Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡.
.
.Bagian 32 • Pingsan
_______________________Nakyung memilih diam selama perjalanan ke rumah. Perasaannya terasa campur aduk. Tapi dia berusaha untuk menormalkan hatinya, takutnya jika ia terus terus memikirkan, bisa bisa menggangu ujiannya nanti.
Grek.
Polisi tidur yang warnanya memyatu dengan aspal berhasil membuat Nakyung sedikit terkejut, yang awalnya hanya memegangi jok belakang beralih memegang kemeja namja di depan yang sedang sibuk mengendarai motornya.
Senyum tipis terpapar di sudut bibir namja itu. Melihat sekilas wajah yeoja di jok belakang melalui spion kanan. Lucu saja melihat raut wajah terkejutnya. Membuat hatinya menghangat. Entah terakhir kapan ia bisa memboncengi yeoja di belakangnya. Rasanya rindu dengan masa dikala masih menjalin hubungan yang harmonis sebelum datangnya si Nakamura Hina.
Cit.
Mereka sudah tiba di rumah Nakyung. Tanpa basa basi Nakyung turun dari motor dan mengembalikkan helm pada pemiliknya.
"Habis lihat setan ya neng," kata namja yang sekarang memegangi helm yang tadi diberikan Nakyung.
"Ck, bukan urusan lo." Ketus Nakyung.
"Yaudah, jangan lupa mimpiin Na Jaemin yauw. Aku pulang dulu, byee." Kata Jaemin lalu menghidupkan motor. Melenggang pergi dari halaman rumah Nakyung.
"Cih, udah dapet yang baru kenapa harus ngalusin gua lagi sih." Monolognya Nakyung sebal sambil berjalan malas menuju kamar. Ia tak suka dengan tingkah Jaemin yang sok tampan itu. Bergaya bisa menggaet gadis sesukanya. Hah.
Yah meskipun memang tampan sih.
Tapi, huh.
Menyebalkan.
Jika saja Nakyung bisa memutar waktu, dirinya tak akan dengan senang hati menjadikan Jaemin sebagai pemilik hatinya yang pertama.
"Eh, anak eomma dah pulang. Gimana tadi kerkomnya?" Langkah Nakyung terhenti mendengar suara eomma nya dari belakang, raut wajah yang terlihat murung berusaha dibuat senetral mungkin. Supaya eomma nya tidak bertanya yang macam macam. Toh Nakyung memang sedang malas berbicara panjang lebar. Batinnya lelah juga fisik dan pikirannya.
"Ya eomma, lancar-selancarnya lah." Kata Nakyung dengan fake smile nya.
"Yaudah, nanti malem gak usah belajar dulu. Ikut eomma buat dinner di luar." Kata Nyonya Lee yang mampu membuat dahi Nakyung mengerut.
"Tumben?"
"Eomma mau reunian sama temen-temen, takutnya kamu di rumah sendiri sampe malem."
"Bukannya eomma ngajak aku supaya ada temen?" tanya Nakyung dengan salah satu alisnya tertarik ke atas. Seperti sifat dimana dirinya malas bertanya to the point itu menurun dari eomma nya. Gitu kok anaknya dimarahin, huft.
Beruntung Nakyung cantik anaknya Nyonya Lee.
"Eh, gak. Biar kamu gak sendirian aja di rumah kok." Nyonya Lee masih bisa saja mengelaknya. Hmz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu [Huang Renjun]✅
Teen Fiction[15+] [Follow me before read] Sebagai cewe yang berbaik hati dan tidak sombong, gua bakal jadiin si cupu temen. Gua selalu jadi temen yang baik buat dia. "Makasih ya kamu udah mau jadi temen aku" Renjun selalu mengulang kata-kata itu terus, sampai...