Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡.
.
.Bagian 8 • Ke Rumah Renjun
________________________________Nakyung bergegas masuk ke dalam kelas sebab saat dirinya baru saja tiba di koridor tiba-tiba bel masuk berdering.
Gadis bermarga lee itu hanya menatap papan tulis dengan tatapan hampa. Guru yang sedang mengetuk-ngetukkan spidol untuk menjelaskan dianggap angin lalu. Pikiran ingin tahunya sekarang lebih besar dari pada materi pembelajaran. Sampai bel istirahat dibunyikan, lamunannya langsung buyar. Setelah guru yang mengajar pamit dan ke luar kelas, gadis itu langsung pergi ke ruang guru. Tidak menghiraukan panggilan dari kekasihnya atau pun sahabatnya.
Tujuannya sekarang hanya satu, "Mencari tahu".
Tok...tok...tok.
Nakyung mengetuk pelan pintu yang tertera nama "Ruang Guru". Karena memang ketukan hanya sebagai ijin tanpa menunggu jawaban dari dalam, maka langsung saja Nakyung membuka pintu.
Mengedarkan pandangannya teliti guna mencari dimana letak meja wali kelasnya. Sebab sejak naik ke kelas dua belas, wali kelasnya berganti dan dirinya pun baru kali ini ingin bertemu secara pribadi.
Dan pandangannya jatuh pada salah satu meja yang berada di pojok kanan milik wali kelasnya.
Meja dengan name tag "Bu Sunmi".
Tanpa basa basi, ia langsung melangkah mendekat. "Permisi bu," kata Nakyung sambil membungkukkan badan sopan.
"Iya Nakyung, kenapa?" tanya Bu Sunmi pada anak muridnya itu.
"Boleh saya bertanya tentang sesuatu, bu?" tanya Nakyung. Bu Sunmi mengangguk. "Apa ada kabar tentang Renjun, bu?" Wali kelasnya itu berpikir sejenak.
"Ah, ibu baru ingat. Wali Renjun mengirimkan pesan kalau tidak masuk sekolah karena sakit. Tolong kamu bilang ke sekretaris, ya. Suratnya menyusul," kata Bu Sunmi ramah. Nakyung mengangguk paham.
"Saya boleh bertanya lagi, bu?"
"Tentu."
"Saya boleh tahu alamat rumah Renjun, bu?" tanya Nakyung teringat tujuan sesungguhnya ia datang ke ruang guru. Bu Sunmi mengangguk, beliau langsung mengotak-ngatik komputernya guna mencari biodata murid.
"Di Perumahan Itaewon nomor dua puluh," jelas Bu Sunmi.
"Terimakasih bu, saya permisi." Nakyung membungkukkan badan sopan lalu pergi ke luar dari ruang guru.
Nakyung mengeja alamat milik Renjun berulang-ulang sampai tak sadar dirinya sudah berada di depan pintu kelasnya. Langsung saja ia mendekat ke meja milik Wang Yiren selaku sekretaris kelas yang berada di meja kanan paling depan.
Wang Yiren sedang sibuk berkutat dengan ponselnya.
"Oi, Ren."
Yiren menoleh ke sumber suara. Meletakkan ponselnya.
"Eh, kenapa Kyung?"
"Gua tadi habis dari ruang guru nemuin Bu Sunmi, katanya si cupu gak masuk karena sakit." Nakyung menyampaikan amanat dari Bu Sunmi.
"Maksud kamu Renjun?"
Nakyung mengangguk.
"Oke." Yiren langsung mengambil daftar siswa dilokernya, mencari tabel yang berisikan nama lengkap temannya yang tidak masuk itu, Huang Renjun. Lalu mengisi huruf "S" besar ditabel milik Renjun atas absen hari ini.
"Udah aku tulis."
Nakyung berdehem.
Setelah menyampaikan pesan Bu Sunmi. Nakyung memutuskan untuk pergi ke kantin guna menyusul para sahabatnya yang lebih dulu pergi. Tanpa basa-basi pandangannya langsung jatuh pada salah satu sudut kantin yang biasa ditempati oleh para sahabatnya. Dan betul. Mereka terlihat asik bercakap-cakap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu [Huang Renjun]✅
Novela Juvenil[15+] [Follow me before read] Sebagai cewe yang berbaik hati dan tidak sombong, gua bakal jadiin si cupu temen. Gua selalu jadi temen yang baik buat dia. "Makasih ya kamu udah mau jadi temen aku" Renjun selalu mengulang kata-kata itu terus, sampai...