Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡.
.
.Bagian 29 • Rumit
_____________________Karena saking tergesa-gesanya, Nakyung yang baru saja keluar kamar berjalan menuju meja makan tak sengaja kakinya terantuk kaki kursi.
"Akh." Nakyung meringis sambil memegangi jemari kakinya.
Tak butuh waktu lama, langsung saja Nakyung menarik kursi lalu duduk dan mulai menyantap makanannya cepat.
"Makannya pelan-pelan dek." Ingat Nyonya Lee saat melihat anaknya yang makan sampai mulutnya menggembung besar. Takutnya kalau tersedak makanan nantinya.
"Ud..dah..te..lat..ehomma..," kata Nakyung dengan mulut masih penuh oleh makanan. Ia tak ingin terlambat ke sekolah sebab bangun kesiangan.
"Huk huk." Nakyung memegangi dadanya sambil tangannya berusaha meraih minum."Dibilangin juga apa." Nyonya Lee dengan senang hati memberikan segelas air putih ke Nakyung yang langsung meneguk habis minumannya.
"Udah ya eomma, aku berangkat." Nakyung berpamitan, tanpa mendengar balasan eomma nya langsung saja pergi ke luar setelah mengambil kunci motornya.
Nakyung tadi bangun sekitar jam enam lebih dua puluh lima menit. Dan sekarang sudah jam tujuh kurang lima. Beruntung jalanan bisa Nakyung taklukkan.
Namun keberuntungan tak lagi berpihak padanya.
Rip Nakyung.
"Pak bukain atuh, cecan masak dikunciin sih!" Seru Nakyung ke pak satpam yang baru saja selesai mengunci gerbang sekolah.
"Salah sendiri neng, bapak mah cuman nugas aja." Pak Satpam menjawab santai.
"Pak kan baru sekali ini saya telat, masa gak ada kelonggaran gitu," kata Nakyung sambil memasang wajah memelas.
"Ish gak ada, tuh ada yang nemenin," kata pak satpam sambil menunjuk ke arah lain dengan dagunya.
Nakyung menoleh. "Eh, ternyata si cupu," batinnya dengan ia kembali ke panggilan lama bung, karena dia terlalu kecewa dengan lelaki di sampingnya sekarang.
"Pak bukaiinn nanti saya kasih hadiha deh," pinta Nakyung lagi.
"Selamat pagi pak, saya lihat anda sibuk ya hari ini?" Pak Suho entah datang darimana langsung bertanya pada pak satpam.
"Iya nih pak, sudah ada dua murid yang telat."
Pak Suho mengangguk. Lalu menoleh ke dua murid yang terlambat.
"Ish, Pak Suho ngeri amat senyum senyum gitu," sahut Nakyung saat menyadari perubahan raut wajah Pak Suho saat melihatnya.
"Oh Nakyung anak XII Mipa 3, kan?" tanya Pak Suho.
"Nah itu tau pak, kok nanya?"
"Dasar kamu ya. Udah pak biar saya aja yang ngurus bocah satu ini." —Pak Suho.
"Tapi pak—"
"Sstt, udah sana." Potong Pak Suho cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu [Huang Renjun]✅
Подростковая литература[15+] [Follow me before read] Sebagai cewe yang berbaik hati dan tidak sombong, gua bakal jadiin si cupu temen. Gua selalu jadi temen yang baik buat dia. "Makasih ya kamu udah mau jadi temen aku" Renjun selalu mengulang kata-kata itu terus, sampai...