_Ambyar_√

1.4K 157 57
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 46 • Ambyar
_______________________

Karena satu kata kebohongan yang dilontarkan Nakyung saat di perpustakaan, membuat beberapa bulan ini menjadi perubahan dalam hidupnya, entah keberanian apa saat sesudah kebohongan itu dia meng-iyakan ajakan Rengun.

"So, wanna be mine?"

"Eum."

Sepotong memori terlintas di pikirannya, semudah itu kah menerimanya, jawabanya adalah tidak. Setelah Nakyung menerimanya, tidak ada pesan masuk dari Renjun. Ah sebenarnya Renjun pun juga tidak pernah mengirimkan pesan, pasti Nakyung lah yang memulai dulu. Tapi untuk sekarang, ia tak terlalu memusingkan tentang itu karena hatinya sudah terbagi oleh pria lain yang tak lain adalah Huang Rengun.

Awalnya terasa canggung untuk menjalin hubungan dengan saudara yang jelas dari kekasihnya yang jarang ada kabar, tapi dengan lelucon yang dilontarkan Rengun beberapa kali membuat Nakyung terbiasa, iya terbiasa mulai mengesampingkan Huang Renjun.

Toh, Nakyung juga mendapat kiriman dari orang yang tak ia kenal jika Renjun juga sudah main di belakang, entahlah itu benar atau tidak, yang penting sekarang dia bisa tenang tanpa gangguan dari seorang Na Jaemin karena ia sudah mempunyai Rengun yang siap melindunginya.

"Aww pipi gua sakit Ren," kesal Nakyung saat Rengun mencubit pipinya yang sedikit berisi, ya walaupun sudah menjalin hubungan selama beberapa bulan, masih tetap menggunakan elo-gua karena terasa lebih akrab. Karena tidak biasa juga memakai aku-kamu, sebenarnya pernah menggunakannya tapi malah jatuhnya aneh, rasanya geli.

"Makanya jangan ngelamun mulu," sindir Rengun yang membuat Nakyung mendengus malas, "Emangnya ngelamunin apa sih?"

"Ngelamun tentang Renjun yang bakal balik pas libur semesteran." Tidak, Nakyung tidak bicara langsung, dia hanya membatinnya saja. Bingung ingin mengatakan apa kalau ternyata masih memikirkan Renjun, yah karena hubungannya dengan Rengun itu atas dasar dari kebohongan seorang Lee Nakyung.

"Ah gak papa, enak aja ngelamun," bohong Nakyung, kalau dibilang selama menjalin hubungan dengan Rengun, topik yang berisi tentang Renjun, Nakyung 99% selalu menjawab bohong.

"Dih, mending mikirin aku aja hehe." Rengun mengedipkan mata kirinya membuat Nakyung merinding, malah jatuhnya seperti pedofil masa Ren:(.

"Eh udah jam lima." Rengun melihat jam di layar ponselnya, "Gua anter pulang yuk." Nakyung ikut saja.

"Kok ga pergi?" tanya Nakyung yang melihat Rengun masih setia duduk di jok motor tanpa ada niatan untuk mengendarai. Dia malah menunjuk pipinya menggunakan telunjuk, "Apa!?" Rengun langsung gelagapan dibentak, hampir saja jatuh, kan tidak elit cogan masa jatuh karena dibentak:(

"Dih ga peka." Rengun memayunkan bibirnya membuat Nakyung antara enek sama gemes sendiri masa:(

"Udah gih pulang, gua tahu kalo lo mau minta poppo 'kan?" Rengun mangut-mangut, "Nanti ga pulang dengan selamat lho," kata Rengun berusaha membujuk pacarnya.

Iya pacar bukan temen lagi:)

"Apa hubungannya bambank!" Rengun sudah memasang ekspresi ingin menangis, memperlihatkan puppy eyes yang alhasil malah terkena tabok dari Nakyung.

"Jijik Ren, udah ah sana pulang, gua cape." Dengan perasaan sedih Rengun menuruti perkataan Nakyung.

Cup.

Tapi yang namanya Rengun tidak akan menyerah begitu saja, dia yang malah mencium Nakyung. Tepat di bibir:)

Memang menjalin hubungan dengan Rengun itu sering sekali dibuat jantungan beda dengan Renjun yang kalem.

Cupu [Huang Renjun]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang