Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡.
.
.Bagian 11 • Keceplosan
___________________________Setelah mendatangi bagian memancing ikan-ikanan dari plastik, suasana canggung tiba tiba saja menyerang Nakyung begitu pula Renjun. Keduanya diam tak bersuara. Berlangsung beberapa menit kemudian karena Nakyung benci suasana awkward jadi ia mencoba mencari kalimat yang dapat mencairkan keadaan.
"Em, Jun?" Nakyung mengulum bibirnya.
"Ya?"
"Yang abangnya tadi bilang gak usah dipikirin ya," kata Nakyung yang membuat Renjun tiba tiba menghentikan langkahnya. Tapi dua detik kemudian dirinya membalas kalimat Nakyung dengan anggukan.
"Wah, Jun beli itu yuk!" seru Nakyung senang saat pandangannya tak sengaja menangkap bagian yang menjual berbagai macam warna kembang gula. Kedua mata cantiknya saja berbinar saking inginnya ia beli.
"Beneran mau beli?"
"Iya, mau banget, gua udah lama ga beli kembang gula." Nada bicara Nakyung berubah sedih. Ia memang jarang membeli makanan seperti itu sebab para sahabatnya itu lebih sering pergi ke restoran, timezone, dan masih banyak lagi yang pokoknya itu di dalam bangunan.
"Nanti kalo gigi kamu sakit gimana? Sakit gigi tu sakit banget lho, kalo kamu ga tahan bisa sampe nangis," jelas Renjun dengan nada polosnya.
Nakyung dalam hati mengumpat. Bagaimana bisa lelaki yang seumur di depannya itu bertingkah layaknya anak kecil yang masih polos? Aish, Nakyung jadi gemas sendiri. Lama lama ia bisa terkena diabetes.
"Duh Jun. Gua kan kaga makan setiap hari jadi ga bakal tuh sampe sakit kayak yang lo bilangin."
"E, eh." Renjun malu sendiri. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Yaudah yok. Beli aja gua traktir deh." Spontan Nakyung langsung menarik pergelangan tangan Renjun untuk mendekat ke bagian kembang gula. Renjun tentu saja terkejut dengan skinship yang dilakukan teman sebangkunya itu. Tapi sebelum Nakyung menyadari, segera Renjun menyembunyikan ekspresi nya.
"Bang beli yang warna merah muda!" pinta Nakyung.
Abang penjual mengangguk, memotong kembang gula berwarna merah muda lalu memberikan pada Nakyung.
"Jun lo mau beli yang mana?"
"Eh, aku gak usah."
"Kok gitu?"
"Aku ga terlalu suka yang manis manis."
"Owh, gua kira napa."
"Bang ini uangnya." Karna tak kunjung dibayar, Renjun memberikan uang kertas bewarna hijau.
"Eh, ga usah ih, nanti ngrepotin lo." Nakyung ingin menolak, tapi uangnya sudah terlanjur diambil abangnya.
"Terlanjur."
Nakyung berdehem.
"Ini dek kembaliannya." Abangnya memberikan tiga lembar uang kertas bewarna coklat.
"Ga usah bang, kembaliannya ambil aja." Renjun menolak sopan. Tak lupa senyum tulus menghiasi wajahnya.
"Terimakasih dek," kata abangnya senang. Kembali menyimpan uang kertas itu.
"Sama-sama bang," jawab Renjun.
Lalu keduanya berjalan menjauh dari bagian kembang gula.
"Lo beneran ikhlas ngasihin kembaliannya, Jun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu [Huang Renjun]✅
أدب المراهقين[15+] [Follow me before read] Sebagai cewe yang berbaik hati dan tidak sombong, gua bakal jadiin si cupu temen. Gua selalu jadi temen yang baik buat dia. "Makasih ya kamu udah mau jadi temen aku" Renjun selalu mengulang kata-kata itu terus, sampai...