_Saudaranya Renjun (?)_√

2.2K 258 4
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 16 • Saudaranya Renjun(?)
_____________________________________

Hari ini berjalan seperti biasa. Masuk tiga jam pelajaran terus istirahat pertama kemudian dua jam pelajaran lalu istirahat kedua selanjutnya pelajaran sampai bel pulang berdering nyaring di seluruh penjuru sekolah. Langsung saja para murid berhamburan setelah guru mapel selesai mengajar. Walaupun ada juga guru mapel jika materi belum selesai dibahas tetap dilanjut sampai sekolah sepi.

Be like.

Tersisa lima serangkai dan murid yang bertugas membersihkan kelas hari ini.

Siyeon dan Jeno ijin pulang lalu Haechan juga Jaemin. Meninggalkan Nakyung sendirian.

Lee Nakyung ke luar kelas. Berjalan gontai di sepanjang koridor sekolah. Hari ini ia tidak bisa pulang bersama Jaemin. Sebab kekasihnya itu mendadak harus latihan basket karena sebentar lagi akan diadakan pertandingan antar sekolah dan itu dilaksanakan di SM High School.

Nakyung mendengus. Padahal kekasihnya itu tidak ikut ekstra basket. Mengingat dirinya juga sudah berada ditingkat tiga. Harus lebih fokus untuk ujian nanti.

Ah, Nakyung tiba-tiba teringat sesuatu. Pernah ia dan Jaemin tak sengaja melewati lapangan basket outdoor dan bola tak sengaja terlempar ke arah keduanya. Dan Jaemin dengan sigap menangkap. Awalnya Jaemin hanya ingin mengembalikannya pada salah satu anggota tapi dirinya malah iseng melempar ke arah ring. Dan hasilnya tepat masuk ke dalam ring. Semua murid yang ada di sana bertepuk tangan takjub. Dan dari situlah Jaemin mulai diajak untuk gabung.

Yang mulanya iseng malah berubah jadi tertarik. Jaemin langsung saja menyetujui ajakkan itu. Skil nya bagus. Jaemin memang hebat. Bisa dibilang bakat terpendam.

"Jun balik bareng, ya."

Nakyung yang baru saja sampai di dekat pintu gerbang sekolah dan tak sengaja mendengar suara seseorang yang dia kenal. Ia menoleh ke sumber suara. Ah, benar kan. Itu Ningning yang sedang berbicara dengan Renjun. Tempatnya pun tak jauh dari tempat Nakyung berdiri sekarang.

Dalam hati Nakyung berdecak. Menatap dengan tatapan tak suka juga jijik. Meskipun Ningning itu teman lama Renjun, tapi tetap saja jika gadis china itu menggelayuti lengan Renjun agaknya terlalu, ah karena Nakyung saja tak pernah berbuat seperti itu pada sahabat lelakinya.

"Ya Jun, balik bareng ya ya ya." Kata Ningning lagi karena tak kunjung mendapatkan balasan. Nakyung tiba-tiba merasakan hawa panas di sekitarnya. Padahal ini bukan musim panas. Aneh.

Nakyung menggerutui dirinya sendiri. Sekarang dirinya bukan siapa siapa untuk Renjun. Bahkan teman sebangku. Duh. Sebenarnya ia kenapa sih?

Tanpa disadari Renjun yang berdiri tak jauh dari pandangan mata kini melirik Nakyung yang tak lagi memandangi keduanya. Nakyung sibuk menggerutui dirinya sendiri, huh.

Renjun menghela nafas pelan. Dirinya memang begitu sakit hati dengan kejadian tempo hari lalu dan sempat berencana untuk melakukan balas dendam dengan membuat Nakyung menyesal sudah mempermainnya. Tapi seriring waktu berjalan, pikiran dan hati Renjun mulai kontra. Rasa ragu juga mulai menyelimuti.

"Jun! Ngapain sih ngelihatin cewe yang udah ngeinjak-injak harga diri kamu di depan banyak orang!" Kata Ningning kesal sebab sedari tadi kalimatnya ternyata dianggap angin lalu. Kemudian Ningning mengikuti ke arah mana pandangan Renjun jatuh, yaitu Lee Nakyung. Tentu saja ia tak suka dengan itu. "Renjun!"

"Ning, kamu kan bisa pulang sama pak sopir, kasihan juga beliau udah jauh jauh jemput malah disuruh balik, bensin mahal tau."

"Ish, bilang aja ga mau nganterin pulang! Atau jangan jangan kamu mau nyamperin cewe itu, ayo ngaku!"

Cupu [Huang Renjun]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang