hasan menghampiri Adi dan langsung meninju lelaki tersebut dengan brutal.
"Ini semua adalah ulahmu!" Vano mencoba melerai keduanya, bukannya menghentikan tinjuan Hasan, Vano malah menjadi sasaran kemarahannya juga. "Jangan ikut campur Vano!" Hasan memberikan peringatan pada Vano dan melanjutkan pukulannya pada Adi.
"Kau selalu menyakiti perasaan adikku! Kau sudah menghancurkan kehidupan adikku!! Kau yang sudah membuatnya tersiksa,! Kau sudah membuatnya menangis!!" Hasan tak henti hentinya meninju rahang tegas Adi,"Kau tidak seharusnya menikahi Naina adikku, kau tidak pantas untuknya, kau hanya bisa memberikan luka untuknya!!" Adi sudah bercucuran darah dihidung dan bibirnya.
"COBA SAJA NAINA TIDAK MENCINTAIMU, aku mungkin sudah melukai dirimu sejak awal!" Adi tersenyum kecut.
Hasan berlutut setelah melihat Adi yang tidak melakukan perlawanan lagi. "Kau tidak pantas untuk dicintai seseorang!" Adi bersimpuh darah dan terbaring dilantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Hannan
EspiritualAku tidak pernah berharap untuk menjadi Istri kedua, apalagi istri dari seseorang yang kucinta dimasa lalu. Apakah takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang mencintaiku karnaNya? Apakah aku harus meninggalkannya untukNya? Aku hanyalah sebat...