_Fall_√

1.8K 173 47
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 41 • Fall
____________________

Ternyata oh ternyata, semua itu hanyalah kejutan yang membuat nyali menciut, Nakyung padahal sudah ketar-ketir, yang mengejek dia takut ternyata Bang Taeyong yang baru saja pulang dari Amrik bersamaan dengan Tuan Lee yang baru pulang dari kerjaan. Nyonya Lee juga ternyata pergi untuk menjemput di bandara. Meninggalkan Nakyung sendiri. Kasihan.

Jeno, Haechan, dan Siyeon juga dibalik ini semua, mereka ikutan. Nakyung tidak habis pikir, dia memaki semua temannya dan Bang Taeyong juga ikutan kena marah. Tuan dan Nyonya Lee hanya senyum cool melihat tingkah absurd para remaja muda. Mereka kan juga masih berbunga-bunga.

Dan sekarang mereka mengadakan pesta daging panggang di belakang rumah. Saling ngelempar candaan, tidak tahu saja kalau dari jauh ada yang melihat aktivitas mereka.

***

Besoknya Nakyung harus menyiapkan pendaftaran kuliah. Awalnya kan dia masih ragu, ingin juga ikut Bang Taeyong. Tapi baru ingat kalau dua bulan lagi akan diadakan wisuda, Nakyung tentunya tak mau kalau di Amrik sendirian. Yaudah, dirinya akhirnya memilih kuliah di Seoul saja.

Saat dia baru saja ke luar dari ruangan, ada tangan yang menarik tangan Nakyung paksa, dia ingin berteriak, tapi mulutnya sudah dibekap oleh tangan. Ini perasaannya sudah campur aduk, mana orang itu pakai topi dan masker. Nakyung dibawa di lorong sepi, jarang ada orang yang melewati. Karena jurusan perkuliahan di lorong itu jarang ada yang minat.

Di saat bungkaman kendor, Nakyung langsung saja melepaskan paksa. Dia sudah ancang-ancang ingin kabur, tapi langsung saja ada tangan yang melingkar di pinggang rampingnya.

"Plis gua ga tau siapa lo, hiks." Nakyung mulai mengeluarkan air mata, orang itu tidak bergeming. Malah menaruh kepalanya di ceruk leher Nakyung.

"Lepasin, hiks." Nakyung tetap mencoba memberontak, nihil pelukan itu malah semakin erat.

"Aku kangen." Bulu kuduk Nakyung langsung berdiri semua, suara itu dia kenal jelas.

"GUA UDAH PUNYA RENJUN, LEPASS!" Nakyung akhirnya memukul perut orang itu menggunakan sikunya. Otomatis pelukan mengendur, langsung saja lari sebelum orang itu menahan lagi.

Dia lari sambil melihat ke belakang buat memastikan orang itu tak mengejarnya.

Bruk!

"Aw." Nakyung menabrak seseorang, dia sedikit terpental. Memegangi jidatnya karena rasanya tadi menubruk tembok.

"Lo gakpapa?" Nakyung membuka mata, ternyata orang itu.

***

"Wah udah lama banget gak kelihatan," kata Nakyung sambil mengaduk minuman menggunakan sedotan. Orang yang duduk di depannya malah cengengesan.

"Cieee kangenn," goda orang itu. Nakyung tersedak minumannya, orang itu memberikan tisu, "Segitunya kangen sama gua." Nakyung melotot.

"Dih, pedean lo. Btw sebenerya lo lama banget gak nongol itu kemana aja?"

"Eumm maunya kemana hayo," tanya orang itu sambil menaik-turunkan alisnya.

Cupu [Huang Renjun]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang