_Kesel_√

2.8K 339 4
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.
(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 5 • Kesel
__________________

Dihari kedua menjalani tantangannya yang dibuat oleh sahabatnya. Nakyung merasa akan berjalan mudah. Renjun yang memang terlihat cupu ternyata tak sekaku orang cupu biasanya. Jika diajak bicara menyenangkan, Nakyung merasakannya. Meskipun Nakyung juga harus membiasakan diri karena Renjun menggunakan aku-kamu sedangkan dirinya gua-elo. Nakyung jadi merasa jika dirinya mempunyai hubungan lebih dari sekedar teman dengan Renjun. Tapi kalian tenang saja. Hati Lee Nakyung akan tetap menjadi milik Na Jaemin. Tentu saja, tak mungkin ia membuat penantiannya selama hampir tiga tahun sia-sia.

Em, tapi.

Akan kah Nakyung dapat mempertahankan hatinya?

Maksudnya bisa kah ia tetap mencitai Jaemin sedangkan dirinya dekat dengan Renjun yang notabene seorang pria?

Tidak ada pertemanan murni antara perempuan dan laki-laki.

"Sst, Jun nanti mau ke kantin bareng, gak?" tanya Nakyung disela-sela pelajaran matematika. Gurunya yaitu Bapak Kim Suho terhormat yang merupakan guru paling beruang di sekolahnya.

Jika Pak Suho mau, beliau tidak perlu menjadi seorang guru. Karena disekolah ia malah mengajar tak seperti guru biasanya. Beliau malah menyuruh para murid menghitung uangnya. Pamer memang.

Beliau ini tidak patut untuk dicontoh.

Semoga saja nilai matematika XII Mipa 3 tidak terjun jauh karena hanya disuruh menghitung uang.

"Gua bekep mulutnya tau rasa ye, hehe." Nakyung membantin karna saking kesalnya, tapi dilain sisi juga senang. Kapan lagi ia bisa memegang uang banyak seperti sekarang.

Dolar lagi.

Nakyung tertawa pelan.

Lalu ia kembali fokus ke Renjun yang diajak bicara.

"Gimana mau?" tanya Nakyung.

Renjun terlihat berfikir.

"Lama banget Jun mikirnya." Nakyung berkata dengan wajah mengantuk. Pura-pura menguap.

"Eh, maaf. Aku ga maksud-"

"Santai kali Jun. Gua canda juga. Gimana mau ga?"

"Ah, iya." Renjun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ke kantinnya sama kamu aja atau gimana?" Renjun balik bertanya.

"Gak, bareng squad gua juga." Nakyung menjawab.

"Em, memangnya mereka mau makan bareng aku?"

"Mau aja lah, kalau mereka ga mau pun bakal gua paksa. Dan juga kalau mereka ngapa-ngapain lo, siap aja lah gua jotos." Nakyung berkata sambil berlaga menjadi anak taekwondo. Renjun meneguk ludah, ia masih ingat betapa menakutkannya Nakyung kemarin saat marah.

"Kamu mau jotos temen kamu kalau ga mau? Kalau gitu mending aku ga usah ikut. Takutnya nanti kamu malah berantem sama temen-temen kamu. Aku tambah ga enak."

"Gak bakal Jun. Gua cuman canda itu, yakali jotos-jotosan sama temen sendiri, tapi kayaknya seru juga." Renjun menatap ngeri melihat perubahan wajah Nakyung.

"Seru dari mananya? Hubungan kamu malah renggang nantinya."

"Dari mana aja boleh. Lo mau ya pergi ke kantin bareng gua." Bujuk Nakyung dengan memasang wajah memelas, berharap Renjun menyutujui.

"Aku bawa bekal."

"Ha? Kenapa ga bilang dari tadi bambank!!" Batin Nakyung kesal. Kalau Renjun mengatakannya dari awal kan, dirinya tak perlu memelas.

Cupu [Huang Renjun]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang